* 10 Tahun yang lalu *
Shiro yang berumur 8 tahun sedang berlatih dengan keras, mengasah kemampuan berpedangnya, Panah, Sabit, Dagger, bahkan snjata yang sudah di kuasainya.
Namun masih ada kendala, saat dia mencoba mengganti ke mode senjata lain dia langsung pingsan.
Rumia yang melihat Shiro terjatuh langsung mendekatinya dengan ekspresi khawatir.
" Lagi ? Hahh. " Ketua elf itu mehembuskan nafas kecil ( 10 tahun yang lalu dia belum jadi ketua Elf )
" Andran, hentikan mengejeknya " Rumia memandang Andran dengan muka cemberutnya
Rumia membawa masuk Shiro kedalam rumah, membaringkannya di ranjang, Rumia membelai wajah Shiro yang sedang tak sadarkan diri itu.
" Cepat atau lambat kita akan meninggalkannya.. kita juga akan kembali ke wilayah Elf " Andran bersandar di pintu kamar
" Ya aku tau.. hanya saja untuk sekarang aku ingin merawatnya, sebagai Ibu nya, ya walaupun kita belum mempunyai anak ya kan haha "
" T-terserah kau s-saja "
Andran tersipu malu, Rumia yang melihat itu hanya tersenyum.
" Sebagai perpisahan, kenapa tak kau ajarkan saja Special Skill mu ? "
" Ya, aku memang ingin mengajarkannya "
Ke esokan harinya
Shiro dan Andran menuju gunung, Shiro tak tau kenapa Andran mengajaknya kegunung.
Setelah sampai di puncak gunung dengan ketinggian 200 kaki
" Oji san, kenap kita kesini ? "
" Aku akan mengajarimu Special Skill "
Andran mengambil busurnya, memasang anak panah, mengarahkan busur ke atas
{ Special Skill : Arrow Rampage }
Andran melepas anak panahnya keatas, panah tersebut menuju gunung yang di sebelah, kemudian muncul lingkaran Sihir besar di langit bewarna kuning.
Anak panah bermunculan menghujani gunung tersebur, beratus ratus anak panah yang meledak, menghilangkan gunung itu dalam sekejap.
" Begitulah, sekarang kau coba, aku menguasainya 10 tahun lebih sih, jadi ya, berlatih lah "
Andran meletakkan busur panahnya di tanah
" Daya penghancur macam apa itu ?! "
" Hahaha ! Sudah sewajarnya kau kaget, selamat berjuang bocah "
" Jadi bagaimana cara kerjanya ? "
Shio mengeluarkan Busurnya
" Mudah, alirkan mana yang berada dalam dirimu, pusatkan pada anak panahnya, kau akan merasakan sebuah perasaan panas pada tanganmu, saat itulah lepaskan anak panahnya "
Shiro langsung mempraktekannya
Aliran mana Shiro mengalir ke arah tangannya, menuju Anak panah, semakin banyak berkumpul, namun Shiro masih belum merasakan panasnya yang ada si tangan
" Ma~ ta akan semudah itu, karena aku- "
Shiro melepaskan anak panahnya, menuju tempat yang tadi di tembakkan oleh Andran, Andran tak bisa berkata kata lagi, oleh yang di lihatnya.
Lingkaran Sihir yang di hasilkan oleh Shiro lebih besar dari punya nya, anak panahpun berhamburan menghujaninya, menciptakan ledakan, dan lubang lubang yang sangat dalam
Shiro menoleh kearah Andran, dan mengacungkan Jempolnya sambil giginya bersinar
Andran hanya bisa megang kepalanya, dia pusing, karena sekali penggunaann Special Skillnya, sedangkan Shiro tak ada efek samping apa pun.
" Dilihat dari manapun, kau memang tak normal Shiro "
Shiro membopong Andran yang tak kuat lagi berdiri, di perjalanan mereka membicarakan sesuatu, sering juga beradu mulut karena berbeda pendapat.
3 bulan kemudian
Shiro sepenuhnya menguasai teknik berpanah, tak ada lagi yang bisa di ajarkan oleh Andran.
Oleh karena itu, Andran dan Rumia memutuskan untuk kembali ke negeri Elf, namun Shiro bersikeras untuk menyuruh mereka tinggal, Karena Shiro sudah menganggap mereka sebagai orang tua nya
" T-tak bisa kah kalian tinggal ?"
