Ia tidak bisa merasakan kehidupan layaknya manusia normal lainnya. Selalu terkurung di dalam kamar yang terbilang luas ini. Yang segala kebutuhannya sudah tersedia di dalam kamar. Makanan dan munuman yang sengaja di siapkan di meja kamarnya untuk mengisi perutnya ketika lapar di siang hingga sore hari.
Kamar ini sama halnya seperti kamar loteng biasanya. Namun anehnya, terdapat kain hitam di setiap jendelanya. Sehingga tidak ada celah bagi cahaya sedikitpun yang bisa menembusnya.
Udara bersamaan dengan cahaya masuk melewati lubang-lubang kecil pintu kamar untuk mengisi udara yang terbilang pengap itu. Yang berasal dari tengah rumah dengan jendela sengaja di buka.
Lampu yang menjadi penerang kamar bahkan hanya ia hidupkan sebentar jika ingin beranjak melakukan aktivitas di rungan tersebut. Setelah itu, kegelapan kembali menyelimuti kamar loteng itu. Sungguh kehidupan yang sulit di lalui bagi manusia normal biasanya.
Ini lah kehidupannya. Karena ia tidak seperti manusia normal bisanya, ia adalah si penderita Xeroderma Pigmentosum(XP). Penyakit yang tidak bisa terkena cahaya matahari sedikitpun. Penyakit yang belum ada obatnya sampai saat ini. Jika sedikit saja cahaya mengenai kulitnya, maka ia akan merasakan sakit yang luar biasa sakitnya dan akan meninggalkan bekas luka bakar yang tidak akan pernah hilang.
Kehidupan ini telah ia jalani sejak lahir, saat ia masih bersama kedua orangtua kandungnya selama 11 tahun. Bahkan seteleh peninggalan orangtuanya kehidupan sulitnya masih ia rasakan.
Saat orangtuanya meninggal, dengan umur yang masih 11 tahun, ia tinggal di panti asuhan dan berkurung diri selama setahun. Hingga akhirnya di adopsi oleh ibu angkatnya saat ini-Jovita Faranisa. Namun sebelum mengangkat Eunwoo sebagai anak yang sah, Jovita sudah memberitahu Eunwoo dari awal tentang jati diri Jovita yang seorang vampire. Namun Eunwoo saat itu masih berumur 12 tahun masih belum mengerti tentang Vampire sehingga dengan mudahnya menyetujui hak asuhnya, terlebih ia juga sudah merasa lelah di panti asuhan itu, semua orang tidak ada yang ingin berteman dengannya karena penyakit yang ia derita seperti vampir.
Beruntungnya, meskipun Jovita seorang Vampire, Jovita sangat menyayanginya sepenuh hati. Hingga saat ia mengerti jati diri Jovita sesungguhnya, ia tetap tidak ingin pergi meninggalkan Jovita. Karena rasa sayangnya jauh lebih besar dari pada rasa takutnya.
Namun tinggal bersama jovita tidaklah mudah, di mana ia harus menyembunyikan jati dirinya dari keluaraga Jovita. Terlebih ia harus berpura-pura sebagai bagian dari bangsa Vampir yang untungnya kehidupannya tak jauh berbeda dengan Vampire, tak bisa terkena cahaya matahari dan beraktifitas di malam hari.
Tak terlepas dari itu, ia harus menjaga dirinya dari segala yang bisa melukainya. Karena manusia tetaplah manusia, jika terluka ia akan mengeluarkan darah merah,ย yang berbeda dengan darah Vampire yang berwarna hitam.
Vampir tidak bisa memprediksi jika ia seorang manusia atau seorang vampir selama ia tidak terluka dan mengeluarkan bau darah.
Setiap ayah Jovita berkunjung, untungnya tidak pernah terjadi hal mencurigakan seperti terluka atau menyuruhnya meminum darah. Jovita sangat berhati-hati membantu Eunwoo menyembunyikan identitasnya.
Kini kehidupannya yang rumit semakin rumit, setelah ia bersekolah di SMA Moon Light, sekolah Vampir. Dan lagi-lagi ia harus menjalani kehidupannya yang palsu dan menyembunyikan identitasnya di sekolah tersebut.
***
Bulan dengan sinarnya kini kembali menengangi kamar itu. Di sahut dengan angin malam yang bertiup kencang dan membuat tirai hitam di jendelanya bergerak-gerak riuh. Matanya terpejam, terlihat senyuman kecil di bibir nya saat ia mulai merasakan udara yang melewatinya. Inilah yang selalu ia nantikan, menghirup udara segar.
"Andaikan dunia berpihak padaku, mungkin hidupku akan lebih mudah." gumam Eunwoo pelan setelah membuka matanya perlahan sambil melihat orang berlalu-lalang dari jendela.
"Eunwoo, segeralah mandi. Kau harus bersiap sekolah. Jangan sampai terlambat, ini hari pertamamu, Bukan?" teriakan dari tangga dekat pintu kamarnya. Yang tak lain adalah ibu angkatnya, Jovita Faranisa.
Eunwoo seketika tersadar dari lamunannya dan membalikkan pandangannya, "Baiklah. Aku akan segera turun." jawabnya kini dan mulai bersiap.