Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 45 - Kerinduan yang tak Seharusnya ( Bab 45 )

Chapter 45 - Kerinduan yang tak Seharusnya ( Bab 45 )

Dan semenjak sadar, Breemhar tidak menemui Jonathan sama sekali. Breemhar hanya menitipkan surat kepada Sekertaris pribadi nya untuk di berikan kepada Jonathan.

" Young Master Joe, This letter from Master Breemhar. Liam menyerahkan surat ke tangan Jonathan.

" Dear. Joe.

Pangeran kecil ku, mungkin saat ini kau bukan lagi pangeran kecil yang akan bersembunyi di belakang ku saat melihat sesuatu yang kau takuti. Kau bukan lagi Pangeran kecil yang selalu harus aku lindungi. Sekarang kau sudah besar dan kemarin kau mengirimkan surat yang isinya beberapa keluhan mu terhadap ku. Disana aku sadar bahwa Pangeran kecilku bukan sedang membenci ku, tapi ia sedang menyadarkan ku bahwa aku hanya terlalu takut kehilangan Pangeran kecilku. Aku bertingkah posesif dan tak menyadari keinginan mu. Dan jika kau berkata bahwa aku melupakan Mama mu, kau salah besar. Tidak ada wanita mana pun yang bisa menggantikan posisi mama mu di dalam hatiku. Terlebih lagi ada kau di tengah tengah cinta kami, aku tidak akan bisa lupa Joe. Dia wanita terindah dengan cinta paling hebat yang aku punya. Joe kau boleh kembali ke Indonesia tapi dengan syarat buktikan kepada ku dan Mama mu di surga kau mampu membuat kami bangga. Tunjukan nilai terbaik mu dan buktikan bahwa kau bisa kembali menjadi pangeran impian kami dulu. Jika tidak maka aku akan menarik mu kembali ke sangkar yang aku buat.

Tulis Mr. Breemhar dan saat itu Joe meremas surat tersebut dan melempar nya degan asal. Joe masih belum bisa menerima Papa nya dan terlebih lagi Joe masih sangat membenci wanita yang saat ini berada di sisi papanya.

Dan semenjak hari itu Jonathan menghalangi Clara untuk menemui nya bahkan saat Jonathan meninggalkan Australia. Joe masih tidak ingin menemui wanita Posesif itu.

***************************

Di restoran.

Shella sedang dinner romantis bersama Franklin. Dengan balutan gaun berwarna kuning kelabu. Shella sedari tadi hanya diam dan seolah tidak menikmati malam yang indah bersama Franklin. Semakin hari hatinya semakin merasakan keterpaksaan selama menjalani hubungan bersama Franklin.

" Shella...! Are you oke ? Tanya Franklin menggenggam erat tangan Shella.

" Ehmmm... Oh ya... Aku cuma sedikit lelah. Kata Shella memasang senyum terpaksa.

Namun dalam hati Shella berkata " Tidak Franklin, aku tidak baik baik saja. Raga ku merindukannya dan hati ku memintanya. Pria yang tidak bisa aku gantikan dengan mu di dalam hati dan pikiran ku. Jonathan !!!

Andai saat itu Shella bisa mengatakan nya secara langsung, mungkin semua pertanyaan Franklin akan terjawab dan hati Shella yang di timpa beribu keraguan bisa kembali tenang. Namun lagi-lagi semuanya hanya bisa tersimpan menjadi beban yang entah sampai kapan bisa berkurang.

" Apa kita pulang saja ? Tanya Franklin dengan wajah gusar.

" Tapi Filmnya ... ?

" Jangan hiraukan itu, kesehatan mu adalah hal yang lebih penting untuk saat ini. Kadang aku terlalu cemas melihat mu bekerja keras bahkan beberapa hari yang lalu sampai tertidur di kantor. Kata Franklin.

Ya Shella memang terlalu sibuk beberapa hari yang lalu. Kesibukan yang ia ciptakan untuk sejenak mengenyampingkan pikirannya yang hanya terfokus kepada Jonathan. Namun walau sudah berusaha untuk mengalihkan pikirannya lagi-lagi bayangan pria itu selalu datang di setiap celah waktu yang ada.

