Yin Shaojie terkekeh dingin, "Apakah tidak ada pria tampan di sampingmu? Tidak bisakah kamu memintanya untuk mengantarmu pulang? Ini kesempatan bagus baginya untuk mendapatkan hatimu."
Cemberut, Mu Xiaoxiao menjawab, "Aku tidak peduli kamu berada dimana, tapi sebaiknya kamu cepat datang. Antar aku pulang sekarang!"
Dia sangat yakin bahwa Yin Shaojie akan menolaknya karena dia sedang mengantar pacarnya pulang.
Memikirkan hal itu membuatnya marah. "Yin Shaojie, bukannya kamu bilang kalau kita akan pergi ke rumahmu malam ini? Bagaimana bisa kamu meninggalkanku di sini? Aku akan memberitahu ibumu bahwa kamu lebih memprioritaskan pacarmu dan mengabaikanku!" jawabnya lagi dari ujung telepon.
"Haha, masih berani mengadu ke orangtua? Memangnya usiamu tiga tahun?" katanya dengan nada mengejek.
Mu Xiaoxiao merasa putus asa. Dia berjongkok di jalan, suasana hatinya murung. "Yin Shaojie, cepatlah ke sini ..."
Tepat saat dia menyelesaikan kalimat itu, sebuah mobil sport berhenti di depannya.
Eh? Bukankah ini mobil sport yang digunakan Yin Shaojie untuk mengantarnya ke sekolah pagi tadi?
Mungkinkah…
Mu Xiaoxiao mengangkat kepalanya. Yin Shaojie berada tepat di hadapannya. Dengan menjulurkan tangan, dia menarik Xiaoxiao untuk berdiri. Sambil menahan senyumnya, dia berkata, "Mu Xiaoxiao, betapa kekanak –kanakannya dirimu! Jika kau berjongkok seperti itu dan orang-orang yang melihatmu tidak mengenalimu, mereka akan mengira kamu anak dari Sekolah Dasar di sebelah"
"Yin! Shao! Jie!" Mu Xiaoxiao memukul Yin Shaojie, tapi wajahnya kembali tersenyum lebar.
Ternyata pria ini sengaja membohonginya. Shaojie pasti berada di sekitarnya untuk memperhatikannya saat Shaojie mengatakan bahwa dia berada di luar untuk membuatnya malu.
Menatapnya dengan tajam, Xiaoxiao bertanya, "Apakah kamu bersembunyi dan mengawasiku secara diam - diam?"
"Jadi kenapa kalau iya?" Yin Shaojie mencubit hidung Xiaoxiao. "Kupikir kau akan diculik di hari pertamamu di sekolah. Untungnya, kau tidak sebodoh itu," katanya tampak sedikit jengkel.
"Jahatnya!" Mu Xiaoxiao cemberut. Tiba – tiba dia menyadari sesuatu dan dia berkata, "Jadi tadi kamu benar-benar mengawasiku dan berpikir bahwa aku akan masuk ke mobil Yu Zhe? Itu tidak mungkin!"
Terlepas kenyataannya bahwa dia baru mengenal Yu Zhe selama sehari, dia ingin menyembunyikan identitasnya dan tidak ingin diketahui bahwa dia tinggal bersama Yin Shaojie.
"Baiklah cukup. Ayo masuk ke mobil dulu." Yin Shaojie menarik lengannya dan membawanya ke dalam mobil. Mengenakan kacamatanya dan dia menuju ke kursi pengemudi.
Mu Xiaoxiao menoleh menatapnya, Sambil menyeringai, dia berkata, "Mau terlihat keren dengan memakai kacamata? Lebay!"
Dia mengulurkan tangannya untuk melepas kacamata itu.
"Oi!" Yin Shaojie berteriak. Dia baru saja menyalakan mesin saat kacamatanya diambil dan dia hanya bisa menatap Xiaoxiao dengan pasrah.
Mu Xiaoxiao memegangi kacamata itu dan kemudian memakainya "Ini terlalu besar - wajahku terlalu kecil," keluhnya.
Kacamata itu meluncur turun ke hidungnya karena tidak pas.
"Kelakuanmu lucu sekali, kacamata itu sama sekali tidak cocok untukmu - seperti anak kecil yang mencoba pakaian orang dewasa. Kau harus duduk dengan tenang dan kembalikan padaku." Yin Shaojie menunggu sampai dia lengah sebelum merebut kacamata itu kembali dengan satu lengannya yang panjang.
Dia memakai kacamata itu dengan gerakan yang cepat – dan terlihat keren.
Mu Xiaoxiao menatapnya dengan kagum.
"Ada yang salah?" Yin Shaojie memperhatikan bahwa Xiaoxiao bertingkah aneh dan menoleh untuk melihatnya.
Mu Xiaoxiao mengalihkan pandangannya dengan cepat. "Tidak apa - apa. Berapa lama untuk sampai ke rumah keluargamu? Apakah jauh?" dia bertanya dengan harapan untuk mengalihkan perhatian Shaojie.
Topic pembicaraan pun berubah dengan cepat.
Yin Shaojie tidak memahami situasinya, tetapi mungkin dia sudah terbiasa dengan suasana hati para gadis yang terkadang eksentrik. Oleh karena itu dia tidak berani berspekulasi. "Tidak terlalu jauh, sekitar setengah jam perjalanan," jawabnya.