hari ini adalah puncak, yaaa puncak dari segala emosi, problem bahkan sakit yang sempat kami rasakan.
hari ini kami semua akan pergi ke pengadilan untuk menghadiri sebuah sidang dimana kami sebagai penggugat membawa empat nama dalam kasus ini.
"pokoknya aku akan tetap ikut bagaimanapun!!"
kata fandri dengan ngototnya
"kata dokter kamu itu harus banyak istirahat biar cepat pulih jangan terlalu banyak gerak!! nggak usah bandel deh dibilangin!!"
kataku kesal
"Aaah bodok amat!! aku mau ikut kak!!!"
masih tetap ngotot
"gimana kamu mau ikut orang kamunya aja nggak bisa gerak!! dasar batu!!"
kesalku
"pikirin dong caranya!!!"
lanjutnya ngegas
"kamu ini!!! kamu yang mau pergi kok aku yang disuruh mikir!! udah mereng otak kamu itu!!"
teriakku kesal
perdebatan kami mewarnai pagi ini membuat orang yang melihat kami pun menggeleng-gelengkan kepalanya. seharusnya semua orang bersiap untuk menghadapi ketegangan disidang, tapi karena fandri dan aku pagi-pagi sudah tegang urat kepala karena emosi menghadapinya.
dia yang sangat ngotot ingin ikut walaupun keadaannya benar-benar tidak memungkinkan itu, iya walaupun pada akhirnya dia ikut juga dengan menggunakan kursi roda.
"dasar batuu!!"
kesalku tak mau mendorongnya
"dasar cewek barbar!!!"
ejeknya
"eh!!! kalau nggak karena aku kamu tuh nggak bakal selamat tau nggak!!"
balasku langsung
"Ya iyalah mereka itu nggak bakal sanggup melawan singa betina kaya kakak!!"
lanjut fanri sambil berusaha menjalankan kursi rodanya sendiri
"APA KAMU BILANG!!!"
teriakku
saat itu juga aku membalikkan badan dan berniat menghampirinya, rasanya ingin sekali aku membejek bejek dia dan menjadikannya bergedel tapi untungnya Kak arta datang dan menghentikan perkelahian kecil kami.
"udah dong udah, yang kita hadapi itu hal yang serius nggak ada waktu deh buat ribut kayak gini"
kak arta mengingatkan untuk menyimpan tenaga kami saat nanti memberi kesaksian.
"hari ini adalah penentuan apakah kita akan menang atau kalah, jadi simpan semua tenaga kalian untuk nanti saat hakim sudah mengetuk palu nya dan mengatakan mereka bersalah"
kata kak Arta membuat kami langsung terdiam
aku, kak Arta, fandri, ayah dan bunda menadahkan tangan bersama dan kami semua berdoa agar Tuhan menolong kami yang ingin menunjukkan kebenaran dan memberi hukuman kepada yang melakukan kesalahan.
selama di perjalanan menuju ke pengadilan kami semua diam karena situasi yang tegang bahkan saat sampai pun wajah wajah kami terlihat sedikit pucat.
"laaah kita ini mau menang atau kalah sih!!"
kata pak miji saat kami baru tiba dan duduk di dekatnya
"ya menang dong Pak"
jawabku dengan sedikit tersenyum
"kalau gitu semangat dong!!"
katanya dengan kuat
"hehehehe"
kami semua cengengesan dan akhirnya tersenyum melihatnya sambil bercerita cerita kami menunggu persidangan yang sedang berlanjut.
tak lama setelah itu lawan kami lewat, yaa mereka orang-orang yang benar-benar tidak memiliki muka karena tidak memiliki rasa malu sama sekali. dengan gaya sombong mereka yang benar-benar memuakkan ingin rasanya aku melemparkan sepatuku ke arah wajahnya, tapi tentu saja aku masih berpikir apa yang akan terjadi jika hal itu aku lakukan.
Aku hanya bisa menghela nafas dan mengelus dada agar bersabar, aku yakin mereka yang seperti itu tidak akan lama. sebentar lagi mereka akan mencium aroma kekalahan dan merasakan manisnya hidup di penjara.
(manis banget kaya empedu wkwkwkw)
setelah beberapa menit menunggu akhirnya giliran kami yang menjalankan persidangan, ketegangan dimulai saat hakim mengetuk palu dan mengatakan "sidang di buka".
