Adegan 2 dimulai dengan musik yang sederhana dan terdengar seperti lagu rakyat. Tri banyak membantu dalam musik sesudah perannya sebagai Theseus selesai, menggantikan Iko yang harus keluar bermain sebagai Snout. Latar yang tadi berisi kursi-kursi ditambahi dengan papan bertuliskan SALOON.
Kostum yang dipakai keenam orang desa itu rata-rata overall (baju terusan celana) dan kemeja flannel. Mereka adalah 6 orang desa yang ingin mengikuti lomba pertunjukan pada hari pernikahan Walikota Theseus. Bila mereka berhasil tampil akan mendapatkan hadiah. Profesi asli mereka bermacam-macam, ada penjahit, tukang cukur, penjual kuda, pelayan saloon (bar), dll.
Quince (Bakti) adalah sutradara drama kecil itu. Ia mengumpulkan mereka di saloon (bar) untuk mendiskusikan drama yang akan mereka pentaskan. Bottom si tukang cukur, yang dimainkan oleh Neill, adalah laki-laki perlente yang selalu bertindak seolah-olah paling tahu dan paling bisa.
"Oh, good master quince, why don't you just call the actors' name according to the scroll and tell them what part they'd be playing in?" ia mengatur Quince dengan segera. "Masters, spread yourselves...!"
Quince membacakan isi dari drama yang akan dipentaskan dan menentukan pemain-pemainnya. "Our play is the most lamentable comedy and cruel death of Pyramus and Thisby. Nick Bottom the barber!"
"Yes?'
"You, Nick Bottom, are set down for Pyramus."
"What is Pyramus? A lover or a tyrant?"
"A lover, that kills himself most gallant for love." sahut Quince. Bottom tampak kurang puas.
"That will ask some tears in the true performing of it," katanya dengan sok. "I can make people cry...I will move storms... I can play Hercules rarely..like this..." ia maju ke tengah, membusungkan dada dan membacakan dengan penuh perasaan dialog yang pernah didengarnya dari sebuah drama.
"The raging rocks
And shivering shocks
Shall break the locks
Of prison gates
And phibbus' car
Shall shine from far
And make and mar
The foolish fates:"
Ia membungkuk dengan anggun dan mempersilakan Quince melanjutkan pembicaraannya.
"Francis Flute, the waiter!"
"Here, Peter Quince..." Flute (Reza) maju cepat-cepat.
"Flute, you must take Thisby on you."
"What is Thisby?" tanya Flute dengan semangat. "A wandering knight?"
"It is the lady that Pyramus love," kata Quince dengan sabar. Flute sangat kaget mendengarnya.
"Oh, no...please...don't let me play a woman, I have a beard coming!" ia mengelus dagunya dengan sayang. Bottom segera menyeruak dengan gembira.
"Let me play Thisby too... I'll speak in a monstrous little voice : Thisne! Thisne! (lalu mengecilkan suaranya seperti banci) Ah, Pyramus my love... I'm Thisby your darling...!"
(Penonton tertawa melihat tingkah Neill yang berhasil memainkan Bottom dengan baik) Susah payah Quince mengatur agar Bottom tidak selalu mengacau. Saat ia menunjuk Snug sebagai singa, Bottom tiba-tiba mengajukan diri lagi.
"Let me play the lion too. I will roar that I will scare anyone who hears me, I will roar that I will make the Duke say "Let him roar again! Let him roar again...!'" lalu ia meraung sekeras mungkin.
Quince menolak karena raungan Bottom dapat menakuti para lady yang akan menonton, mereka bisa dihukum gantung karenanya. Setelah selesai membagi peran dan naskah masing-masing, Quince membubarkan mereka dan meminta mereka datang ke hutan untuk berlatih agar penduduk desa tak bisa mengintip persiapan mereka.
Katerina yang menunggu di samping panggung menyambut mereka dengan antusias. "Kalian bermain bagus sekali... Hebat..!!"
Di bagian musik, Iko, Sara, Tri, Hery dan Susan menutup adegan kepergian keenam craftsmen itu dengan hentakan musik ceria. Lalu Hery memainkan harmonikanya dalam nada-nada yang cepat dan Tri meningkahinya dengan gebukan drum yang kuat. Musik kemudian bermain dalam melody Indian yang kental.
Katerina melongok ke arah panggung dan segera mendorong Puck (Nikita) yang berdiri gemetaran agar segera masuk panggung. Di ujung sebelah sana Johan telah menutupi kursi-kursi dengan kain hijau membuat suasana berubah menjadi hutan. Adegan berganti ke perkampungan negeri gaib Indian.
