"Oh, konsentrasilah menyetir dan berhentilah menatapku. Aku tidak ingin terjadi kecelakaan." Mu Xiaoxiao terlihat seperti tidak mempercayai kemampuannya mengemudi dan menatapnya dengan kesal.
"Kau berani meremehkan kemampuan menyetirku? Kau tahu tidak kalau mereka memanggilku sebagai raja mobil? Tidak ada yang bisa menyalipku, bahkan di Gunung Akima!"
"Teruslah membual. Aku juga tidak akan tahu apa yang kamu katakan itu benar atau tidak. Lanjutkan membual dan jangan berhenti." Mu Xiaoxiao terbiasa bercanda dengannya, dan dia bersikeras menjatuhkan harga diri Shaojie yang begitu tinggi.
"Tentu, tunggu saja. Aku akan mengajakmu untuk melihatku balapan mobil suatu hari nanti, dan kau akan kagum dan menyadari betapa jagonya aku saat itu," balas Yin Shaojie.
"Balapan? Tentu! Aku suka itu!" Mu Xiaoxiao tampak seolah-olah berhasil mempermainkannya sesuai harapannya dan memprovokasinya untuk mengajaknya berkencan.
Yin Shaojie meliriknya. "Kenapa aku merasa seolah-olah tertipu ya?"
Mu Xiaoxiao mendekat. Sambil menyeringai padanya, dia merebut kacamata Shaojie dari wajahnya. Dia menunjuk jalan di depan dan berkata, "Berkendaralah dengan hati-hati dan jangan kehilangan fokus. Hidupku yang berharga ada di tanganmu."
Dia kemudian mengenakan kacamata itu dengan penuh kemenangan. Dengan jari di ujung kacamata, dia memainkannya naik turun.
Yin Shaojie menggelengkan kepalanya tanpa berkata apapun. Dia memutuskan untuk berhenti mengejeknya.
Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya tiba di kediaman Yin.
Ketika gerbang besi terbuka untuk mobil mereka, para pelayan rumah berdiri berbaris dengan hormat untuk menyambut mereka.
"Tuan Muda Jie, selamat datang di rumah"
"Miss Mu, selamat datang kembali."
Mu Xiaoxiao melepas kacamatanya dan meletakkannya kembali ke dalam mobil. Keluar dari mobil, dia melambaikan tangan kepada pelayan rumah. "Hai semuanya, sudah lama sekali ya!"
Yin Shaojie keluar dari mobil juga. Dia meraih tangan Xiaoxiao dan membawanya masuk. "Kamu sangat tidak cocok seperti itu" gumamnya pelan.
Ketika mereka berdiri di depan pintu, pelayan rumah membukakan pintunya untuk mereka.
Keduanya melangkah masuk. Beberapa suara "pop" terdengar tiba-tiba dan itu mengejutkan mereka, pita-pita mendarat di tubuh mereka.
"Kamu telah kembali! Selamat atas pertunangan kalian!" Sekelompok orang di dalam rumah bersorak gembira.
Mu Xiaoxiao dan Yin Shaojie menatap mereka dengan tampang bengong.
Mama Yin berjalan mendekat, memeluk Mu Xiaoxiao dan mencium wajahnya. "Anak kesayangan, kau akan segera menjadi menantuku!" dia berkata dengan senang.
Yin Shaojie melihat sekeliling ruangan. Tidak hanya ruang tamu yang dihiasi dengan perlengkapan pesta, tetapi ada juga banyak tamu undangan yang berpakaian resmi.
Sambil mengangkat alisnya, dia bertanya kepada ibunya, "Apa maksudnya ini?"
Sambil tersenyum, Mama Yin menjawab, "Hari ini pesta pertunanganmu!Sseperti kata pepatah, nikmatilah hari ini! Dengan demikian, kami telah memutuskan untuk mengadakan acara hari ini. Anakku tersayang, kemarilah dan lihat kue indah yang mama buat untuk pestamu. Aku yakin kau akan menyukainya."
Mu Xiaoxiao tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Digiring oleh Mama Yin, dia melihat ada kue sepuluh tingkat yang luar biasa yang tampak seperti istana putri. Itu adalah kue impian semua gadis.
Papa Yin menepuk pundak Yin Shaojie dan berkata dengan serius, "Jaga Xiaoxiao dengan benar seterusnya. Ayahnya telah menyerahkannya padamu. Jangan membuatnya kecewa."
Kakek Yin mengangguk setuju. Wajah yang biasanya terlihat galak telah berubah menjadi wajah yang ramah. "Melihatmu dan Xiaoxiao menikah akan menjadi kebahagiaan terbesarku."
Yin Shaojie terdiam. Apakah tidak ada yang akan meminta pendapatnya tentang apakah dia mau menikah dengan Mu Xiaoxiao atau tidak?
Namun, dia tidak berani menentang pertunangan di hadapan banyak orang apalagi di bawah tatapan tajam dari Kakek Yin.