"sebelum sidang dimulai ada beberapa hal yang akan kami sampaikan, yang pertama sidang untuk masalah ini sifatnya cepat yang akan berlangsung beberapa hari. untuk itu pihak pemohon, termohon dan terkait dipersilahkan untuk menggunakan kesempatan yang sama yang diberikan mahkamah untuk menjelaskan semuanya dan kami akan mendengarkan secara seksama. selanjutnya yang perlu kita ketahui persidangan ini tidak hanya disaksikan oleh kita yang ada di sini tapi yang lebih utama ataupun yang paling utama adalah bahwa persidangan ini disaksikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala Tuhan yang maha kuasa yang menciptakan kita semua maka dari itu kami mengatakan kalau kami tidak tunduk pada siapapun dan kami tidak akan takut dengan apapun dan kami tidak bisa diintervensi kan oleh siapapun kami hanya tunduk pada konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan konstitusi seperti sumpah kami"
kata hakim membuka persidangan
hakim menghadirkan 3 terdakwa untuk ditanyain beberapa pertanyaan setelah hakim memanggil kuasa hukum dari dua belah pihak untuk menyerahkan surat kuasa.
setelah itu pembacaan surat dakwah dari penuntut umum tapi sayangnya dari pihak termohon tidak menerima begitu saja mereka langsung memberi bantahan dan rasa keberatan dengan surat dakwaan yang dibacakan.
kami pun tidak hanya tinggal diam kami melanjutkan dengan mengajukan beberapa pendapat pada yang mulia hakim.
"kejaksaan negeri untuk peradilan, majelis hakim yang mulia, kuasa hukum yang kami hormati, sidang yang kami muliakan setelah kami membaca surat keberatan oleh tim penasehat hukum kami penuntut umum mengajukan pendapat yang tidak lain sebagai berikut:
1 mengenai ketidak jelasan fakta tentang korban.
yang kedua tidak kesesuaian pernyataan di surat itu seperti keterangan korban saat pemeriksaan.
dan yang ketiga adanya ketidak lengkapan data dari surat keberatan yang mereka ajukan
yang keempat ada ketidak sesuaian fakta pemeriksaan kejadian.
kami mohon maaf karena ada ketidak konsistenan kami karena yang sebenarnya korban adalah saudara fandri.
kami tidak sependapat dengan alasan tersebut karena tidak berdasar terutama berdasarkan fakta-fakta yang ada ditambah lagi dengan ketidak lengkapan di dalam surat dakwaan dari penuntut hukum.
oleh karena itu kami penuntut umum memohon pada majelis hakim untuk memutuskan rasa keberatan dari penuntut hukum tidak dapat diterima dan melanjutkan persidangan dan harus memeriksa perkara ini lebih lanjut.
demikian pendapat kami tentang surat keberatan dari penuntut hukum terima kasih"
"baiklah setelah ini kita akan melanjutkan dan saya akan menentukan menerima pendapat dari penuntut umum atau menerima keberatan penuntut hukum, dengan ini sidang ditunda dan dilanjutkan pada pukul 14:12"
kata yang mulia menjeda persidangan
setelah itu semua orang keluar dari ruangan persidangan karena memang masih ada kasus lainnya yang menunggu.
di saat itu kami benar-benar tegang tapi juga bernafas lega bisa sampai sekarang ini dengan fakta-fakta.
"kalau memang kata hakim bisa sampai beberapa hari, berarti kakak cuman bisa ada untuk di persidangan kali ini aja dong"
kataku saat duduk bersama
"kayanya iya yank"
jawab kak Arta langsung
"yaah kak apa bisa kita"
kataku saat keraguan mulai datang di hatiku
"insya Allah sayang, kita tuh ada di pihak yang benar jadi nggak usah takut"
kata kak Arta pelan
"hhmm semoga aja ya Kak semua berjalan seperti yang kita harapkan"
kataku dengan pelan
sambil menunggu kami semua pun pergi untuk makan di rumah makan terdekat.
disitu dengan tidak sengaja kami bertemu balri dan beberapa temannya.
"weess Ar!! lagi ada acara kumpul keluarga"
sapa balri dengan santai
"haha sayangnya kita ini bukan kumpul keluarga bal, tapi kumpul buat menyelesaikan masalah"
jawab Arta dengan sedikit tertawa
"hah!! masalah apa ar"
kaget balri
dengan sedikit menjauh dari keramaian kak arta pun menceritakan semuanya pada balri, tentu saja dia yang tidak tahu apa-apa kaget semua kekacauan itu bisa sampai sejauh itu hanya dikarenakan 4 orang yang tidak berpendidikan.
dia dengan semangat langsung berinisiatif untuk membantu dengan menanya nanyain siapa atau bagaimana latar belakang mereka seperti apa mereka itu.
"alriski!!!"
kagetnya
"Yee bal biasa aja kali kaget gua!!"
kata kak Arta menepuk pundaknya
"ih loo kok bisa sih ar terlibat masalah dengan bangkek 1 itu!!"
kesalnya
"lah loo kenal dia!???"
kaget kak Arta
"banget!!!"
singkat balri penuh emosi
============================
sebenarnya siapa sih alriski itu!!
kenapa Balri bisa sekesal itu!!
pada penasaran gak
ikuti terus yaa
đđ