Melihatnya tidak ada sosok Huo Yunting, sebenarnya membuatnya sedikit lega.
Setelah tidur nyenyak dan minum obat, dia dapat merasakan pusing di kepalanya agak sedikit reda. Dia merasa jauh lebih baik. Dia menyentuh dahinya dengan telapak tangannya. Hm, aku sudah tidak demam lagi.
Lu Zhaoyang bangkit dari tempat tidur untuk melihat jam.
Wow, hampir jam dua belas.
Apakah saya benar-benar tidur selama dua jam?
Ketika dia bersiap-siap untuk beranjak pergi keluar ruangan, terdengar ada beberapa langkah kaki ringan dan bisikan yang menghentikan langkahnya.
Terutama ketika suara-suara bisikan itu tidak terdengar seperti Huo Yunting.
Lu dalam keadaan telanjang saat itu, ini pasti ulah si pria cabul yang selalu menyebalkan baginya. Karena panik, Lu mendesak dirinya setidaknya dengan menutupi dirinya dengan kemeja putih yang diletakkan Huo Yunting di kursinya saat dia berjalan menuju pintu.
Lu melangkahkan kakinya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara, dengan perasaan khawatir, bisa saja orang di kantor mengetahui keberadaannya. Telinganya didekatkan melekat ke pintu, mencoba untuk memastikan situasi di luar ruangan presiden direktur.
Suara bisikan di luar tetap saja terdengar sebagai bisikan terlepas dari usahanya menguping di pintu, hal itu membuatnya gelisah.
Siapakah orang-orang ini?
Mengapa mereka berbicara begitu hati-hati ??
Apakah ada rencana terselubung?
Apa yang mereka inginkan?
Tubuhnya kaku dan tegang, bahkan Lu pun tidak berani menelan ludahnya sendiri. Di tengah suasana yang tegang itu, sebuah petunjuk mulai terdengar, dia akhirnya dapat dengan jelas menguping apa yang sedang dibicarakan oleh orang-orang tersebut di luar ruangan itu, "Ya, Tuan, jangan khawatir, Anda tidak berada di tangan yang salah."
Suara itu?
Huang Dong?
Huang Dong adalah salah satu dewan direksi yang menginginkan Lu dipecat karena "kesalahan" kecilnya pada kontrak.
Tapi siapa "tuan" yang sedang diajak bicara ini?
Apakah dia membuat laporan?
Itu berarti dia masih menjadi dalang dari kontrak itu?!
Huang Dong saat ini berada di kantor presiden direktur tepat di luar kamar kecil tempat Lu bersembunyi.
Huang Dong memegang beberapa serangga di tangannya, bukan serangga yang nyata tetapi alat penyadap berbentuk seperti serangga. Dia pergi menuju ke rak buku di belakang meja Huo dan memasang satu alat penyadap tersebut di sana, kemudian dia mencari lokasi yang aman berikutnya untuk memasangkan "telinganya".
"Terima kasih Tuan." Dia menutup ponselnya dan melihat sekeliling, akhirnya dia memutuskan untuk memasang tepat di bawah meja kerja Huo.
Setelah merasa puas, dia mencibir dan meraih ponsel kembali untuk mengirim laporan.
Kemudian dia pergi dengan hati-hati.
(Sementara itu di tempat lain)
Seorang pria misterius berdiri di depan jendela yang sangat besar, ketika dia menerima laporan melalui bunyi notifikasi di ponselnya. Itu adalah pesan dari Huang Dong. Tampaknya misi berhasil. Dia memasukkan kembali ponsel ke kantong celananya dengan sikap acuh tak acuh.
Matahari siang itu sangat terik menyorot sinarnya ke arah jendela yang besar itu, namun kesilauan itu tampaknya tidak sama sekali menyilaukan pandangannya. Tubuhnya masih tetap berdiri tegak dekat jendela dan pupil matanya sama sekali tidak menyipit.
Sinar matahari sore menyinari tubuhnya yang tinggi dan ramping, membuatnya terlihat seperti sosok malaikat dengan cahaya putih di sekelilingnya.
Seperti siluet yang datang dari dunia lain, kekuatannya tidak perlu lagi dipertanyakan, namun ada perasaan kesepian, seolah-olah ditinggalkan oleh dunia.
(Kembali di kantor Huo)
Lu dapat mendengar langkah Huang Dong perlahan-lahan menghilang, bersamaan dengan suara pintu kamar kecil yang tertutup, meyakinkannya untuk beranjak dari tempat persembunyiannya.
Suasana kantor itu terasa — sedikit berbeda ... entah bagaimana.
Dokumen-dokumen Huo, kontrak dan semua dokumen rahasia masih ada diatas meja kerja Huo. Tetapi Huang Dong tidak mungkin begitu saja menyelinap masuk ke ruangan Presiden Direktur dan tidak melakukan apa-apa ...
"Ya ampun, aku pasti sinting," gumam Lu, seketika dia membayangkan Huang Dong menyelinap masuk untuk memasang alat penyadap di sekitar ruangan ini. Mungkin dia terlalu banyak menonton film detektif belakangan ini.
Mempercayai nalurinya, dia mulai mencari-cari alat itu di ruangan itu dengan hati-hati.
Dia mencari di bawah karpet, kursi singgasana Huo dan sofa. Awalnya Lu tidak sama sekali berhasil menemukan "serangga' itu, sampai akhirnya dia menemukan satu di bawah meja kerja Huo.
Ah, Ketemu!
Jantung Lu berdetak kencang. Dia tidak bisa percaya, itu memang bukan imajinasinya!
Huang Dong tinggal cukup lama di ruangan presiden sebelumnya, pasti ada lebih dari satu "serangga" yang dia pasang di sini.
Dia kemudian keluar dari bawah meja, dengan sangat tenang dan hati-hati. Begitu hening, sehingga setiap napasnya terkontrol.
Memastikan tidak menimbulkan atau mengeluarkan suara apapun, yang bisa saja terekam alat penyadap yang sebelumnya sudah terpasang.
Dan saat itulah, terlihat satu buku dengan sampul hitam menarik perhatiannya. Ada benjolan di buku itu, namun karena menyatu dengan warna hitam sampul buku, sehingga sulit untuk melihatnya dengan sekilas.