Di ujung panggung, Tania, yang sudah dipermak menjadi seorang gadis Indian berkepang dua dan bulu ayam di kepala, masuk ke atas panggung dan duduk mengipas-ngipas. Puck (Nikita) kemudian melompat masuk dan menari mengelilinginya seperti Indian yang sedang menarikan tari hujan.
"How now spirit, where have you been?"
"Over hill, over dale...thorough bush, thorough brier...
Over park, over pale...thorough flood, thorough fire...
I do wander everywhere, swifter than the moon's sphere..."
Puck (Nikita) tersenyum nakal dan menggeleng-geleng. "You work for Queen Titania, don't you know the latest news? She and Chief Oberon have a fight about a human boy. She wants to keep the boy for herself, but the Chief wants him to be his servant. So they decided to part."
"Either I mistake your shape and making quite... I think you are that shrewd and knavish sprite called Robin Goodfellow..." Peri muda itu memastikan Puck adalah peri nakal, yang walaupun suka menjahili orang-orang desa, juga sering menolong orang-orang yang disukainya. Nikita mengangguk bangga.
Katerina menyuruh Titania (Nita) dan para Indian perempuan masuk dari sisi sebelah sini sementara di ujung sana Oberon (Hendry) dan para anak buahnya masuk. Mereka bertemu di tengah panggung, dengan tampang sama-sama muak. Puck (Nikita) segera bergabung dengan rombongan Oberon (Hendry) sementara peri pertama datang kepada Titania (Nita).
Raja dan Ratu peri Indian itu saling menyindir dan bertengkar di panggung. Titania dan anak buahnya lalu pergi meninggalkan Oberon (Hendry) yang kesal. Oberon (Hendry) memanggil Puck (Nikita) dan menyuruhnya mengambil bunga ajaib yang terkena panah Cupid. Bila sari bunga itu diteteskan ke mata Titania saat ia tertidur, ia akan segera jatuh cinta pada makhluk pertama yang dilihatnya.
Puck (Nikita) membungkuk dan segera melesat. Di ujung sana Demetrius (Denny) masuk diikuti Helena (Desty), keduanya mengejar Lysander (Andy) dan Hermia (Dian) yang kabur ke hutan. Demetrius (Denny) memarahi Helena (Desty) yang terus menerus mengikutinya, Helena (Desty) sampai menangis karena diperlakukan kasar.
Katerina geleng-geleng melihat melihat bagusnya Desty berakting, membuat ia benar-benar simpati pada Helena yang begitu teguh mencintai Demetrius (Denny) walaupun diperlakukan tidak baik. Rupanya hal itu pun menimbulkan iba Oberon (Hendry). Ia berencana hendak memerintahkan Puck (Nikita) untuk menetesi sari bunga itu pada Demetrius (Denny).
"Miss...where's Neill?" tanya Nikita sebelum kembali ke panggung, Demetrius (Denny) dan Helena (Desty) sudah keluar.
"Well...he's..." Katerina melihat berkeliling tapi tidak menemukan Neill di mana pun. Gawat. Sebentar lagi gilirannya tampil. Nikita sudah kembali ke panggung.
Oberon (Hendry) memerintahkan Puck (Nikita) mencari seorang pria yang jahat pada gadis yang bersamanya, dan meneteskan cairan ajaib sementara ia sendiri mencari Titania. Titania (Nita) yang cantik masuk kembali diiringi beberapa pelayannya. Ia berbaring di sudut panggung sementara mereka bergantian menyanyikan lagu menjelang tidur dan bergerak lincah dengan bulu-bulu burung ke berbagai sudut untuk mengusir binatang buas.
Oberon masuk dan memercikkan bunga itu ke mata Titania yang sedang tertidur setelah para pelayannya pergi. Ia lalu keluar panggung.
Dari sebelah Katerina, Lysander (Andy) dan Hermia (Dian) masuk lalu beristirahat di tengah panggung, tidak menyadari kehadiran Titania. Keduanya lelah sekali setelah berjalan jauh dan memutuskan untuk tidur. Puck (Nikita) masuk, ia mengira Lysander adalah laki-laki yang dimaksudkan Oberon dan menetesi matanya dengan cairan bunga Cupid lalu melompat keluar panggung.
"Itu bagus sekali, Nicky..." puji Katerina.
"Mam...where's Neill?" tanya Nikita lagi. Katerina juga tidak melihat Neill sejak masuk panggung dan ia menjadi khawatir.
"Hendry, lihat Neill, tidak?"
Hendry menggeleng, "Nanti saya tanyakan sama anak-anak..."
"Tanyakan sekarang, sesudah ini adegan para craftsmen..."
Hendry mengangguk dan segera berkeliling mencari Neill.