"Aku tidak tahu alasan dibalik sikap baiknya, apakah itu perasaan atau hanya sebuah candaan" -reinna
Mungkin aku terlalu berharap lebih untuk bersama alfy. Hubungan aku dengannya yang aku pikir akan berlanjut ternyata berhenti. Setelah pertemuan kami di sungai Han alfy menghilang dari peradaban. Semua pesan dan telpon dariku dia abaikan. Aku mencoba pergi ketempat dia bekerja tapi tidak ada, Dan lebih buruk nya lagi pemilik toserba tempat alfy bekerja tidak tahu alamat rumah alfy, Karena alfy hanya pekerja paruh waktu. Makinlah aku putus asa.
Ada rasa khawatir dan kecewa menyelimuti pikiranku. Hal yang sangat aku takutkan yaitu sikap alfy kepadaku selama ini adalah kebohongan.
Untuk menenangkan pikiran akupun pergi ke tempat dimana aku bisa menjernihkan pikiran yang kalut ini. Ya sungai Han yang menjadi tempat pelarianku. Seperti biasa banyak sekali manusia yang lalu lalang disini. Seperti berlari atau sekedar jalan-jalan. Sinar matahari mulai meredup tapi masih terasa hangat, rumput menari-nari diterpa angin musim semi. Aliran sungai yang tenang membuat siapapun betah berlama-lama disini.
Aku duduk disebuah kursi yang menghadap tepat kedepan sungai. Saat aku memikirkan kembali tentang alfy membuatku tersadar akan satu hal.
" Selama ini entah dijakarta atau dikorea aku selalu kalah dalam cinta. Apakah didunia ini tidak ada yang benar-benar menyayangiku atau aku memang tidak pantas dicintai". Ucapku
Aku merasa telah kehilangan senja-ku. Senja yang dulu terasa hangat kini berubah menjadi dingin. Dan saat itu juga aku tersadar aku bukan lah orang yang spesial untuk alfy. Dia hanya mengenalku beberapa minggu yang lalu, bertukar kabar pun tidak terlalu sering.
" Aku bukan siapa-siapa nya alfy, Aku hanya orang yang kebetulan ia temui di sungai ini" sesalku
Akupun pulang karena hari sudah mulai gelap. Menyusuri jalanan Kota dimalam hari itu sangat menyenangkan. Ditengah ramainya jalanan seorang ibu-ibu menghampiriku dengan baju yang seperti baju rumah sakit, ia berlari menghampiriku tanpa alas kaki dan rambutnya amburadul. Tampilan nya mirip orang gila.
"Tapi di Seoul mana ada orang gila" pikirku
Orang itu menggenggam tanganku dan melihat-lihat telapak tanganku.
"Mungkin dia sedang meramal ku" pikirku
Setelah ia melihat-lihat telapak tanganku dia menatapku lekat-lekat. Lalu tangannya berpindah ke dadaku dengan tatapan yang sedih.
"Mungkin dia tahu akan penyakit ku" pikirku
Tiba-tiba terdengar suara yang entah dari mana arahnya memecahkan lamunanku.
"Eommmaaa"(ibu)
Suara itu seperti suara lelaki, dan ternyata memang benar. Lelaki itu mengenakan hoodie abu-abu dengan mantel coklat dan celana jeans. Tapi Aku tidak bisa melihat wajahnya Karena agak tertutup hoodie.
Orang itu langsung menghampiri ibu-ibu yang sedang menggenggam tanganku. Ia tergesa-gesa dan memastikan orang yang ia panggil ibu itu baik-baik saja.
Aku penasaran dengan orang ini. Saat ia memalingkan wajahnya kearahku,
Deg! " Dia orang yang aku cari-cari" pikirku
"Alfyy" ucapku terbata-bata
"Reinna" ucapnya
Ternyata ibu-ibu yang tadi adalah ibu alfy dan kondisi mentalnya tidak baik. Aku Dan alfy duduk di bangku Taman rumah disalah satu rumah sakit jiwa. Aku melihat ketakutan alfy ditangannya yang gemetar. Canggung sekali rasanya. Saat alfy mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya akupun langsung memotong pembicaraan
" It's okay. Kamu gak perlu cerita apapun. Aku yakin setiap orang itu punya rahasia yang ingin ia jaga, tapi kamu boleh beritahu aku kalau kamu sudah siap ok"
Alfy hanya menganggukan kepala. Melihat keadaannya yang seperti itu aku pikir alfy butuh waktu sendirian.
"Emmh alfy Aku pulang dulu ya udah malem nih" ucapku
Lagi-lagi alfy hanya menganggukan kepala. Akupun meninggalkan alfy yang Masih duduk termenung dengan tangannya yang gemetar.