Pak Adnan kalau emang takut ketinggian, Bapak bilang. Saya kan gak tahu. Kita bisa piih wahana lain.," kata Lala memperingati pria itu. Ia sangat khawatir pada kekasihnya.
"Habis kamu terlalu senang dan ingin sekali naik wahana itu. Jadi saya gak punya pilihan lain buat mengabulkannya," balas Adnan. Jawaban tersebut membuat Lala ingin marah, namun tidak bisa. Sisi Adnan yang selalu mementingkan kepentingannya membuat Lala tidak enak padanya. Namun, di balik itu sifat tersebut terasa romantic untuknya. Yang tadinya ingin marah, tidak jadi.
"Yasudah, lain kali kalau Bapak gak suka, Bapak bisa bilang sama saya. Bapak juga harus mementingkan diri Bapak sendiri. Semua hal gak cuma tentang saya," kata Lala. Pria itu terdiam untuk beberapa saat.
"Jadi, saya bisa memikirkan diri saya sendiri?" tanya Adnan.
Lala mengerutkan dahinya, heran dengan apa yang Adnan bicarakan.
"Maksud Bapak?" tanya gadis itu.