Huo Yunting berdiri beberapa meter darinya dengan tangan dimasukkan ke dalam sakunya, sepertinya ia baru saja tiba beberapa saat yang lalu.
Wanita itu menyapanya dengan nada profesional. "Bapak Presiden Direktur."
"Maaf Saya potong. Saya yakin anda sudah cukup mengenal betul pilihan ayah tirimu?" Huo Yunting berbicara dengan nada yang sedikit menghinanya.
"Itu bukan urusanmu." Dia memegang erat-erat telepon genggamnya dan terus berjalan melewati dirinya.
Meskipun bisa saja ia mendorong tubuh wanita ini dekat ke dinding, tapi dia masih berhasil menangkap pergelangan tangannya.
"Ada yang lain?" Wanita itu menjawab kaku.
Tempat itu sepi, tetapi masih saja berada dimuka umum. Siapa pun bisa saja melewati dan melihat mereka.
"Lu Zhaoyang, izinkan aku mengingatkanmu bahwa untuk membuatnya bahagia, langkah pertama adalah tidak membuatku marah, kalau tidak ..."
Dia bisa mengumumkan kepada semua orang tentang pernikahan mereka kapan saja dia mau, dan kemudian semua akan tahu tentang hubungan inses mereka.
"... Saya mengerti."
Tangannya mengepal erat saat dia menekan rasa amarah yang sudah mendidih di dalam dirinya.
Dia telah bertindak terlalu sedikit impulsif sekarang. Setelah melalui begitu banyak hal, sangat sulit baginya untuk terus bertahan.
Puas dengan jawabannya, Huo Yunting melepaskan tangannya dan pergi.
Tampaknya dia diperlakukan terlalu baik belakangan ini sehingga dia lupa tentang kenyataan yang sebenarnya. Tindakannya hanya untuk sekedar mengingatkan akan hal itu.
Lu Zhaoyang adalah putri dari wanita itu.
Setelah selesai bekerja, Lu Zhaoyang meninggalkan kantor dengan tepat waktu (kejadian yang amat langka) dan pergi berbelanja untuk mencari hadiah yang sederhana namun sesuai.
Dia menatap hadiah di tangannya dengan perasaan bingung, berharap pesta yang akan diadakan esok hari akan berjalan dengan lancar.
Keesokan harinya, Huo Yunting pergi bersama dengan dirinya menuju rumah Keluarga Huo di ibukota.
Dia hanya diam sepanjang perjalanan, fokus pada mobil yang ia kemudikan, pikirannya sangat sulit untuk dapat dibaca olehnya.
Huo Yunting menyadari kebingungannya. Dia berbalik untuk menatapnya dengan senyum yang menawan dan menggoda.
Situasi itu membuat Lu Zhaoyang merasa tidak nyaman. Setelah merasakan keraguan sejenak, dia berkata kepada Huo Yunting, "Apakah kamu bisa sedikit saja lebih lunak dengan ibuku? Atau bahkan kau bisa saja mengabaikannya sama sekali."
Kata-katanya selalu terdengar sangat keras baginya, apalagi kepada ibunya.
Perhatian Huo Yunting tidak pernah lepas dari kemudinya. Dengan satu tangan diletakkan pada setir mobil dan satu tangan lainnya dengan santai ia bingkaikan di kaca jendela, dan berlaku seolah-olah dia tidak berada di dalam mobil tersebut.
Dari saat mobil tiba di bandara sampai mereka naik ke pesawat, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun padanya.
Keheningan dan kepasifannya membuat Lu Zhaoyang tetap berada di tepi kursinya ...
Sementara itu, di rumah kediaman Keluarga Huo ...
Karena Huo Zhenning termasuk golongan anggota masyarakat yang sangat terkemuka, pesta ulang tahunnya dihadiri oleh hampir semua orang dengan posisi penting di ibukota.
Hari ini adalah perayaan ulang tahunnya sendiri, tapi dihari ini juga ia akan membuat pengumuman yang sangat penting!
Mo Shan mengenakan gaun sifon panjang berwarna merah muda. Rambut panjangnya yang bergelombang diikat menjadi sanggul di bagian belakang dengan jepit rambut berlian, dan wajahnya yang anggun dengan riasan yang sangat indah. Dengan gelas sampanye di tangannya, dia menyapa para tamu dengan senyum manis dan ramah di wajahnya, membuat dirinya terlihat anggun dan elegan.
Xue Yuming, mengenakan chi-pao ungu, berjalan melewati para tamu dan mendekat ke arah Mo Shan. "Shan, kenapa kamu masih di sini? Yunting sedang dalam perjalanan menuju ke sini, apakah kamu ingin menanti kedatangannya bersamaku di depan pintu?"
"Tentu saja!"
Saat nama Huo Yunting disebut, Mo Shan segera meninggalkan segala aktivitasnya dan memegang tangan Nyonya Xue.
Hampir semua tamu ada di sini, tetapi Huo Yunting dan Lu Zhaoyang masih belum terlihat.