" Maaf Shiro chan "
Rumia mengelus rambutnya Shiro dengan lembut
" A-ayolah kumohon, ibu "
Rumia terdiam, karena ini pertama kalinya dia di panggil ibu oleh Shiro
" Bocah, kami sebenarnya ingin membawamu, tapi kau tau, toleransi elf pada manusia itu sangat kecil, mereka tak terlalu suka manusia "
" Begitukah.. "
" Tenang saja Shiro chan, kita pasti bertemu lagi oke ?! "
Rumia tersenyum kepada Shiro.
" Kalo begitu kami berangkat bocah "
Rumia dan Andran beranjak dari pintu rumah
" Kalo misalnya nanti, kalian punya masalah, minta bantuanlah kepadaku ! "
Shiro mengucapkan itu dengan keras, kepada Andran dan Rumia yang sudah berjalan agak jauh, Andran hanya melambaikan tangannya.
Selama satu bulan Shiro menetap dirumah itu, akhirnya dia memutuskan untuk berkelana lagi
* Sekarang *
Shiro dengan cepat menginjak pepohonan, gerakannya yang cepat tak bisa di ikuti oleh Andran yang tertinggal agak jauh.
Karena mereka sudah tau dimna para Dark Elf bersembunyi, mereka dengan segera menujunya, awalnya Shiro ingin pergi sendirian, namun Shiro sadar bahwa Andran adalah Suaminya Rumia, pasti dia merasakan hal yang sama.
Mereka berhenti disebuah tebing, terdapat jurang yang dalam, gelap, tanpa basa basi Shiro dan Andran terjun kebawah.
Pendaratan mereka sempurna, tak ada yang menyadari kedatangan mereka.
Para Dark Elf sibuk masing masing, bekerja, bermain, bahkan banyak juga tahanan mereka yang berasal dari Moon Elf yang di paksa bekerja.
" Shiro, ku harap kau prioritaskan Anak ku dlu, setelah itu kau bebas "
Shiro tak menjawab perkataan Andran, kedipan mata Andran, Shiro sudah menghilang.
Di mata Shiro semuanya berhenti, Satu persatu Shiro memotong bagian bagian vital para Dark Elf yang berada di luar yang berjumlah 30 dalam waktu 45 detik, seperti tak merasakan apa apa, para Dark Elf masih terdiam, Shiro menancapkan 2 Daggernya ke tanah
Pada saat itulah serangannya bekerja, potongan demi potongan tubuh berhamburan, Jeroan berhamburan di tanah, para Moon Elf yang di paksa bekerja ketakutan, Andran menghampiri para Moon Elf dan menyuruh mereka naik kepermukaan.
Darah membasahi tubuh Shiro, tanpa memikirkan itu, dia langsung bergerak dengan cepat lagi menuju tangga yang menurun.
Mungkin itu adakah tahanan.
Tanpa ada penjaga yang sadar, Shiro terus membunuh tanpa Suara, dia sampai di ujung penjara, melihat sebuah pintu yang terkunci oleh banyak gembok, langsung menendangnya, dan membuat pintu itu roboh kedepan.
Seorang Gadis Elf tergantung, berambut emas panjang, dia mirip seperti Rumia, pakaiannya yang robek robek, mengekspos payudaranya yang besar.
Gadis Elf itu membuka mata, dan melihat Shiro yang berlumuran darah, dia ketakutan, dia berpikir dia ingin dibunuh, Gadis elf itu menangis, sampai pada akhirnya Andran datang, dan dengan cepat memotong rantai yang menggantungnya, memeluk Gadis Elf itu.
" Anakku Leshanna, syukurlah kau baik baik saja... "
Andran yang gagah dan tua ini, menangis lagi, sangat tak cocok dengan penampilannya, Gadis elf itu Leshanna membalas Ayahnya, dan ikutan menangis.
" Oji san, kembalilah serahkan padaku.. "
Andran kesal, apa apaan dengan sikapnya itu ?, Rumia adalah istrinya dialah yang harus membalas dendam.
" Jangan bercanda bocah "
" Berisik ! "
Shiro meninggikan nadanya, dia kehilangan ketenangannya, perasaan campur aduknya kembali dia rasakan
" Aku terus terusan kehilangan orang yang kusayangi, ayahku, ibu mu, Kaka ku, temanku, dan bahkan Rumia yang sudah ku anggap sebagai Ibu ku !!! "
Shiro menamparkan tangannya kedinding sampai dinding itu hancur.
"Bo- "
Andran melihat ke arah anaknya Leshanna.