Pernahkah kalian merasakan rindu sekaligus penyesalan. Dimana Rindu saja sudah mempora porandakan hati di tambah Penyesalan, hati bertambah parah.

Akhirnya setelah melihat kondisi Shella, Franklin memutuskan untuk membawa Sheila kembali membatalkan kencan mereka. Franklin adalah contoh pria yang baik dan mengerti wanita andai saja Shella bertemu dengan Franklin sejak awal mungkin semua cinta Shella hanya akan jatuh kepada Franklin bukan Jonathan.

Di dalam mobil Shella hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun matanya menatap kosong ke arah jalan raya. Mata yang biasanya menunjukkan kehangatan berubah dingin dan sangat kosong tanpa harapan. Franklin menyadari perubahan Shella semenjak kepergian Jonathan, namun hanya saja Franklin tidak mau terlalu membahas Jonathan di depan Shella untuk membantu Sheila melupakan Jonathan. Namum sepertinya kali ini Franklin sudah tidak bisa menahan nya lagi.

"Apa kau masih memikirkannya ? Suara Franklin memecah keheningan.

Shella perlahan mulai menoleh ke arah Franklin sembari menatap Franklin bingung.

" Kalau Iya, sebaiknya lupakan !!! Kita akan menikah, bisakah kau setidaknya sedikit saja melupakan nya ? Aku disini bersama mu, dan sudah 4 tahun kita saling mengenal. Kau mengenalnya hanya 2 tahun tapi kenapa kau masih tidak bisa mencintai ku dan melupakan nya ?

" Ini bukan soal seberapa lama aku mengenal seseorang, tapi soal bagaimana perasaan ku pernah merasa sangat nyaman. Batin Shella.

Shella menyentuh tangan Franklin " Gak kok, Itu hanya perasaan mu saja. Kata Shella.

"Tak peduli seberapa kamu berusaha menyembunyikan nya La, semuanya masih tetap akan terlihat jelas di mata mu. Sampai kapan aku harus mengetuk pintu hatimu La. Jika kau sedikit pun tidak mau membukakan nya untuk ku. Batin Franklin.

Apakah akan lebih baik seperti ini saling memendam perasaan dan berpura-pura saling mencintai. Pura-pura tertawa, pura pura bahagia. Begitu kah kita seharusnya.

Franklin mencium tangan Shella dan kembali menatap lurus ke jalanan. Tak ada yang bisa Franklin lakukan saat ini karena hatinya pun sudah terjebak di kedalaman rasa cinta terhadap Shella. Cinta itu semakin membuatnya tak mampu merelakan Shella meskipun harus.

Sesampainya di depan kediaman Shella, Franklin langsung berlari dan segera membukakan pintu untuk Shella.

" Kamu sudah mendapatkan pengganti bik Nani ?

Shella menggeleng sembari memanyunkan bibirnya.

" Belum... Ada dua orang yang sudah melamar tapi aku merasa tidak cocok. Karena mereka tidak seperti Bik Nani. Lagian aku sudah mulai berfikir bahwa aku tidak akan mencari pengganti Bik Nani. Seperti nya untuk saat ini aku pun masih bisa mengerjakan semuanya sendiri. Kata Shella.

" Hemmm Ya tapi aku tidak mau jika kau terlalu Lelah. Kau sudah cukup banyak bekerja seharian di kantor bagaimana mungkin kau masih harus mengerjakan pekerjaan rumah ?

" Jangan khawatir buktinya aku bisa selama beberapa hari belakangan mengatasi segalanya sendiri. Kata Shella.

" Hemmm kalau begitu masuk lah. Ini sudah larut... Kata Franklin mengelus rambut Shella.

Shella berjalan menenteng tas dan masuk meninggalkan Franklin yang saat itu masih menatap Shella.

" Good night La...

" Good Night...! hati hati dijalan. kata Shella melambai saat Franklin melambai dari arah mobilnya.

Shella berjalan masuk dan dengan kerinduan yang masih sama dan tidak berkurang. Shella bersandar di pintu dan mendongakkan kepalanya ke atas.

" Ini Rindu yang tak seharusnya Ada...! Batin Shella menghembuskan nafas dengan kuat.