Kak Arta sudah menerima pesanan dari pengacara yang menangani kasus fandri dan dia mengatakan kalau besok resmi jadwal persidangan kami.
"syukur lah kalau sidang di lakukan sebelum kakak pergi"
kataku saat itu
"iya yang"
angguk kak arta
tak lama setelah itu bodyguard yang di katakan kak Arta kemarin akhirnya datang, ada 8 orang bodyguard yang akan membantu memperketat keamanan kami. kak Arta menjelaskan tugas mereka, seperti pembagian jumlah kak Arta membagi jadi 4 bagian yang masing-masing terdiri dari 2 orang.
2 orang untuk berjaga di pos, 2 orang di rumah ayah dan bunda, 2 orang menjaga anak anak, buk Inah, fandri dan 2 orang lagi menjaga aku dan kak Arta.
"saya rasa semua cukup jelas, apa ada yang belum mengerti"
tanya kak Arta
semua hanya diam saat itu, tanda mereka semua mengerti dengan tugas mereka masih masing. sekarang mereka sudah beranjak dari tempat duduk mereka untuk menjalankan tugas mereka.
"hhhmmm hah rasanya sedikit lega"
kataku dan ikut beranjak
"kamu ke mama yank"
tanya kak Arta
"cari cemilan lapar kak"
jawabku dan pergi
saat aku pergi ke dapur membuka kulkas untuk mencari cemilan, tapi sayangnya aku tak menemukan apapun di sana bahkan buah buahan pun sudah habis semua.
aku kembali menghampiri kak Arta yang masih duduk di tempat yang sama.
"kak belanja yuk gak ada apa apa"
rengekku manja
"hhmm aku mau ngurus dokumen yank, ajak fandri aja ya yank"
jawab kak Arta
"yaaah kakak"
rengekku
"maaf ya sayang"
kata kak Arta dengan wajah sok imutnya
"hhmmmm"
liriku dan ingin langsung mencari fandri
saat itu aku lihat kak Arta cengengesan melihat aku yang pergi meninggalkannya jujur aku sangat kesal dan rasanya ingin berbalik lalu mencubit pipinya.
bahkan saat kami sudah pergi pun aku masih saja ngedumel membuat dua bodyguard yang ikut dengan kami tersenyum kecil.
"eeh kita ke mall aja lah sekalian banyak bahan dapur yang mau di beli"
kataku baru ingat
"siap buk"
jawab salah seorang bodyguard yang membawa mobil
tak lama kami pun sampai di salah satu mall yang tak begitu jauh aku langsung menuju ke penjual buah dan sayuran karena memang di rumah tidak ada lagi setelah itu barulah aku mencari cemilan.
begitu semua sudah terbeli kami berhenti di sebuah kafe untuk menghilangkan lelah karena berkeliling, setelah aku menghabiskan minumanku tiba tiba aku ingat ke kamar kecil pingin pipis. karena 2 body guard sedang menikmati makanan mereka aku mengajak fandri sebagai teman walaupun terlihat dia ikut dengan terpaksa.
"hah lega"
kataku begitu selesai dan berkaca merapikan make up
"Aaaaaaaaa!!"
teriak seseorang wanita dengan keras
aku yang kaget langsung mendekat ke keributan itu, terlihat kerumunan orang seperti ada yang sedang berkelahi di sana tapi aku hanya melihat sekilas dan berfikir kalau ada 2 orang pria yang sedang bertengkar memperebutkan seorang wanita "drama" kataku dalam hati saja lalu mencari fandri.
"yuk fan"
kataku kembali ke tempat fandri menunggu
tapi saat itu aku tidak mendapatinya di sana seolah, aku langsung berfirasat buruk otakku berputar dan kepala ku sakit tiba tiba aku langsung berlari ke kerumunan orang itu dan melihat siapa di sana ternyata benar saja itu fandri adikku, dia sedang di pukuli dua orang.
sempat ada beberapa orang yang berusaha melerai tapi sayang mereka malah terkena pukulan dan akhirnya tidak ada yang berani lagi untuk menghentikan perkelahian itu.
tanganku sudah gemetaran bukan rasa takut tapi amarah geram benci Dan rasanya ingin meledak melihat adikku dipukuli oleh dua orang gila itu, tanpa rasa takut aku langsung maju dengan menendang salah seorang yang sedang duduk di atas adikku itu.