" A-apa maksudnya, a-ayah.. "
Suara Leshanna bergetar
Andran menundukkan kepalanya, tak bisa menjawab pertanyaan anaknya
" Nee, ayah ! "
Leshanna menggoyangkan badannya Andran
" Tak mungkin kan... "
Leshanna mulai melemah, dia mulai kehilangan kesadarannya
Shiro sudah pergi, dia menuju ketempat yang mungkin Ketua Dark Elf ini berada, dia membabi buta, dia sudah tak peduli lagi, tak ada perlawanan berarti dari Dark Elf.
Shiro sampai di dalam rumah besar itu, terlihat ada sebuah singgasana dan seseorang duduk.
Seorang laki laki Dark Elf.
Shiro yang sudah tak bisa mengendalikan dirinya, langsung menerjang kearah laki laki yang adalah Ketua Dark Elf itu
1 meter lagi dia hampir menebas, Shiro terpental jauh menembus rumah dan tergeletak di luar.
Yang sebenarnya terjadi adalah, saat Shiro menerjang 1 meter lagi, dia seperti terkena sebuah Barrier transparan saat tertabrak oleh Shiro, Barrier itu bergelombang.
Ketua Dark Elf itu keluar dan melihat Shiro yang sudah berdiri lagi dengan 2 Dagger nya.
" Oya oya~, membunuh banyak Suku ku, bukankah kejam ? Manusia san.. "
Shiro tak menanggapi kata kata Ketua Dark Elf itu.
Kedipan mata Ketua Dark Elf itu, Shiro sudah berada di depannya.
[ Cepat ?! ]
Ketua Dark Elf itu agak kaget, akan tetapi dia masih bisa menangkisnya, Barrier yang tadi aktif hanya 1x dalam 3 menit.
Kemudian dia menendang Shiro sampai terpental lagi.
" Gerakan yang ceroboh mudah di baca "
Meremehkan Shiro
" Apa yang membuatmu marah Manusia san ? "
Tak ada Respon dari Shiro, Shiro mulai ingin bergerak lagi, akan tetapi Ketua Dark Elf itu langsung mendekati Shiro, menusuk perut Shiro dengan Dagger, membuatnya muntah darah, lalu menendang Shiro dan membuatnya tersungkur, Shiro terlihat kesakitan
Shiro mencoba berdiri lagi namun dia tak sanggup.
" Ada apa sih ?! Kenapa menyerang suku kami ? " Perlahan berjalan kearah Shiro
Sedikit lagi Ketua Dark Elf itu mendekati Shiro, sebuah anak panah menuju kepala Ketua Dark Elf itu.
Ketua Dark Elf menangkap anak panah itu dan mematahnnya, lalu dia berpaling ke arah dimna anak panah itu di lepaskan.
" Yo Andran " Ketua Dark Elf itu menyapa Andran seperti teman
" Kau sialan Lucan ! " Andran terlihat marah, Putrinya Leshanna terbaring di belakangnya
*********
Cyne sedang mengiris sayur sayuran, tanpa sengaja dia mengiris jarinya membuatnya terluka
" Aku harap Shiro sama baik baik saja... "
" Cyne nee san ! Apakah belum makanannya ??! "
Myne berteriak dari ruang tamu, seperti biasa dia hanya duduk di sofa sambil membaca sebuah buku.
Ada sebuah bunyi pintu dibuka, Myne melihat kearah pintu, dia melihat Reine dan satu orang laki laki berada disisinya
" Reine, apakah Demi human itu pelayan mu ? " Dia adalah calon suaminya Reine, Caylum
" Bukan, dia teman ku "
" Apa ? Dengan makhluk rendahan sepertinya kau berteman ?! "
Suara Caylum sedikit meninggi
" Caylum !"
" Apa apaan dengan Demi human ini?! "
Caylum mendekati Myne, dan menarik rambutnya.
" S-sakit "
Myne mencoba melawan tapi tenaganya kalah besar, dia kesakitan karena rambutnya di tarik sampai meneteskan air matanya
" Caylum ! Hentikan !"
Caylum mengabaikan Reine, menghempaskan Myne ke lantai, menginjak kepalanya Myne
Myne menahan sakitnya di injak.
" Cukup ! Caylum ! "
Reine berteriak
" Apa ? Kenapa kau membela makhluk rendahan seperti dia ?! "
Caylum semakin keras menginjak Myne, Myne tak bisa bernafas
Cyne yang mendengar keributan mendatangi ruang tamu, dan melihat Myne yang sedang dinjak seorang laki laki yang tak dikenalnya, sedangkan Reine berusaha menghentikan Laki laki itu
Cyne berlari ke arah laki laki itu dan mendorongnya sampai terduduk di lantai
Cyne memeluk Myne, darah keluar dari hidung Myne, bahkan nafasnya pun tak teratur.
