Setelah keluar dari boutique khusus fashion untuk para pria tadi, Dhany menggandeng lengan Bulan untuk masuk ke boutique khusus fashion wanita merk high end di sebelahnya. Namun Bulan menahannya.
"Kau ingin membeli apa di sini?" Bulan menahan langkah.
"Aq ingin membelikan mu sesuatu." Dhany menatap Bulan.
"Sesuatu seperti hadiah?" Bulan bertanya lagi. "Yaa..sedikit banyak seperti itu. Apa kau tidak ingin membeli sesuatu yang bagus di sini?" Dhany menunjuk beberapa gaun indah yang terpajang di depan etalase kaca yang mewah.
"Tidak..aq tidak ingin apapun..aq hanya mulai kelaparan." Bulan menyentuh perutnya.
"Oh, baiklah..kau tidak boleh kelaparan saat bersama q." Dhany membimbingnya keluar mall..
"Bagaimana jika kita makan malam di daerah atas? Pemandangan nya akan sangat cantik malam ini..sepertimu." Dhany menyarankan.
"Baiklah..aq tidak terlalu tau banyak tentang restauran. Dan akan lebih baik jika di situ ada live music akustik." Bulan berharap.
"Tentu saja..kau pasti akan menyukainya." Dhany tampak bersemangat.
Mobil melaju ke arah daerah atas dengan sedikit meningkatkan kecepatannya. Kali ini berbeda dari biasanya..nampak antusias dan bersemangat. Bulan mengira ini karena kencan pertama mereka yang membuat Dhany bersemangat. Dan ia pun tersenyum..Tidak peduli jabatan mu di level apa, namun saat kau bertemu dengan kekasih mu..maka kau akan meletakkannya di bawah kaki mu. Kau hanya akan mempedulikan dia..dan kau bahkan sulit mengendalikan dirimu sendiri di kencan pertama mu.
Restauran itu memiliki 3 lantai. Lantai yang paling menarik adalah yang terletak paling atas, roof top. Namun dikarenakan malam itu cuaca sangat dingin, melebihi malam-malam sebelumnya, maka Dhany memilih meja di lantai dua dekat jendela yang mengarah ke lembah penuh lampu berkelip indah. Dan dari awal masuk Bulan sudah teralihkan perhatiannya oleh jendela indah dan besar di dekat mejanya. Lampu temaram sangat mendukung view kerlipan lampu di lembah menjadi lebih jelas. Bulan menarik nafas pelan-pelan dan panjang. Udara dingin dan segar mulai memenuhi paru-parunya. Sinar mata Dhany berubah menjadi lembut saat memandangi gadis di hadapannya. Sungguh..ia tidak menginginkan hal lainnya selama ia dapat berada di dekat gadis ini selamanya.
Bahkan pelayan yang membawa buku menu pun harus mengucapkan salam 2 kali demi mendapatkan perhatian dari mereka berdua.
Palayan, " Selamat malam..ini minuman selamat datang kami.." sembari meletakkan 2 cangkir wedang jahe penghangat tubuh.
Pelayan,"..."
Pelayan, "uhuk..uhuk..selamat datang..selamat malam.."
Dhany terkejut, " oh, baik, maaf..ada apa?"
Pelayan, " Maaf, Pak..ini daftar menu kami. Menu spesial hari ini adalah udang Risotto."
Dhany, " Bulan, kau ingin pesan apa?"
Bulan, " uumm..Aq ingin steik tenderloin with mushroom sauce..daan..coklat hangat."
Dhany, " Udang risotto & Black coffee."
Setelah mengulang pesanan, pelayan itu pun meninggalkan mereka berdua.
Malam itu, hanya ada sedikit pengunjung yang memilih lantai dua. Kebanyakan mereka memilih lantai satu karena suasananya nya lebih hangat. Sedangkan lantai dua hanya di isi oleh beberapa pasangan saja.
Ada beberapa titik di sudut ruangan yang memasang lemari tinggi berhiaskan vas-vas bunga berwarna-warni, dan di tingkat ke tiga terdapat aroma terapi yang terus menerus mengeluarkan uap beraroma vanilla. Aroma yang selama ini menjadi favorit Bulan saat menenangkan diri.
"Lan..Kau suka dengan suasana seperti ini? atau kau lebih suka tempat makan kita kemarin?"Dhany bertanya dengan maksud menguji pribadi Bulan. Tempat makan kali ini memang tidak semewah kemarin, kali ini lebih bernuansa pedesaan..banyak ornamen kayu dan batu. Lebih sederhana, namun menenangkan.
" Aq suka ke dua nya..tapi mungkin aq akan lebih sering memilih tempat ini karena tidak terlalu meriah." Bulan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. " Apa kau merasakan aroma menenangkan ini, Dhany? Aq sangat menyukainya.. vanilla."
Dhany mengerutkan alisnya..mencoba lebih sensitif terhadap aroma sekelilingnya..barulah ia menyadari sedari tadi ia terpukau oleh gadis dihadapannya..dan tidak memperhatikan hal yang lain termasuk aroma vanilla tipis yang beredar di udara.
"Yaa..ini sangat menenangkan..entah karena aroma vanilla atau karena berada di dekat mu." Dhany berkata lirih.. hingga Bulan tidak mendengarnya.
Perlahan ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berbahan beludru berwarna hitam. Ada sebuah logo keemasan perusahaan perhiasan ternama di tengah nya.
"Bulan..aq tau..ini mungkin terlalu cepat..tetapi aq sangat ingin kau mengenakannya." Dhany menggenggam jemari Bulan dengan lembut. Memintanya untuk segera membuka kotak itu di tangannya.
"Dhany..apa ini? Kau sungguh tidak perlu.. Bahkan ini baru hari pertama kita." Bulan menggigit bibirnya..Ada sepercik kekhawatiran di sana. Ia tidak ingin diikat oleh siapapun. Setidaknya bukan sekarang. Ini bukan waktu yang tepat. Bukankah kemarin mereka sudah membahasnya?
"Tidak, Bulan..ini hanya hadiah dari q. Ungkapan hati q atas bersedianya dirimu untuk membuka hati untuk q. Ini tidak seberapa. Q mohon..terimalah.."
"Dhany..aq tidak materialistis." Bulan menjelaskan kekhawatirannya.
"Tidak..tentu saja kau tidak seperti itu, Bulan.. aq punya standar tersendiri dalam memilih kekasih. Kau luar biasa.. Bulan..please.. this is for you.." Dhany memintanya kembali..
Dengan sedikit kebimbangan..Bulan membuka kotak kecil beludru hitam itu. Dan di sanalah ia melihat sebuah kalung berliontin emas bertabur banyak batu kecil berwarna hitam dan putih yang membentuk bingkai ukiran bunga sakura. Oh..sangat manis sekali..Bulan sangat menyukainya.
" Ini..sangat manis, Dhany.." Bulan menyentuh liontin itu. Dhany segera membantu untuk mengenakannya di leher jenjang Bulan. Saat Bulan menyibakkan helai rambutnya..wangi aroma tubuh Bulan tertangkap oleh Dhany..terpaku sesaat ketika mengaitkan kalungnya..dan ia mendekatkan wajahnya pada leher jenjang Bulan.. menghirup aromanya dalam-dalam..hampir tidak kuasa menahan gejolak untuk segera mendaratkan puluhan kecupan di sana..ia memejamkan matanya..merasakan pening yang datang tiba-tiba..gadis ini..membuatnya gila.