"Hey! Bersihkan ini sebelum kamu mandi!"
Dengan keras, pintu pun tertutup tepat di depan wajah Yin Shaojie. Pintu itu hampir menghantam hidung Jie yang mancung.
"Keluar, Mu Xiaoxiao!" dia berteriak sambil menggendor pintu.
Tak lama, Mu Xiaoxiao muncul dari kamar membawa pakaian ganti yang bersih. "Aku sangat, sangat lelah sekarang. Aku tidak bisa berpikir. Kita bicara besok saja, oke?" Mu Xiaoxiao mengatakan itu sambil setengah bersandar di depan pintu.
Lalu, Xiao melewatinya dan berjalan menuju kamar mandi.
Yin Shaojie membiarkannya karena melihat wajah Xiao yang terlihat sangat lelah...
Keesokan harinya, Mu Xiaoxiao yang telah tidur cukup lama, mendengar suara berisik dari luar kamarnya. Dia bangun, membuka selimutnya dan bergegas bangkit dari tempat tidurnya.
Dia membuka pintu kamar dan melihat Yin Shaojie.
"Yin Shaojie, mana sarapan? Aku lapar." Matanya hanya setengah terbuka. Rupanya, dia masih setengah tidur. Dia berjalan ke sofa dan menjatuhkan badannya di atas sofa. Dia kemudian meraih dan mendekap sebuah bantal. Kepalanya mengangguk, sepertinya dia akan kembali tertidur.
Yin Shaojie menuangkan air ke dalam gelas, sosoknya yang gagah dan tampan bersandar di meja. "Tidak ada sarapan. Aku tidak pernah memasak di sini, jadi jika kamu ingin makanan, pergi dan beli saja sendiri," katanya dengan acuh tak acuh.
Wajah Mu Xiaoxiao mengerut dengan sedih, dan dia mulai merengek sedih. "Tidak ada sarapan? yang benar saja, Aku akan segera mati kelaparan, boohoo .."
Dia menghentakkan kakinya di sofa dan pura-pura menangis.
Melihat sikap Xiao yang seperti anak kecil, Yin Shaojie merasa kalau Xiao tidak berubah sama sekali sejak dia masih kecil.
"Ada minuman dan susu di kulkas, dan juga berapa biskuit dan makanan ringan di lemari. Ambillah sendiri. Aku akan menelepon ke rumah dan meminta ibuku untuk menjemputmu."
Setelah mendengar kalau ada makanan, Mu Xiaoxiao segera bangkit dari sofa dan bergegas ke kulkas. "Kamu ingin aku tinggal di rumah ibumu? Mulai hari ini aku tinggal di sini. Bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya?"
Mu Xiaoxiao benar-benar merasa nyaman di sini dan bertindak seolah-olah berada di rumahnya sendiri. Dia dengan santai mengmabil susu untuk diminum, dan juga mengambil apel. Setelah menghabiskan setengah dari susunya, dia mulai memakan apel.
Yin Shaojie menatapnya dan berkata, "Aku tidak menyetujui pertunangan apapun".
"Jika kamu tidak setuju, kau harus mengatakannya pada orang tuamu dan kakek Yin. Aku tidak berhak mengatakan apapun dalam hal ini".
Dia mengerutkan kening. "Kakek Yin juga? Omong kosong apa ini?"
"Mama Yin bilang kalau dia akan menjelaskannya kepadamu ketika kau kembali akhir pekan ini. Meskipun begitu, jika kamu tidak menyukainya, kamu tetap harus menyetujuinya. Jadi, jadilah anak yang baik dan jangan menentang mereka lagi". Mu Xiaoxiao tampaknya menyadari konsekuensinya dan tahu bahwa Yin Shaojie tidak punya pilihan selain mematuhi perintah Kakek Yin.
Yin Shaojie merasa frustasi dan berkata, "Aku tidak akan menunggu sampai akhir pekan. Kita akan kembali hari ini untuk membereskan semuanya!"
"Terserah." Balas Mu Xiaoxiao dengan nada kesal.
Xiao melanjutkan memakan apelnya, dan melempar sisanya ke tempat sampah lalu mencuci tangannya. "Apakah kau tidak pergi ke sekolah? Tunggu aku — aku akan menyikat gigi, mandi, dan mengganti pakaianku dengan cepat," katanya.
"Kamu akan pergi ke sekolah bersamaku?" Yin Shaojie bertanya.
"Tentu saja. Mulai hari ini dan seterusnya, aku akan pindah ke sekolahmu." Xiao bersandar di depan pintu kamar kecil sambil tersenyum lebar.