Buku hitam itu hampir tidak terlihat dengan mata, apalagi ketika pemiliknya sendiri jarang membacanya. Buku itu seperti hanya sebuah pajangan di ruangan kerjanya.
Jika itu bukan pandangan Lu yang kebetulan sedang mencari sesuatu, Huo Yunting mungkin telah jatuh ke dalam perangkap Huang Dong.
Ketika dia sedang mencoba melepaskan alat penyadap itu, terdengar suara pintu terbuka dengan cukup keras membuatnya kaget, Lu melepaskan pengawasannya pada alat perangkap itu, kemudian melihat kearah pintu, melihat Huo Yunting masuk ke dalam ruangan.
Dia berlari cepat ke arahnya. Huo mengira dia disambut oleh hangat oleh istrinya, seperti sambutan anak anjing ke pelukan indungnya. Dia tersenyum.
Ck, ck, ck, sekarang siapa yang bertingkah manja? Sepertinya kamu pulih dari sakit dengan cepat.
"Dan aku—" Tepat ketika dia akan menggoda wanitanya lagi, Lu menutup mulutnya dengan agresif, hampir menyebabkannya jatuh ke belakang.
Untuk sesaat, Huo mengira wanita itu dalam keadaan pusing karena gula darah rendah, tetapi itu juga tindakan yang langka dari Lu bahwa dia seakan-akan menawarkan dirinya untuk sebuah pelukan. Huo berpikir, kalau begitu tidak seharusnya dia melepaskan kesempatan emas ini untuk wanita yang sedang bergairah. Akhirnya, dia memeluk tubuh wanita itu dengan erat dan memandangnya dari atas.
Hal itu adalah rayuan paling mematikan yang datang dari seorang wanita, berpakaian setengah telanjang hanya ditutupi dengan kemeja longgar yang tidak terkancing, memperlihatkan bagian tubuhnya yang sintal dengan bentuk bulatan payudaranya yang sempurna.
Huo hampir tidak bisa bernapas.
Lu membalas tatapan Huo dengan bingung, memberikan tanda kepadanya untuk segera melepaskannya, nyaris memaksa. Tetapi Huo memilih untuk tetap mendekatkan dirinya menjadi lebih dekat dengan wajahnya, di saat Lu mulai berontak untuk melepaskan diri.
Dia buru-buru mendorongnya menjauh dan menunjuk ke meja kerja Huo beberapa kali, dengan menarik-narik lengannya dan meletakkan satu jari di tengah bibirnya mengisyaratkan untuk tidak berbicara.
Dia menatap meja dengan mata menyipit, sementara tanpa sadar dia melonggarkan pelukannya dan membiarkan wanita itu membimbingnya ke mejanya.
Lu menunjuk ke bagian bawah meja.
Mengeja kata tanpa suara seperti kode morse:
"A-D-A-A-L-A-T-P-E-N-Y-A-D-A-P"
Huo menurunkan punggungnya untuk melakukan pengamatan lebih dekat lagi ke bawah meja, bola matanya membesar ketika dia bangkit kembali. Lu kemudian menyeretnya menuju rak buku, kali ini jari telunjuknya menunjuk buku bersampul warna hitam.
Huo tidak terlalu tertarik untuk melihatnya lebih dekat apa yang ditunjuk oleh Lu, kemudian dia menangkapnya Lu ke dalam pelukannya lagi, membisikkan pertanyaan yang menggoda dekat ke telinga Lu, "Sayang, katakan padaku, apa yang kamu inginkan sebagai hadiah?"
Bukan saatnya untuk berpelukan! Namun Huo memeluknya dengan sangat erat... Lu nyaris tidak bisa bernapas..
Ada alat penyadap di sini kamu bodoh! Ya ampun, kamu benar-benar tidak kenal takut! Rencana gila apalagi yang ada dalam pikiranmu?!
Tapi yah, Huo Yunting dapat membaca ekspresi Lu, segera dia mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celananya dan memanggil Huo Li.
Penggemar no-1 nya itu benar-benar merespon dengan cepat, ketukan di pintu sangat keras terdengar seperti suara tabrakan mobil, "Masuk." Dia menyerbu masuk ke kantor dengan membawa kotak kayu. Orang-orang biasanya menggunakan kotak kayu untuk menyimpan makanan, melihat itu membuat Lu seketika membayangkan makanan, menggosokkan tangannya ke perutnya yang lapar.
Astaga, saya lapar sekali, pasti di dalam kotak itu berisi nasi.
Dia mengulurkan tangannya, ingin mengambil kotak kayu itu, namun Huo Yunting menyambarnya kotak kayunya lebih dulu, sementara tangan satunya lagi masih memeluk Lu dengan semakin erat.
Matanya melirik ke bagian bawah meja dan tentu saja, si penggemar beratnya mengerti apa yang harus dilakukan.
Dengan berhati-hati dia mengambil peralatan dari dalam kotak peralatan yang dibawanya , kemudian membongkar alat penyadap yang terpasang di bawah meja.
Huo Li cukup mahir dalam hal ini, dalam waktu singkat saja dia sudah membongkar alat penyadap kedua yang terpasang di rak buku.
Dia memainkan dua "serangga penyadap" di tangannya seperti mainan, "Cih, mereka pasti punya beberapa peralatan mewah lainnya untuk hal-hal seperti ini. Alat ini adalah barang mewah. Kisaran transmisi untuk menyadap suara jauh lebih besar jangkauannya daripada kebanyakan alat penyadap sejenis di pasaran. Siapa yang memasang ini di ruangan kantor kakak saya Huo? Apakah orang ini ingin mati? "
"Katakan, Sayang," kata Huo Yunting memandang Lu yang masih dalam pelukannya, menampakkan senyum lembutnya yang bagaimanapun juga terlihat sangat mempesona bagi Lu walaupun dalam situasi saat ini.
"Huang Dong."
"Oh — pria itu ..." Huo Li mengenali orang itu, "Bukankah dia si Babi Gendut yang ingin menyingkirkanmu?"
Oh wow, Babi Gemuk, kata itu terlalu persis menggambarkan sosoknya yang memang bener-benar gemuk dan besar.
Lu tidak bisa menahan tawa mendengar sebutan itu dari mulut Huo Li.
Pikiran Huo Yunting bergemuruh, dia tidak mau orang lain melihat keindahan dari senyuman itu, jadi dia melirik Huo Li, "Terima kasih bantuanmu, kamu boleh keluar."