"Aduh ! " Memegangi pantatnya
" Apa yang kau lakukan pelayan sialan !! "
Caylum berdiri dan hendak menampar Cyne tapi, Reine menampar wajah Caylum terlebih dahulu sampai berbekas.
Caylum terdiam sambil memegangi pipinya yang memerah bekas tamparan
" Reine !! Beraninya kau ?! "
Caylum menatap Reine, namun raut wajah Reine seakan ingin membunuhny
" Cih ! "
Caylum pergi keluar tanpa kata kata meninggalkan mereka
Reine bergegas mendekati Myne yang lemah berada dipelukan Cyne
" Myne maafkan aku... "
Dengan nada menyesalnya Reine meminta maaf kepada Myne
" T-tak apa Reine nee san "
Suara Myne terdengar lemah
Cyne dan Reine pun segera membawanya kekamar untuk mengistirahatkan Myne
************
Lucan dan Andran sedang bertarung, meskipun Andran terlihat tua, dia masih lincah bergerak kesana kesini sambil melepaskan anak panahnya ke arah Lucan, namun Lucan terus menangkis anak panas itu.
" Hoi hoi, Andran apakau melemah ? "
Lucan mencoba memprovokasi Andran, tapi Andran tak terpengaruh
Shiro datang dari belakangnya Lucan dan mencoba menebas dengan 2 Daggernya tapi dia dapat menghindarinya dengan melompat kedepan, tak sampai di situ Andran menembak kan anak panahnya ke arah Lucan yang berada di udara, Lucan memutar badannya dan menangkap anak panah itu, lalu melemparnya tepat ke bahu Andran
" Argh ! "
Andran memegangi bahunya yang terkena anak panah, lalu melepaskan anak panah itu.
Lucan bergerak cepat, dan memukul wajah Shiro dan membuatnya terpental menghantam bebatuan.
" Woi Shiro ! Sadarlah ! "
Andran berteriak mencoba menyadarkan Shiro yang termakan emosinya
Shiro bangun dari bebatuan, membersihkan badannya dengan menepuk nepuk pakaiannya yang berdebu
Dengan cepat lagi Shiro menuju arah Lucan, akan tetapi Lucan menangkao lengannya dan melemparnya, membuatnya terpental, dan jatuh di samping Leshanna.
Leshanna mulai membua matanya dan melihat Shiro berada di sampingnya.
" I-ibu ?? "
Shiro melihat Leshanna sebagai Rumia, dia ingin menyentuh wajah Leshanna, namum Leshanna ketakutan.
Shiro bingung kenapa ibunya menolak untuk di sentuh
" A-aku bukan i-ibu "
Air mata Shiro perlahan mulai keluar dari matanya
" Rumia... Rumia... Ibu ! Ibu !! "
Shiro memanggil ibunya seakan dia menjadi Gila
Leshanna melihat itu merasa kasihan, Leshanna mendekati Shiro dan memeluknya
Shiro merasakan kehangatan pelukan, dia terdiam, air matanya pun berhenti mengalir, dia seperti tersadar dari hal yang mengendalikannya
Shiro segera melepaskan pelukan dari Leshanna
Leshanna kaget melihat Shiro yang tiba tiba berubah drastis
Shiro berdiri dan meregangkan badannya
" Oji san, kau sudah terlalu tua, istirahat sana "
Nada Shiro seakan mengejek Andran
" Bocah sialan.. "
Namun Andran tersenyum, lalu mendekati Leshanna dan memeluknya.
" Heh? Walaupun begitu, apa yang kau bisa lakukan manusia ? "
Lucan mengejek Shiro, dia merasa Shiro tak bisa apa apa
" Hei kau tau ? "
" Tidak "
" Yasudah "
{ Form : Sycthe }
2 Dagger tadi berubah menjadi sebuah sabit besar berwarna Hitam Kelam
" A-apa ?! Bagaimana bisa kau, m-mempunyai Kasha Scythe ?!! "
Kasha Scythe adalah sebuah senjata legenda yang di pakai seorang Dark Elf pada 700 tahun yang lalu, namun keberadaannya menghilang dan tak pernah di temukan
" Entahlah ? "
Shiro melemparkan sabitnya kearah Lucan
" A-apa kenapa kau melemparnya ? Kau bodoh ?! "
Lucan mencoba menangkap sabit itu, namun belum sempat dia menangkap sabir itu, Shiro sudah memegang sabit itu di depannya menyabit tangannya Lucan dan membuatnya putus, Lucan berteriak kesakitan tangannya buntung, darahnya bermuncratan.