"eeh lontee!!!"
teriaknya
"pengecut kalian!!! bisanya keroyokan!!"
teriakku
"alah bacoot loo!!"
kata mereka dan kembali menyerang tanpa rasa ragu
aku yang sudah lama tak menggerakkan tubuh secara aktif agak kesusahan melawan mereka, tapi karena memang situasi memaksa akhirnya aku melakukan sebisaku untuk melawan mereka.
dari menendang lipatan kaki yang membuat mereka jatuh berlutut, memukul bagian perut membuat mereka berteriak kesakitan dan juga aku memukul pundak mereka dengan siput, bahkan yang paling fatal aku mengayunkan kakiku tinggi mengenai wajah mereka.
aku sempat menerima satu pukulan di pundak setelah berkali-kali aku berhasil menghindar karena memang aku lebih kecil dari mereka, itu terasa sangat sakit dan aku langsung mengelak mengangkat tanganku dengan cepat membuat baju kemeja bagian lenganku robek karena gerakan itu.
dengan nafas terengah-engah Aku berusaha mengumpulkan tenaga bersiap untuk menerima serangan mereka lagi tapi untungnya saat itu satpam sudah datang.
"pak pak ini pak mereka yang buat keributan ngeroyok adek itu"
kata beberapa orang begitu satpam
dengan cepat Pak satpam pun langsung melumpuhkan salah seorang dari mereka dengan memegang kedua tangan dan menendang lututnya, sehingga tangannya bisa langsung di ikat.
"eh eh kamu jangan lari!!"
teriak satpam itu
tapi sayang siapapun tak dapat menangkapnya, salah seorang dapat di tangkap walaupun dengan sekuat tenaga dia berusaha melawan dan ingin kabur.
kami di bawa di pos jaga dan di mintai keterangan soal awal kejadian, beberapa orang ada yang sebagian saksi dan juga korban pemukulan saat ingin menolong tapi mereka mundur karena takut lebih jauh.
"datang ke pos jaga sekarang, ada kejadian parah hubungi pak Arta juga"
kataku saat menelepon bodyguard yang masih menunggu
aku menjelaskan pada satpam soal permasalahan ini dan dia pun langsung mengerti dan ikut ambil bagian untuk membantu kami dengan menahan di pelaku pemukulan yang tidak lain (Johan)
"buk kami minta maaf buk"
kata mereka begitu tiba
"gak papa kalian gak salah gak ada yang tau juga kan bakal kaya gini kejadiannya"
kataku tersenyum
"tapi tetap aja buk ini kelalaian kami"
lanjut mereka lagi
"Halah udah looo, gak papa udah terjadi juga mau gimana lagi!! waktu juga gak bisa di mundurin kan"
akhirnya mereka tertunduk dan diam
tak lama setelah para saksi selesai di tanyai aku mengucapkan terima kasih pada mereka sudah berusaha membantu bahkan sampai ada yang terluka.
"Tarika!!"
teriak kak Arta
"iya kak"
aku menghampirinya
"kamu ini loo gak ada takut takutnya!!"
kesalnya dan mencubit pipiku
"iihh sakit!!"
kataku melepas
"mana orangnya"
tanya kak Arta
setelah kak arta masuk dia langsung meminta bukti rekaman CCTV saat kejadian dan juga keterangan saksi dan tentu pak satpam langsung mengiyakan karena sudah tau ceritanya.
tak sampai di situ kak Arta juga minta izin untuk melakukan sesuatu pada pelaku tersebut.
"ya ampun mau jadi apa kamu kaya gini!!"
kata kak Arta begitu berhadapan dengan (Johan)
tapi dia tetap diam bahkan hanya tertunduk tak mengeluarkan sepatah katapun.
kak Arta semakin mendekat dan mendekat sampai akhirnya sebuah tamparan melayangkan ke pipi pemuda yang sudah bonyok itu.
