Chereads / AWAS! Presiden Tsundere / Chapter 16 - Keterbukaan II

Chapter 16 - Keterbukaan II

Huo Yunting masih merasakan tubuhnya yang teramat lelah. Secepat kilat ia melepaskan tangannya dari rangkulan erat Mo Shan ketika samar-samar Huo Yunting melihat sosok tubuh Lu Zhaoyang mendekat. Dia berkata kepada Mo Shan, "Beri kami waktu."

Setengah menggoda, Mo Shan menjawab manja. "Ada apa sih? Apakah ada sesuatu rahasia yang ingin kalian bicarakan?"

Huo Yunting menganggukkan kepalanya. "ya...teramat banyak. Aku tidak mau kau terlibat dalam hal ini, tolong tinggalkan kami sebentar saja."

Lu Zhaoyang terperangah ketika dia menangkap kilauan sinar kebahagiaan yang keluar dari mata Mo Shan, dengan cepat dia merubah nada suaranya seperti sedang melakukan transaksi bisnis seraya berkata, "keleluasaan merupakan hal yang sangat penting didalam berbisnis, tetapi jika hal yang ingin dibicarakan tentang calon istrimu sendiri, aku akan baik-baik saja."

Mata Huo Yunting berubah menjadi dingin dengan kalimat yang dilontarkan oleh perempuan ini, tapi Mo Shan diam saja dan tampak tenang.

"Tapi Jika hal ini berhubungan dengan pekerjaan, aku tidak akan mengganggu kalian. Zhaoyang, sampai ketemu, ya?"

"baiklah."

Ketika Mo Shan pergi meninggalkan mereka, seketika Huo Yunting melemparkan setumpuk dokumen di atas mejanya. "Syarat syarat perjanjian kerjasama kita dengan Everthrive sudah selesai. Bagikan ini ke semua departemen yang ada di perusahaan ini."

Lu Zhaoyang menatapnya dengan mata lebar. "Bukankah dia ... sudah mati?"

Dengan beredarnya berita kematian Everthrive seharusnya perusahaan berada dalam posisi yang tidak stabil dan mengalami kekacauan. Bagaimana bisa mereka masih tetap bersemangat untuk melanjutkan kerjasama tanam modal ini?

Huo Yunting tidak menggubris sedikitpun pertanyaan Lu Zhaoyang atau bahkan menjelaskan lebih lanjut mengenai detail peristiwa yang terjadi, dia hanya mengusir perempuan itu dengan satu isyarat lambaian tangan.

Ketika Lu Zhaoyang mendengar kabar burung dari sesama rekan kerjanya mengenai Gao Hai si presiden direktur yang nyaris selamat dari kecelakaan mobil, dia butuh waktu lama untuk menyerap berita tersebut ke dalam pikirannya. Hanya saja, dia masih sama sekali tidak mengerti akan jalan pikiran Huo Yunting.

Selesai membagikan dokumen, Lu Zhaoyang berjalan menuju arah kamar kecil. Ruangan kerjanya berada di lantai paling atas di dalam gedung perkantoran ini, dan hanya Huo Yunting serta sekretaris lainnya yang bisa mempunyai akses menuju tempat tersebut.

Cairan pembersih tangan di toilet ternyata sudah habis, bergegaslah Lu Zhaoyang mencari kamar kecil lainnya yang mempunyai benda itu dan ia pun beranjak untuk naik ke lantai paling atas.

Ketika selesai membersihkan tangannya dan hendak membuka pintu, ternyata ia telah disambut dengan sesosok wajah pria tampan nan sempurna. Lu Zhaoyang tersentak kaget.

"Kenapa kamu ada di sini?!"

Huo Yunting mengangkat alisnya tinggi. "Ini ruanganku. kenapa aku tidak boleh berada di sini?"

"..."

Lu Zhaoyang segera membalikkan badannya dan hendak berlalu pergi, dengan sigap Huo Yunting menangkap salah satu lengannya. " Tolong jangan pergi Aku butuh bantuan kamu."

Lu Zhaoyang menatapnya dengan raut wajah yang kebingungan.

"Tolong Peluk Aku."

Lu Zhaoyang tertawa dingin mendengar ucapan pria itu. "Apa kaki atau punggungmu terluka? Presiden Direktur, apa kamu yakin membutuhkan bantuanku untuk berdiri."

Huo Yunting sepertinya tidak memperdulikan lagi kemarahan yang terpancar dari mata Lu Zhaoyang. Dia terus saja berjalan menuju ruangannya, kemudian menutup pintu, sambil melepaskan ikat pinggang yang dikenakannya kemudian ia menarik Lu Zhaoyang ke dalam pelukannya. Lu Zhaoyang mencoba untuk berontak dan berusaha untuk menyingkirkan tangan Huo Yunting yang melingkar di pinggangnya sedangkan tangan yang satunya ia gunakan untuk menahan pintu. Dengan memasang senyum nan menawan diwajahnya Huo Yunting terus saja mengamati mata Lu Zhaoyang yang sudah mulai panik.

"Kau benar. Aku memang belum bisa berdiri belakangan ini, tolong bantu aku yah, hmm?"

"Tidak!"

Wajah Lu Zhaoyang memerah maksimal dia terus saja berjuang untuk melepaskan dirinya secara perlahan.

Ekspresi geram namun malu-malu dari raut wajah Lu Zhaoyang terpancar nyata namun anehnya hal itu malah makin menambah daya pikatnya tersendiri.

Huo Yunting sangat menikmati pemandangan tersebut dan dengan santai dia melanjutkan ucapannya, "Jika kau tidak bersedia membantuku, mungkin aku akan meminta bantuan kepada orang lain saja."

Meskipun ia mengucapkan kalimat itu, tapi Huo Yunting tidak sedikitpun melepaskan cengkeramannya dari tubuh Lu Zhaoyang.

Lu Zhaoyang sempat melakukan pertahanan namun akhirnya ia tak kuasa dan menyerah juga. Walau di awal dia amat terkejut, tapi lama-lama dia sudah mulai memahami sifat dan watak seorang Huo Yunting yang dengan mudah dapat melakukan hal apapun yang ingin dia lakukan.

Dia tekan semua kemarahan dan rasa malu yang teramat sangat hingga membuat suhu tubuhnya mendidih dan akhirnya ia pun menuruti permintaan pria ini untuk mengulurkan tangannya yang terasa gementar.

"Pegang dia erat-erat."

"..."

"Istriku sayang, benda ini akan memberikanmu kepuasan dan cinta kasih, jadi jagalah dia dengan baik yah."

"..."

Pekerjaan halus dan lembutpun segera dimulai dan Wajah Lu Zhaoyang terasa terbakar semakin merah dan memerah.