Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 42 - Pertemuan Yang Paling Dihindari

Chapter 42 - Pertemuan Yang Paling Dihindari

Hening sesaat, pandangan mata mereka beradu. Dhany sudah kehabisan bahan pembicaraan, tidak mampu lagi berpikir mencari pembahasan lain.

"Hmm..aq kelaparan..apakah sudah boleh mulai makan? Steik q sepertinya sangat lezat, Dhany.."

Dhany terhenyak, sepertinya malam ini dialah satu-satunya yang terbawa perasaan. Susah payah mengendalikan gejolak pikiran dan hati yang memaksanya untuk menerobos batasan. Ternyata ia..hanya seorang diri.

" Silahkan, ayo kita mulai makan." Dhany menelan rasa pahit kecewanya. Ia sempat berharap gadis mempesona di hadapannya ini ikut merasakan getaran hati yang tak kunjung berhenti. Bukan sekedar getaran, lebih tepatnya guncangan hati yang membuatnya pening.

Beberapa kali Dhany mencuri pandang ke arah Bulan..Cara makannya menghasilkan gerakan yang sungguh gemulai..wajahnya entah kenapa selalu terlihat tersenyum..sangat indah untuk dipandang. Kadangkala diselingi cerita-cerita ringannya tentang kehidupan kost atau pun kegiatannya di kampus. Kenapa semua yang ia ucapkan menjadi selalu menarik untuk ia dengar? Dhany tidak banyak bicara kali ini. Dengan tenang mencoba memperbaiki irama jantungnya dan berusaha sealami mungkin saat memperhatikan gadis dihadapannya. Harus ia akui..belum pernah ia mengalami kencan yang sangat menguras energinya seperti saat ini. Gadis ini..layak diperjuangkan.

Cukup lama mereka berada di restaurant itu. Suasananya yang sangat membuat betah berlama-lama dan hidangannya yang bervariasi membuat pelanggan tidak cepat bosan. Hampir lebih dari 2 jam Bulan dan Dhany menghabiskan waktu di sana sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang. Setelah menyerahkan kartu debitnya untuk proses pembayaran, mereka menuruni tangga memutar ke lantai satu. Namun secara bersamaan langkah mereka terhenti karena ada pasangan lain yang juga akan menuruni tangga.

Hati Bulan mencelos. Dari semua orang yang sangat tidak ingin ia lihat, sangat ingin ia jauhi, dan selalu ambil bagian dalam tiap mimpi buruknya kini..berdiri di hadapannya. Sama-sama terkejut, dan terpaku. Leo menatap Bulan dan Dhany. Julia yang sedang bergayut manja di lengan Leo juga beradu pandang dengan mereka. Dengan tidak tau malu Julia mengeraskan suaranya dengan nada manja yang berlebihan, "Sayaang ..terimakasih atas malam yang romantis ini..aq sangat mencintaimu." Kemudian ia mengetatkan kaitan tangannya pada Leo. Dengan sengaja menarik paksa Leo untuk segera mendahului menuruni tangga. Bulan menangkap mata Leo yang terus memandangnya dari sudut matanya. Leo seperti berusaha terus menatap mata Bulan tanpa mengucapkan sepatah kata pun hingga ia melewatinya. Dhany yang tidak tau apa-apa ikut menghentikan langkah kakinya saat menyadari bahwa Bulan tiba-tiba berhenti. Ia sempat memperhatikan tatapan mata Bulan dan menangkap lirikan mata pria yang berjalan bersama kekasihnya mendahului mereka berdua. Dia pun paham apa yang sedang terjadi..dan segera meraih tangan Bulan untuk digenggam. Memimpinnya untuk berjalan menuruni anak tangga perlahan..khawatir kejadian yang baru saja terjadi menyakiti gadis di sebelahnya. Ia tau, luka hatinya belum sembuh benar.

Saat tiba di parkiran, Leo dan Julia masih akan bersiap menaiki motor Leo. Dan secara kebetulan letaknya tidak jauh dari mobil nissan juke milik Dhany. Julia menatap sinis pada Bulan dan dengan sengaja memperhatikan mereka berdua dari balik helm. Sebersit dengki makin menjalar di dalam kepalanya saat melihat bahwa pria yang menggandeng Bulan lebih terlihat berkelas.

Dhany membukakan pintu mobil penumpang depan untuk Bulan, kemudian menutupnya perlahan. Ia bisa merasakan panas di punggungnya akibat tatapan dua pasang mata yang mengikuti mereka. Di dalam mobil Dhany segera menyalakan mesin dan melajukan kendaraannya untuk segera pergi dari tempat itu. Menjauh dari pasangan yang telah menyakiti hati Bulan, gadis yang saat ini paling ia pedulikan. Yang saat ini paling ia perjuangkan, apapun taruhannya..ia tidak ingin melihat Bulan merasakan sakit lagi, tidak akan.

"Apa kau baik-baik saja?" Dhany mengkhawatirkan Bulan.

"Ya..mereka sangat cocok satu dengan yang lain. Norak." Bulan menggendikkan bahunya. Rasanya seperti baru saja melakukan sedikit tamparan pada wajah pasangan norak itu. Dan bagian terbaiknya adalah bahwa ia tidak perlu melakukan sesuatu dengan sengaja dan dibuat-buat.