"Ya." Mu Xiaoxiao tersenyum seolah dia sedang membicarakan hal yang sepele seperti cuaca.
Yin Shaojie hanya terdiam, biar bagaimanapun dia anak dari keluarga kaya yang terbiasa dengan tempat tidur yang hangat dan empuk. Bagaimana dia bisa tidur di sofa? Apa Mu Xiaoxiao sedang mempersulit hidupnya?
Tidak mau Yin Shaojie mengingkari janjinya, Mu Xiaoxiao menunjuk ke arahnya dan berkata "Kau tadi bilang kalau kau akan melakukan apapun yang aku katakan. Jangan kau coba-coba mengingkari janjimu, ya!"
Dia akhirnya mengerti arti peribahasa "Menembak diri sendiri di kaki" yang artinya ia telah berkata atau melakukan hal yang bodoh.
Walaupun dia ingin mengingkari janjinya, dia harus mempertimbangkan martabatnya. Jadi, dia membiarkannya untuk sementara.
Mu Xiaoxiao mengambil bantal dan memberikannya pada Yin Shaojie. "Kalau begitu, selamat malam!" Dia melambaikan tangan padanya.
Yin Shaojie pun meninggalkan kamarnya.
Pukul 10 malam. Yin Shaojie biasanya pergi keluar untuk bersenang-senang sekitar jam segini. Namun, saat ini dia berbaring di sofa, menatap ke langit-langit sambil memikirkan cara untuk mendapatkan kembali kamarnya.
Dia memasuki kamar tamu yang sebelumnya ditempati Mu Xiaoxiao. Tempat tidurnya sudah diambil maka dia pun tidak bisa tidur disana.
Untungnya kamar tamu itu diubah menjadi kamar hiburan. Ibunya tahu betul hobby Yin Shaojie dan ia bukan hanya menyiapkan game konsol dari berbagai merk tapi juga beragam permainan lainnya. Karena itu ia pun jadi lupa dengan kemarahannya.
Ketika dia baru saja ingin berdiri dan akan mengambil sekaleng bir, dia mendengar suara langkah kaki. Mu Xiaoxiao keluar dari kamarnya.
Yin Shaojie duduk dan bertanya, "Kenapa kau keluar?"
"Aku haus, aku ingin mengambil minuman." Mu Xiaoxiao memasuki dapur dan mengambil minuman dari kulkas.
"Bawakan aku satu kaleng bir" Yin Shaojie memerintah.
Mu Xiaoxiao tidak suka nada memerintah dalam suara Jie. Namun, Xiaoxiao tidak ingin bertengkar jadi dia mengambilkan sekaleng bir dan melemparkannya pada Shaojie. Mu Xiaoxiao lalu duduk di karpet dan bersandar pada sofa .
"Mana remotenya? Aku mau menonton TV!" Dia mencari ke sekitarnya tapi tidak menemukannya. Dia menyodorkan tangannya pada Shaojie.
Yin Shaojie meraba-raba sofa dan setelah dia menemukan remote itu, ia lalu memberikannya padanya. Mu Xiaoxiao lalu menggonti-ganti saluran TV.
Dia melihat wajah Xiaoxiao dari samping dan menyadari kalau gadis ini tumbuh semakin menawan seiring berjalannya waktu. Dulu, wajahnya berbentuk bulat dan terlihat imut seperti anak kucing dengan wajah bulatnya. Sekarang dia terlihat dewasa, dan dagunya lebih tajam dan membuat wajahnya terlihat halus.
"Hey, apakah lelaki yang makan denganmu hari ini di kantin adalah lelaki tampan yang kamu ceritakan? Kalau itu tipe "tampan"mu, seleramu benar-benar mengerikan." Katanya tiba-tiba.
Mu Xiaoxiao meliriknya dan menyeringai "Kenapa? Apa kau cemburu?"
"Cih! Kenapa aku harus cemburu? Laki-laki itu tidak bisa kamu samakan denganku!" balasnya sambil mendengus kesal karena dibandingkan dengan laki-laki lain.
Penampilan dan karismanya lebih tinggi dibandingkan laki-laki itu.
Mu Xiaoxiao menyeruput minumannya sambil tersenyum. "Kamu salah tebak, laki-laki tampan yang aku maksud bukan dia. Sejak kapan seleraku menjadi buruk? Aku hanya mengajak teman kelasku untuk makan denganku karena si tuan Tampan yang sebenarnya sedang sibuk ."
Dia dikelilingi laki-laki tampan sejak dia kecil. Seleranya sangat tinggi dan semakin membaik.