Lu menggerakkan bibirnya seperti kode Morse :
"D-A-R-U-R-A-T. T-O-L-O-N-G-A-K-U."ucap Lu Zhaoyang memelas .
Huo Yunting mengangkat alisnya dan sedikit bingung pada awalnya, sampai akhirnya dia menyadari situasinya. Ekspresinya yang bingung berubah menjadi kegelian. Dia mengangkat jari telunjuknya, seolah-olah melakukan penawaran. Huo Yunting membalasnya dengan menggunakan kode Morse yang sama.
"K-O-N-D-I-S-I?"
Setelah melihat ekspresi Lu Zhaoyang yang hampir menangis, akhirnya Huo Yunting memutuskan untuk memintanya berjanji pada satu hal.
Lu Zhaoyang tahu latar belakang dan asal-usul pria ini. Dia tahu tidak ada yang baik ketika melakukan kesepakatan dengan si iblis, tetapi saat ini dia tidak punya pilihan lain. Ibunya akan mengambil sertifikat itu dan dia dalam keadaan sangat genting.
Baik! Baik!
Dia mengangguk dengan cepat.
Huo Yunting melebarkan senyumnya sebagai tanda puas. Beberapa detik berikutnya dengan menyalakan rokoknya. Lu Zhaoyang berteriak dalam hati dan matanya membelalak.
AYOLAH!
"Fiuh..." Huo Yunting menghela napas, "Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri mengapa aku dari tadi tersandung beberapa kali sepanjang hari, kurasa semuanya masuk akal sekarang, rupanya aku akan bertemu dengan si wanita murahan itu."
Suaranya mengejutkan Nyonya Xue yang sempat mengambil amplop merah di lantai, namun menjatuhkannya kembali dan bangkit berdiri dan berbalik ke belakang.
Setelah melihat sosok Huo Yunting kini di depannya, bibirnya sedikit berkedut, terkejut dan heran dengan kedatangannya disini, "Oh, apakah kau Yunting, kenapa kamu di sini? Sudahkah kamu makan malam? Maaf aku tidak menyadari kau ada disini sebelumnya. Ayo, sini masuk, duduklah." Nyonya Xue berbicara dengan pemuda yang kaya itu dengan hati-hati.
Huo Yunting tidak menanggapinya, dia melangkah masuk ke dalam ruangan dengan cuek berjalan melewati Nyonya Xue dan langsung mendekati Lu Zhaoyang. Dia melirik Lu memegang kunci mobil, "Lu Zhaoyang, aku rasa aku perlu mengklarifikasi sesuatu. Aku memang membelikanmu sebuah mobil, tetapi itu bukan berarti aku telah memberikan izin kepadamu untuk memberikan tumpangan kepada orang lain. Dan kita bukan Tiga Sekawan, sambil melirik ke arah Nyonya Xue. Kita tidak perlu *orang lain* di sini untuk menemani perjalanan kita. Perkataan Huo Yunting terdengar sarkastik. Kemudian dengan ekspresi datar, pria itu mengambil roti panggang yang sudah matang yang masih tersisa di atas meja makan, tidak peduli dengan ekspresi kaku yang terlihat dari dua wanita yang berada di dalam ruangan itu bersamanya.
Lu Zhaoyang terlihat canggung, rasanya seperti ingin segera melompat keluar dari jendela.
Akhirnya dia membuka mulut dan mencoba mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak tahu harus berkata apa.
Dia tidak bisa menyangkalnya.
Apa yang dikatakan Huo Yunting memang benar.