Tak sampai di situ, Shiro memutar sabitnya di tangan kanannya melakukan sabitan yang berputar secara 360° miring menebas kedua kakinya, terpotong, Lucan terbaring di tanah dengan penuh darah di kaki dan tangannya
Seakan tak memberi jeda Shiro memotonh lengan satunya lagi, Lucan ingin berteriak kesakitan, namun Shiro menginjak wajahnya.
{ Form : Katana }
Shiro mengganti Sabitnya dengan Katana, menusukannya keperut Lucan, Lucan mengerang kesakitan, Shiro mengeluar masukkan Katananya dari Perut Lucan
" Hen- arghh ! "
Shiro menusukkan itu sambil tertawa keras
Andran memukul Shiro
" Hentikan bocah ! "
Lucan sudah kehilangan nyawanya sejak tusukan keduanya tadi, namun Shiro tetap menusuknya seakan dia gila, karena itu dia mengehentikan Shiro, Leshanna ketakutan melihat hal itu.
*********
Para Moon Elf pun sudah tenang, mereka menguburkan para Elf mati.
Shiro berdoa di makan Rumia Ibu angkatnya, Leshanna ikut berdoa dengan Ayah Andran.
" Kau tak ingin tinggal ? "
Andran melihat Shiro yang melangkah menjauh
" Aku ada urusan di kerajaan, dan aku yakin mereka menungguku "
Shiro berbalik dan tersenyum ke arah Andran
" Begitukah ?.. "
Nada Andran terdengar kecewa
" Apa oji san ? Kau kangen aku ? Hahaah "
Shiro menertawakan Andran yang tak seperti biasanya
" D-diam bocah !"
Andran terbata bata dalam pengucapannya karena salting
" Jagalah Leshanna , oji san "
" Tidak, kaulah jaga dia "
Shiro kaget mendengar kata tersebu
" Apa ? "
Shiro mencoba memastikannya
" Bawalah Leshanna "
Shiro terdiam beberapa saat, dan melihat kearah Leshanna, Leshanna mengangguk
Shiro menghela nafas kecil
" Baiklah, ayo ikut aku "
Leshanna berpamitan dengan Ayahnya Andran, Andran memberikan sebuah kalung kepada Leshanna
" Leshanna anak ku, bergantunglah pada Shiro, dia adalah anak yang baik dan bisa di andalkan "
Leshanna menerima sebuab kalung, kalung, itu yang selalu di pakai Rumia Ibunya, Leshanna memesang kalung itu dan tersenyum kepada ayahnya
" Ayah aku berangkat, jaga dirimu ! "
Leshanna mencium pipi ayahnya dan menyusul Shiro yang sudah agak jauh
**********
Hari pernikah Reine sudah tiba
Banyak para bangsawan berkumpul di pesta tersebut, Reine dan Caylum menyambut tamu, Reine memakai Gaunnya, dia terlihat cantik dan anggun, namun dia hanya tersenyum terpaksa
Pernikahan sebentar lagi dimulai
Seorang penghulu ( ga tau namanya apa wkwk pastur kah ? ) Berjalan di tengah tengah dan menuju meja yang di ujung, di ikuti dengan Reine dan Caylum, Reine menggandeng tangan Caylum meskipun dia tak mau
Reine dan Caylum berdiri berhadapan
" Sekarang ucapkan sumpah kalian berdua "
* Brak !
Pintu dengan paksa di buka, terlihat seorang gadis demi human memasuki pernikahan Reine, dia adalah Myne dan Juga Satu lagi Cyne
" Hentikan ! Laki laki itu tak pantas untuk Reine nee san ! "
Myne menunjuk kearah Caylum
Caylum terlihat sangat kesal karena di tunjuk oleh makhluk rendahan Demi human
Para bangsawan mulai ribut, membahas siapa Demi human itu, kenapa dia bisa datang kesini
" Pengawal ! Tangkap mereka berdua ! "
Yang berteriak adalah ayahnya Caylum
Para pengawalpun segera menangkap Cyne dan Myne, membuanya berlutut mencium tanah, menginjak kepala mereka
" Hentikan ! "
Rein berteriak, namun tak ada yang menanggapinya.
" Tusuk kaki mereka !"
Caylum memerintahkan pengawal itu
Para pengawal itu menusukkan tombak mereka ke kaki Cyne dan Myne, membuat mereka berteriak kesakitan.
"Bawa keluar dan siksa mereka perlahan !"
" Hentikan Caylum ! "
Reine mencoba menghentikan pengawal itu namun ayahnya menarik tangannya
Reine memandang wajah ayahnya dengan kesal
Myne dan Cyne di seret keluar
To be continue