"itu buat istri saya yang udah kalian lukai"
kata kak Arta geram
"dan satu lagi kamu akan jadi yang pertama merasakan manisnya yang namanya penjara!!!"
kata kak Arta kesal dan pergi
"eh lo kira gue bakal takut sama lo!! gak akan!! gue nggak bakal maksud penjarah ingat itu!!! bangsat!!"
makinya
setelah itu karena langsung pergi meninggalkannya dan membiarkan sisanya di urus oleh para body guard.
kami pergi menghampiri fanri yang masih terduduk di depan lalu mengajaknya ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pertolongan pada fandri yang sudah jadi bulan bulanan mereka tadi.
fandri mengobati luka lukanya, dari bekas pukulan mereka ada dua bagian terparah dari pelipis kirinya yang harus mendapat 5 jahitan dan memar di perut tepatnya di daerah rujuk kanan yang katanya rasanya sangat sakit.
"kita harus melakukan ronsen dulu agar tau bagaimana keadaan yang sebenarnya"
kata kak Arta dan duduk di kursi tunggu
"separah itu kah kak"
kataku agak kaget
"terlihat dari warna lebamnya sih lumayan yang itu bisa jadi ada organ yang terkena atau ada tulang yang patah, tapi semoga aja tidak ada kemungkinan yang terparah"
kata kak Arta merangkulku
"ya ampun fandri"
kataku sedih
"kita berdoa aja yang terbaik sayang"
kata kak Arta memeluk
"iya aak!!"
kataku terputus dengan teriakkan kecil
"kenapa!!"
kata kak Arta kaget
"sakit kak"
kataku langsung memegang pundakku
"ya ampun yang kamu kena pukul juga!!"
kaget kak Arta melihat ada memar dari sela sela bajuku yang sobek
belum lagi aku menjawab kak Arta sudah menarik tanganku dan membawaku ke sebuah ruangan dan langsung memeriksa lukaku.
dengan wajah serius dan penuh dengan kekhawatiran dia mengobati memar di pundakku.
"gak sakit kok kak"
kataku berusaha menghilangkan kekhawatirannya
"Aaaaaaaaa!!"
teriakku saat dia menyentuh memar itu
"bohong!!"
katanya lalu melirik tajam ke arahku
akupun tak lagi bisa berkata-kata dan hanya diam saat dia melakukan apapun padaku.
di tempat lain 3 orang yang di Genk itu sudah dalam puncak emosi miko, Tono dan alriski semakin menggila karena permasalahan yang mereka perbuat apa lagi Johan salah satu dari mereka berhasil tertangkap.
"bangke emang itu orang cari mati dia!!"
kata alriski dengan marahnya
"ya ampun Al kita yang mati!! Johan udah ke tangkep, besok juga kita harus datang ke pengadilan"
kata Tono mulai takut
"Halah buat apa takut kalian ada bokap gue yang akan urusin ini"
jawab alriski sepele
"hahahaha iya yaa, liat aja nanty mereka!!! begitu persidangan selesai mati itu gua buat cewek yang sama fandri itu sumpah sakit banget loo kena dia!!"
kata Miko kesal
Miko dan Johan saat itu kebetulan selesai nonton bioskop di mall dan gak sengaja melihat fandri sendirian di dekat toilet, mereka yang gelap mata langsung menghampiri lalu menariknya sedikit menjauh dari keramaian, awalnya niat mencari tempat yang aman untuk melancarkan aksinya tapi fandri berani melawan mereka dan berusaha melepaskan diri itu membuat mereka geram dan langsung menghajarnya saat itu juga.
"aaiih nyesel gau gak ikut kalian tadi!! kalau aja gua ikut pasti gak bakal kek gini"
kata tono
"Halah apa yang mau di sesali untuk terjadi juga kan, udah lah santai aja"
kata alriski
"tapi sumpah gua takut ngadepin sidang besok"
kata Tono
"hahahaha tenang aja"
tertawa alriski
=================================
gimana yaa mereka besok
siapa yang akan menang??
kebenaran atau uang!!!
semoga kalian suka yaaa