Suara tembakan dengan peredam terdengar bersamaan dengan suara melengking kesakitan Gao yang menggema di ruangan. Mudah bagi Lu Zhaoyang untuk menutup telinganya dari suara tembakan, tetapi tidak untuk suara lengkingan yang sangat menyayat itu.
Lu terdiam selama beberapa detik, kemudian menolehkan kepalanya dengan kaku ke arah Presiden Gao yang sedang berbaring kesakitan, tubuhnya sudah penuh dengan lumuran darah. Tubuhnya sulit digerakkan karena sakit dan mengalami kejang. Dia tidak bisa berhenti berteriak.
"Ahhhhhh !!!"
Lu Zhaoyang memutuskan untuk menutup mata terhadap kengerian yang dia lihat, dia tidak bisa bernapas dengan baik melihat pemandangan yang mengerikan itu.
"Baiklah, Huo Li," kata Huo Yunting meniup moncong senjatanya dengan acuh tak acuh, "Kirim Presiden kita Gao ke pintu, supaya dia bisa pulang, *sendirian*. Kamu harus mengawasinya."
"..."
Mata Lu Zhaoyang membesar secara dramatis, menatap tepat ke arah Huo Yunting dengan tenang. Dia terkesima setelah beberapa lama dalam keadaan mabuk.
Kamu benar-benar melumpuhkan Presiden Gao, bagaimana caranya dia bisa menyetir kembali ke rumahnya sendiri? Kamu hanya ingin membuatnya mati dengan cara yang menyakitkan, bukan?
Huo Li melesat ke arah Gao Hai, tangannya menarik mulut babi Gao masih menangis kesakitan, menyeret babi itu keluar, "Kamu seharusnya merasa beruntung masih bisa hidup, Tuan Gao. Saudara Huo tidak langsung membunuhmu di tempat. Dia hanya ingin bermain-main denganmu. "Mereka meninggalkan ruangan, meninggalkan jejak darah di sepanjang lantai.
Lu Zhaoyang merasakan ketakutan, aliran darah di tubuhnya mengalir sangat cepat.
Huo Yunting menghampiri Lu dan menggendongnya seperti seorang putri, "Lepaskan aku!" Huo Yunting menatapnya dengan tatapan dingin.
"Jika kamu tidak ingin aku mengacaukanmu di sini, kamu lebih baik bertingkah seperti gadis yang baik."
Seketika Lu Zhaoyang melemaskan tubuhnya seperti seekor anak anjing yang butuh pertolongan pertama, dia mencoba menutup matanya dan menenangkan pikirannya.
Di tengah kesunyian, dia bisa dengan jelas mendengar bunyi detak jantung dari dada Huo Yunting. Untuk beberapa alasan, sensasi bunyi detak jantung itu menenangkan hatinya.
Ke-kenapa ...
Apa yang sedang terjadi…
mm ...
Suara Lu terdengar sangat lemas, mungkin itu karena efek alkohol atau perseteruan badan yang sangat intens dengan Gao, sehingga membuat tubuhnya sangat lelah. Kelopak matanya terasa berat .
Huo Yunting menggiring Lu layaknya putri kerajaan ke dalam mobil.
Lu Zhaoyang tertidur lelap di kursinya, masih dalam keadaan sedikit mabuk, sehingga sesekali kata-kata konyol keluar dari bibirnya.
Sesampainya di bungalow. Huo Yunting menggendong Lu di pelukannya, berjalan melewati taman indah di pekarangan dan menuju ke ruang tamu. Dia mengangguk singkat kepada pelayan-pelayan yang menyambutnya dan berjalan menuju kamar atas. Dia menendang pintu kamar terbuka dan membaringkan wanita itu ke ranjang.
"Hmm ...?" Lu menggosok matanya yang sudah mengantuk, kemudian tertawa konyol, "Di.. mana.. ini…?"
Huo Yunting mengangkat alisnya, memperhatikan wanita canggung yang mencoba merangkak ke tengah ranjang, berusaha keras membuka matanya sambil tertawa seperti orang bodoh.
Dang.
Huo sudah cukup lama mengenal wanita itu, namun ini pertama kalinya dia melihat Lu bertindak bodoh seperti ini. Itu terlihat sangat bodoh tetapi terlihat lucu di saat bersamaan.
"Hmhmmmmmmm ??" Dia memiringkan kepalanya dan melirik Huo Yunting.
Dia kemudian menarik kerah bajunya.
"Tsk." Huo Yunting bergerak maju, wanita itu mungkin menginginkan ciuman-ciuman sebelum tidur.
Lu Zhaoyang mencoba berdiri masih namun keseimbangannya buruk. Dia menepuk pundak Huo beberapa kali, sepertinya mengisyaratkan sesuatu. Tapi Huo Yunting tidak bergerak sama sekali. "Mhm!" Bibirnya mengerucut. Lu kemudian mendorong pundak Huo kebawah dengan lebih bertenaga.
Tindakan Lu membuat Huo bingung, tetapi dia juga tertarik untuk mengikuti keinginan Lu, secara tidak sadar Huo mengizinkan dirinya untuk berjongkok didepannya.
Lu Zhaoyang lalu tersenyum senang. Senyum yang terlihat tulus, cerah, tidak seperti biasanya, tertawa kaku dan canggung yang biasa dia tunjukkan untuk dapat membuat percakapan terus berjalan. Huo bahkan bisa melihat lesung pipi kecil di pipi kanannya yang terletak dibawah lengkungan bibirnya yang tersenyum lebar.
Itu terlihat polos, namun begitu memikat.
Huo Yunting tidak bisa menahan senyumnya, kemudian Lu mulai mengacak-acak rambutnya.
Seperti binatang peliharaan?
"Anak anjing yang baik. Bagus, bagus. Lucu sekali!"