Membicarakan hal itu membuatnya teringat pada Lu Yichen. Haruskah dia mencarinya lagi besok?
Jika dia tidak terus menerus muncul di depan Lu Yichen dan membuatnya memperhatikan keberadaannya, Lu Yichen mungkin bisa saja melupakannya.
Yin Shaojie memperhatikannya melamun. Menebak-nebak kalau dia pasti sedang memikirkan si tuan Tampan itu. Hal itu membuatnya merasa sedikit cemburu.
"Kalau begitu, katakan padaku siapa laki-laki tampan itu. Aku tidak percaya kalau ada pria yang lebih tampan dariku di sekolah." Lagipula hari itu adalah hari pertamanya di sekolah, tidak akan banyak orang yang ia temui hari ini.
Mu Xiaoxiao tertawa jahat dan membalas, "Aku tidak akan memberitahumu! Yang jelas aku tau kalau kau bukan satu-satunya pria tampan di sekolah"
Dia mendapatkan informasi tentang ini dari Yu Zhe. Sepertinya berteman dengan banyak orang adalah hal yang bagus.
"Baiklah kalau begitu, tidak ada yang bisa ditonton di TV. Aku akan tidur sekarang, dah!" Mu Xiaoxiao menghabiskan minumannya dan melemparkannya ke tempat sampah. Dia membersihkan celana pendeknya lalu berdiri.
"Tunggu" Yin Shaojie tiba-tiba menariknya.
Mu Xiaoxiao sempoyongan dan terjatuh di pangkuan Shaojie .
"Apa yang kamu lakukan?" dia menatapnya dengan bingung.
Yin Shaojie menyipitkan matanya, menatapnya dengan tajam dan bertanya "Melihat dari senyuman kerinduanmu itu, apakah kamu menyukainya? Mu Xiaoxiao, jangan lupa kalau kamu adalah istriku sekarang. Apa kau ingin selingkuh dariku?"
Mu Xiaoxiao tersenyum. "Selingkuh darimu? Oh yang benar saja, suamiku tersayang, Bukankah kau juga punya pacar? Apa hakmu untuk menuduhku berselingkuh? " Dia membalasnya sambil menusuk dadanya dengan jarinya.
Aduh, kekar sekali. Apakah dadanya benar-benar berotot? Sepertinya tidak ada otot disana.
Rasa penasaran Mu Xiaoxiao memuncak, dia menatap baju Yin Shaojie, mencoba mengintip ke dalam bajunya untuk melihat apa dia benar-benar memiliki otot di dadanya. Tapi sayang sekali pandangannya terhalang bajunya.
"Apa yang kau lihat?" Yin Shaojie menyadari tatapannya dan tersenyum kecil.
"Bukan apa-apa! Lagipula aku tidak akan menghalangimu untuk berkencan dengan gadis-gadis. Jadi, jangan halangi aku untuk berkencan dengan priaku!" Mu Xiaoxiao mengalihkan tatapannya dan merasa malu. Kenapa dia mengintip ke dalam bajunya? Apakah ada yang salah dengannya?
"Benarkah?" Yin Shaojie memfokuskan pandangannya padanya. Dia sudah sangat khawatir kalau Xiaoxiao akan mengacaukan kehidupan percintaannya seperti hari ini. Pacarnya dibuat cemburu oleh Mu Xiaoxiao, dan dia harus menghabiskan waktu untuk menghibur pacarnya.
Tapi, menjelaskan hal ini pada orang lain adalah sesuatu yang menjengkelkannya. Jadi dia tidak perlu menjelaskan hal itu pada pacarnya. Jika dia merasa terganggu dengan hal tersebut, dia lebih memilih putus dengan pacar-pacarnya.
Mu Xiaoxiao mengacungkan jari kelingkingnya. "Ayo kita membuat janji kelingking"
Walaupun Yin Shaojie berpikir itu sangat kekanak-kanakan, dia masih melakukannya. Itu seperti waktu mereka masih kecil; mengaitkan kelingking satu sama lain lalu menempelkan jempol mereka.
Pada saat itu, Yin Shaojie merasa seperti dia kembali ke masa kecilnya, dimana mereka berdua sering bermain bersama dan mereka pernah sangat akrab waktu itu.
Pernah suatu hari saat mereka kecil, Mu Xiaoxiao tinggal dirumah keluarga Yin. Dia sangat suka mengikuti Shaojie dan bermain bersamanya. Karena saat itu sedang liburan, maka dia selalu bermain dengannya dan mereka tak pernah terpisahkan.
Keluarga Yin dan Keluarga Mu bukan hanya teman lama dimana para orangtua sudah menjalin persahabatan dekat, tapi anak-anak mereka juga memiliki hubungan yang akrab.
Yin Shaojie tiba-tiba teringat sesuatu dan menepukkan tangannya dan berkata "Oh ya! Waktu kamu berusia 3 atau 4 tahun, Aku rasa aku mendengar orangtuaku mengatakan kalau kita sudah dijodohkan ketika kita masih di dalam rahim ibu kita".