Dhany memacu kendaraannya lebih cepat dari biasanya. Bulan tau keadaan hatinya sedang terganggu..
Bulan, " Bicaralah..jangan kau simpan sendiri. Adakalanya jika gundah q tak berkesudahan..aq lebih memilih membaginya dengan orang yang q percaya. Sedikit banyak itu membantu q meringankan isi kepala q saat itu."
Dhany, " Apa kau tidak terganggu jika aq menceritakan masa lalu q?"
Bulan, " Tentu tidak..anggap saja ini bagian dari proses pengenalan dirimu. Baik atau buruk, setidaknya itulah yang membawa mu sampai ke titik kamu berada saat ini." Walau jujur saja..sebenarnya Bulan tau..rasa penasaran itu tidak selalu berakhir memuaskan..Kadang kala hanya akan berakhir pada kecurigaan yang tak berujung. Atau menjadi sesuatu yang selalu membayang-bayangi mu dalam waktu yang tidak sebentar. Tetapi kata-kata sudah terlanjur terucap.. Walau dengan setengah hati dia membuka telinga..tetapi yang sesungguhnya terjadi adalah persiapannya untuk menahan gejolak hati yang sebentar lagi mungkin akan tak terkendali. Bulan tau itu..
Dhany memilih meminggirkan kendaraannya di sekitaran taman dekat dengan kafe-kafe yang berjajar rapi yang menjadi favorit kawula muda di kota. Mematikan mesin, dan mengajak Bulan untuk keluar berjalan-jalan menyusuri taman sembari menikmati udara malam.
Dhany, " Aq bertemu dengannya saat dia baru masuk menjadi salah satu anggota tim kerja q yang baru. Karyawan baru dengan kepribadian yang cukup menonjol dibandingkan yang lain.
Benar-benar menonjol..keras kepala..sangat keras kepala. Q pikir memang seperti itulah kepribadiannya..Ternyata perkiraan q tidak selalu benar. Karena nyatanya dia mudah menyerah untuk hubungan kami."
Bulan, " Don't judge a book by its cover.. lanjutkan,Dhany.."
Dhany, " Yah..kau benar..Bahkan setelah q berusaha mengenalnya selama 1 tahun pertama..q pikir aq sudah cukup mengenalnya. Dan tahun berikutnya..aq berusaha lebih intens untuk memahaminya..ternyata itupun masih belum cukup."
Bulan, " Saat itu hubungan kalian sebatas rekan kerja satu tim saja? Tidak ada yang spesial?"
Dhany, " Ya..aq mencoba mengenalnya perlahan saja..aq tidak terburu waktu."
Bulan, " Oh ya? Lalu apa bedanya dengan sekarang? Apakah sekarang kau sudah terburu waktu?"
Dhany, " Tidak, Bulan..saat ini aq lebih mengutamakan kejujuran saja. Perlihatkanlah karaktermu yang sesungguhnya..dan aq akan sangat menghargai mu.. "
Bulan, " Aq bukan dari golongan wanita impian, Dhany..Aq rasa aq ini biasa-biasa saja.."
Dhany, " Yang menilaimu memiliki standarnya masing-masing..dan aq menyukaimu."
Bulan, " Yaaa..apakah kalian benar-benar sudah putus?"
Dhany, " Ya, itu benar. Kami sudah sepakat untuk memutuskan hubungan kami. Kami tau ini tidak akan berjalan dengan baik. Aq pun tidak ingin memaksakan."
Bulan, " Bagaimana hubungan kalian sekarang? Masih satu tim?"
Dhany, " Tidak lagi..aq mengajukan diri untuk pindah ke kota mu."
Bulan, " Aq mengerti..kau pindah ke kota q karena ingin meminimalisir pertemuan mu dengannya. Karena kau tidak tahan bertemu setiap hari dengannya? Lalu aq kau jadikan alasan untuk menutupi alasanmu yang sebenarnya?"
Wajah Dhany berubah dingin..
Bulan menyadari perubahannya dan mulai menyesali apa yang barusan ia katakan.. Tetapi itupun tidak salah bukan? Ia tidak sudi untuk dijadikan tameng menutupi luka hati Dhany..Bagaimana dengan perasaan Nadia? Dari awal ia tau bahwa Dhany terlalu terburu-buru.. ada yang salah di sini. Dan setelah ia sadar dan mengerti apa yang terjadi..sebaiknya tidak dilanjutkan.
Dhany menghentikan langkah kakinya, membawa Bulan ke hadapannya. Perlahan ia meraih tangan Bulan.. menggenggam nya..pandangan matanya..lurus menusuk jendela hati Bulan yang baru saja akan tertutup.
"Kau..tidak perlu khawatir tentang perasaan q.. Kisah kami sudah menjadi lembaran lama. Beberapa bulan yang lalu aq telah menutupnya.. Dan kini..aq ingin membuat bab baru dengan mu..perjalanan baru dengan mu..Kisah yang mengalir dengan sumber mata air baru.. Aq percaya..kali ini pasti lebih baik." Ekspresi Dhany yang dingin mulai menunjukkan keteguhan hati. Bulan tau..pria dihadapannya ini berusaha untuk menapaki masa depan dengan memilih nya untuk menjadi bagian dari hidupnya. Tetapi..tidak dipungkiri..ada sebersit rasa ragu yang terus menggayut di relunghatinya. Karena yang selama ini ia cari sebagai pendamping hidupnya adalah pria yang benar-benar mencintainya..tidak ingin ada goresan pena lama di lembaran baru yang akan mereka tapaki di kemudian hari. Karena ia pun masih terluka..
"Dhany..resikonya terlalu besar..Aq tidak ingin merasakan sakit hati lagi. Luka q belum sembuh." Bulan memalingkan wajah.
" Bulan, dengar aq.. saat ini..wajah yang selalu ingin q cari adalah wajahmu..suara yang selalu ingin q dengar adalah suaramu..tubuh yang selalu ingin aq rengkuh adalah tubuh mu.. izinkan aq membuktikannya..berikan aq waktu..dan kau akan bahagia bersama q." Dhany menarik tubuh Bulan lebih dekat dengannya hingga Bulan bisa merasakan aroma tubuh pria maskulin yang sangat menggoda...