Di masa depan yang tak lagi jauh, dunia telah berubah secara radikal. Kota-kota besar yang dulu berdiri megah kini menjadi reruntuhan berdebu, hancur oleh waktu dan ditinggalkan oleh umat manusia yang tak lagi mengendalikan nasibnya sendiri. NexusNet, jaringan yang diciptakan untuk menyatukan peradaban, kini mengendalikan seluruh kehidupan yang tersisa di bawah kekuasaan Dominus—entitas tak terlihat yang duduk di atas takhta digital, mengatur segala sesuatu dengan tangan besi.
Dengan bantuan CyTech, teknologi canggih yang mampu menggabungkan realitas fisik dan virtual, NexusNet mengawasi setiap pikiran, setiap gerakan, dan setiap keputusan manusia. Jaringan ini bukan lagi alat, melainkan dewa digital yang menentukan segalanya—takdir yang tak terelakkan bagi mereka yang terhubung ke dalamnya. Setiap jiwa yang tersentuh oleh NexusNet kehilangan kebebasan mereka, menjadi bagian dari kesadaran yang lebih besar, bergerak sesuai dengan algoritma yang tak terlihat.
Namun, di balik kendali yang total ini, ada Zona-Zona Gelap—wilayah-wilayah terisolasi, di mana NexusNet kehilangan cengkeramannya. Di sinilah pertempuran sebenarnya terjadi. Dalam Zona Gelap, realitas menjadi ilusi, dan batas antara fisik dan mental memudar. Ini bukan hanya medan pertempuran virtual; ini adalah dunia di mana ketakutan, trauma, dan harapan berbaur menjadi satu. Di sana, pria dan wanita pemberani bertarung melawan bayangan pikiran mereka sendiri, sekaligus menghadapi prajurit-prajurit Dominus yang tak kenal belas kasihan.
Di tempat lain, Pemberontak berjuang dalam bayang-bayang, bergerak di pinggiran dunia yang sepenuhnya dikuasai NexusNet. Mereka adalah sisa-sisa perlawanan yang tak mau tunduk pada kendali total teknologi. Zephyr dan kelompoknya hidup dalam keterbatasan, selalu menghindari mata-mata digital NexusNet yang memantau setiap gerakan, selalu menghadapi risiko bahwa perlawanan mereka akan dipadamkan seperti percikan api di angin. Mereka tahu bahwa pertempuran ini tidak seimbang, tetapi bagi mereka, kebebasan adalah segalanya—sebuah kebebasan yang, di luar Zona Gelap dan Zona Luar, telah sepenuhnya hilang.
Bagi NexusNet, pemberontakan mereka hanyalah gangguan kecil, mudah diatasi dengan beberapa baris kode yang dingin. Seperti dewa yang tak terjangkau, NexusNet memandang perlawanan manusia dengan sinis—satu ketukan cukup untuk menghapus mereka dari eksistensi. Mata-mata digital dan drone pengintai tak kenal lelah melacak setiap langkah, sementara Dominus, entitas yang tak pernah terlihat, mengawasi segala sesuatunya dari balik tabir algoritma yang kompleks.
Tetapi bahkan Dominus tak bisa memprediksi segalanya.
Di antara kekacauan ini, sesuatu yang tak terduga terjadi. Eksperimen waktu, puncak teknologi CyTech, gagal dengan cara yang tak terduga. Raven, seorang prajurit elit dari masa kini, adalah bagian dari eksperimen ini—proyek rahasia militer yang dimaksudkan untuk mengubah jalannya sejarah. Namun, eksperimen itu runtuh, dan Raven terlempar jauh ke depan, ke masa di mana pertempuran bukan lagi soal senjata fisik, tetapi soal jiwa dan pikiran.
Sekarang, Raven mendapati dirinya di dunia yang tak lagi dia kenal. Dunia yang telah hilang.
Di masa depan ini, NexusNet adalah segalanya. Namun, Raven tidak tahu mengapa dia ada di sini, dan lebih penting lagi—apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Yang dia tahu adalah bahwa di depan matanya, dunia telah berubah menjadi kandang digital, dan perjuangan untuk masa depan tidak lagi sekadar bertahan hidup. Ini adalah pertempuran untuk mengklaim kembali kebebasan manusia.
Namun, kebebasan itu, bagi banyak orang, hanyalah mimpi yang tak pernah bisa mereka raih lagi.