Ada 12 orang sekretaris yang menangani tugas berbeda-beda di kantor, di antara mereka yang paling mempesona tidak lain adalah, Lu Zhaoyang.
"Lelaki suka memandangi punggungnya dan lekuk tubuhnya yang seksi. Gila, kita memiliki sekretaris yang seksi di kantor. Yah, andai saja Nona Lu berhenti berpakaian seperti perawan tua. Di jaman ini mana ada perempuan yang berpakaian serba hitam seperti penyihir."
"Baiklah, permisi yaaa." Seorang wanita yang agak flamboyan memutuskan untuk ikut campur dalam percakapan, "Oh ayolah, tidakkah kalian tahu bagaimana dia mendapatkan posisi ini sejak awal? Dia itu mendapatkan dengan cara yang menjijikan! Maksudku, lihatlah dari rongga selangkangan dia yang terlihat sangat lebar!"
"Shhhh! Berhentilah mengatakan sesuatu yang tidak benar. Tahu kan kau, kalau Nona Lu adalah senior kita?"
"Yah, jika kamu menggunakan matamu, kamu sendiri seharusnya bisa melihat kebenarannya. Sekretaris Senior Lu ini selalu saja berhubungan dengan presiden, karena dia TERLALU sering mengunjungi ruangan presiden. Mereka sering menghabiskan waktu berjam-jam bahkan terkadang sepanjang sore. Terlalu naif untuk menyimpulkan bahwa apa yang mereka lakukan di ruangan presiden benar – benar pekerjaan kantor yang sesungguhnya, kan? "
"Oh wow ... hati-hati dengan perkataanmu. Kalaupun memang Senior Lu benar berhubungan dengan presiden, aku pikir kamu hanya cemburu."
Pandangan junior itu benar. Faktanya, memang Huo Yunting, Sang Presiden Direktur dinobatkan sebagai Pria Lajang Kaya No. 1 di dunia tahun ini. Lebih penting lagi, dia juga belum menikah dan memiliki paras yang sangat tampan. Kalau kamu mau jadi penggemar sang presiden saat ini, mungkin kamu sudah terlambat, karena jumlah wanita yang mengantri berharap menjadi pendampingnya sudah terlalu panjang, mungkin yang hanya bisa kamu lakukan adalah bermimpi saja.
Lu Zhaoyang tidak menyadari rumor yang beredar di sekitarnya. Dia sibuk membereskan semua pekerjaannya untuk hari itu dan meninggalkan kantor setelah semuanya selesai. Waktu sudah menunjukkan jam setengah sepuluh malam, kantor pun sudah kosong. Dalam kondisi cuaca dingin di luar, dia menghangatkan dirinya dengan memakai mantelnya. Dia melambaikan tangan berusaha memanggil taksi yang lewat dari seberang jalan, sampai kemudian mobil Rolls-Royce berwarna hitam tiba di depannya.
Jendela mobil turun otomatis, memperlihatkan sosok seorang pria tampan. Pria itu mengunyah permen dan terlihat santai.
"Masuk ke dalam mobil."
Lu Zhaoyang berkata sambil menunduk, "Aku bisa pulang sendiri. Terima kasih banyak," katanya lembut.
Ayolah, jika aku mengiyakan ajakanmu ini, maka ini akan menjadi masalah buatku dan memperjelas gosip yang beredar, jika ada yang melihat!
"Jangan memaksaku untuk mengulangi perintahku, nona," Huo Yunting mengerutkan kening, suaranya mengeras.
Situasi yang meyedihkan bagi Lu Zhaoyang, karena penolakannya secara baik ataupun tidak, sama sekali tidak akan merubah keputusan sang presiden. Akhirnya, dia mengambil napas dalam-dalam, membuka pintu mobil dan duduk di kursi belakang.
Dalam waktu tempuh 30 menit, perjalanan yang sangat mewah itu sampai di perumahan yang paling elit di kota. Mobil kemudian diparkir di depan bungalow bergaya arsitektur Eropa.
Lu Zhaoyang keluar dari mobil terlebih dahulu. Menjadi asisten pribadinya, dia dengan sabar berdiri tepat di luar sisi mobil tempat Huo Yunting duduk dan menunggu sampai dia keluar dari mobil. Namun demikian, keheningan yang diharapkan dari dalam mobil tidak terdengar. Sebagai gantinya, "Ambil." Sesuatu dilemparkan melalui jendela mobil.
Lu Zhaoyang menangkapnya dengan cepat, seketika menyadari bahwa itu adalah sebuah amplop merah, bertuliskan "SERTIFIKAT PERNIKAHAN" dengan tinta warna emas. "Temukan tempat untuk menyimpan itu." Lu terkesiap, "B-baik, Tuan." suaranya terdengar serak.
Amplop merah itu mengingatkan dia mengenai komitmen resminya pada Huo Yunting.
Dia bukan sekretaris yang biasa saja di kantor, karena secara hukum dia adalah istrinya dan juga—
Lupakan ... itu akan menjadi cerita yang rumit untuk diceritakan.
Huo Yunting menyandarkan sikunya ke jendela mobil, dengan tangan menempel di pipinya. Dia memperhatikan wanita berwajah pucat di sampingnya. Pupil matanya yang hitam membesar, terlihat senang "Apa yang kamu lakukan, bersenang-senang disana? Apakah kamu masih mengenang saat-saat terindah dalam hidupmu, dimana saat kamu dan aku menerima sertifikat pernikahan kita?"
"..."
Saat yang paling membahagiakan dalam hidupku?
Mengenang kembali?
Tidak ada yang akan mengenang mimpi buruk bahkan jika itu adalah hal terakhir yang harus mereka lakukan.
"Dalam mimp-"
"Jika kamu pikir kamu tidak cukup bersenang-senang ... Yah, mungkin kita bisa memainkan permainan perceraian, setelah itu kita bisa melakukan pernikahan lagi, membuat sumpah yang sama, untuk menerima sertifikat itu lagi dan lagi." Huo Yunting memotong pembicaraan dengan menggoda.
Senyumnya terlihat ceria ketika dia mengatakan itu, UGH!
Lu Zhaoyang hampir saja membentak. Suatu hari, dia akan memastikan bahwa dia akan menghapus senyum sombong dari wajahnya!