Minggu
Kalian pasti menganggap bahwa hari minggu adalah hari bermalas-malasan. Tapi anggapan itu tidak berlaku untuk aku, karena setiap hari minggu mama pasti me ngomel. Tapi saat mama ngomel bukannya mendengarkan ucapannya aku malah tertawa karena saat mama ngomel, bibirnya maju kayak bebek. Dan yang selalu mama omelin tiap hari minggu adalah tentang aku yang nggak bisa melakukan kegiatan yang berarti.
Yang berarti katanya! Apasih sebenarnya "kegiatan yang berarti itu"? Apakah menunggu ayam jantan bertelur atau memilih piring untuk menaruh tempe?
Semoga aja ya hidupku tidak membosankan seperti mama. Ya gimana nggak bosan coba mama itu kerjaannya selalu ngomel nggak capek apa ngomel terus. Juga mama itu suka sekali menghitung sendok. Coba bayangin selama empat puluh tahun kerjaannya cuma ngitung sendok! Pasti sendoknya banyak sekali, sampai ku pikir takkan pernah selesai dihitung. Dan ya kenapa setiap sendok itu dihitung mencapai angka 12 maka sendok itu akan di ikat? Kenapa harus 12? Dan kata mama 12 itu satu lusin. Terus kenapa kalau satu lusin? Dan mama nggak pernah mau jawab.
Dan sekarang aku dan adikku Kevin sedang menghitung sendok.
"hah kapan ini selesai?" kataku
"saat kau nikah nanti baru selesai"
"what gila aja"
"nggak ada yang gila" kata mama
"hah mama gitu amat sih" kesalku
"udah nggak usah ngeluh nanti mama tambah tugas kamu, sekalian ngitung piring sama garpu! Mau nggak?"
"nggak ah aku nggak mau"
"kalau gitu cepat kerjain tugas kamu biar cepet selesai!" tegas mama
Prangggg..... Suara sendok yang gemerincing jatuh kelantai tersebar kemana-mana.
"Kevin!" tegurku. "sudah ku bilang biar aku saja yang mengikatnya". Kevin selalu bereksperimen dengan tali. Terakhir kali ia hampir mencekik ayam Bangkok papa sampai klenger. Ia ingin tahu apa leher ayam bisa di ikat seperti anjing dan di ajak jalan-jalan.
"sudah jangan ribut ambil aja Na" kata mama. Selalu seperti, sudah jangan ribut, Na, ambil saja, bersihkan saja, ambilkan saja, asal jangan ribut.
"jangan celewet, Na siwalan" kata kevin
"my goodness, Kevin, dari mana kamu belajar kata kotor itu?" mama hampir pingsan.
"my goodness, dali Na" yeah, pengadu! Kevin sendiri yang minta di ajari. Dia itu pengumpul kata-kata. Jangan heran deh, kalau di ulang tahunnya yang kelima, lima bulan lagi, dia sudah menerbitkan kamus.
Aku membungkuk-bungkuk memungut sendok.
"Na, bisakah kamu berhenti menggunakan kata-kata kotor?" kata mama di atas punggung ku.
"uh-uh" kataku sesak nafas karena aku harus merangkak ke kolong meja. Dan, ya ampun.....