Chereads / Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 16 - Pengaruh orang yang berpengaruh

Chapter 16 - Pengaruh orang yang berpengaruh

Gemuruh petir mulai terdengar pertanda mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Cuaca sebelumnya sangat panas, mendadak menjadi sejuk teduh dan bahkan akan segera turun hujan, seperti hati kinan yang saat ini mulai sedikit mencair karena senyuman adam dan kata-kata adam yang terlalu memperlihatkan bahwa adam memang lelaki yang selalu mempermainkan hati wanita, meskipun begitu yang ada di pikiran kinan, tapu entah kenapa kinan tidak begitu terganggu, sebaliknya dia sedikit memiliki rasa yang berbeda dari biasanya, dia belum tahu rasa seperti apa itu, tapi yang pasti ia merasa bahwa selama ini dia belum pernah merasakan perasaan seaneh ini.

Setelah keysa menutu telepon, kinan segera langsung berlari dari taman dan meninggalkan adam tanpa sepatah katapun, bahkan kinan tidak melihat adam sama sekali, ia langsung berlari begitu saja, dan itu tentunya membuat adam terganggu, dia tidak suka kalau kinan pergi begitu saja. "hey, apa yang terjadi? kenapa kamu meninggalkan pembicaraan kita, aku sedang bicara tadi dan kamu pergi begitu saja?", adam menggapai tangan kinan dan menghentikan langkah kinan, "aku buru-buru, kakakku menunggu di depan kampus, lepaskan tanganku atau aku teriak, cepat lepaskan!!!, jangan sampai kakakku melihat kamu disini denganku" kinan memaksa ingin segera pergi, tapi itu tidak membuat adam menyerah, adam membuat itu menjadi kesempatan bagus untuknya "aku lepaskan, asalkan besok siang di kursi taman itu, kita bertemu lagi, besok, pastikan itu, baru aku lepaskan" adam memaksa kinan dan akhirnya karena kinan takut terlalu lama membuat kakaknya menunggu dan khawatir kakaknya masuk ke dalam kampus dan melihat kinan bersama lelaki yang kemarin membuat keributan di acara wisuda, itu akan membuat kinan malu dan akan sangat sulit menjelaskannya, kinan tidak mau repot harus menjelaskan kepada kakaknya "oke adam, lepaskan cepat", "Deal???" adam kembali memastikan sebelum akhirnya ia membiarkan kinan pergi setelah kinan menjawab "deal, besok". kinan berlari dan adam melihat itu, dia tersenyum, adam sangat senang akhirnya bisa berbicara langsung dengan gadis yang sudah satu tahun terakhir ini ia pandangi saja, karena adam tahu kinan menjauhi semua orang, adam yakin ada alasan dibalik semua itu dan adam tidak ingin secara langsung merubah dunia kinan, adam tidak ingin membuat keributan dengan memaksa kinan untuk mau berteman dengannya selama ini, adam sangat berhati-hati dengan perasaan kinan yang semua orang tahu bahwa kinan sangat sensitif, itu kenapa akhirnya semua orang menilai kinan gadis yang pemarah dan angkuh. Kenapa akhirnya adam memberanikan diri menyatakan perasaannya pada kinan di acara wisuda kemarin, itu karena ia tidak tahu kapan lagi kesempatan untuk menyatakan perasaannya pada gadis yang ia cintai, disamping disana ada ayahnya saat itu, adam ingin menunjukan gadis yang dicintainya kepada sang ayah, karena ayah selalu menanyakan siapa yang membuat anaknya tidak lagi menggunakan fasilitas mobil mewah dan selalu pulang sekolah tepat waktu. Dan hari itu kinan membuat adam bangga karena menjadi lulusan terbaik dan itu pasti akan menjadi nilai plus bagi penilaian ayahnya, dengan bangga adam mempertontonkan aksi menyatakan cintanya di depan ayah dan semua orang yang hadir disana, terlebih lagi dihari kinan terlihat di jalanan komplek tempat tinggalnya oleh adam, hari itu membuat adam semakin mantap dengan perasaanya, bahwa ia benar-benar jatuh cinta dengan kinan dan memutuskan akan menyatakan perasaannya cepat atau lambat, dan akhirnya hari wisuda mereka menjadi waktu yang twpat menurut adam. Dia lelaki mania, semua keinginannya selalu dituruti oleh ibinua, dan selalu di elu elukan oleh banyak wanita, dan adam juga lelaki yang sembrono, tidak berpikir secara matang sebelum bertindak. di saat dia berpikir itu saatnya, ya dia akan melakukannya. tanpa pertimbangan yang matang.

Hari itu berlalu dengan akhir adam yang terguyur hujan pada saat perjalanan pulang, adam segera memanggil taksi dan langsung menuju rumahnya, ia tersenyum-senyum sendiri di dalam taksi yang membuat sopir bingung. Sesampainya di rumah ayah dan ibunya sudah duduk di kursi ruang tamu, rumah yang sangat besar dengan semua fasilitas yang ada, adam tinggal di rumah itu bertiga dengan ayah dan ibunya, adam anak tunggal dan itu yang membuat ia tumbuh menjadi anak yang manja dan arogan. "duduk kamu!!!" ayah mengintruksikan adam untuk datang dan duduk mendekat ke ayahnya. Tanpa menjawab adam menuruti perintah ayahnya dan duduk di kursi samping ayahnya. "ayah sudah memutuskan, dan ayah tidak memerlukan persetujuan siapapun disini, lusa kita akan pergi ke Australia, ayah sudah persiapkan semua kebutuhanmu mulai dari pasport dan lainnya", belum selesai ayahnya berbicara, adam menyela " ayah aku tidak perlu pergi liburan, aku juga akan disibukkan mencari-cari kampus yang pas dengan minatku, ibu, bilang pada ayah bahwa aku tidak ingin pergi kemana-mana", adam berpikir ayahnya mengajak ia berlibur karena ini musim liburan dan adam baru lulus dari sekolahnya, ini patut untuk dirayakan, tapi adam merasa tidak memerlukan itu karena dia akan bertemu dengan kinan besok, dan mungkin besok, besok, dan besoknya lagi, adam berniat akan membuat rencana agar bisa bertemu dan berbicara dengan kinan setiap hari. "adam dengarkan dulu apa yang ayah sedang sampaikan, kamu jangan meyela, tidak sopan" ibunya menghentikan adam untuk berbicara. "kita pergi ke sana tidak untuk berlibur, melainkan mengirimmu untuk sekolah dan menetap disana sampai selesai masa kuliahmu nanti, ayah sudah pilihkan kampus terbaik, dan tenang saja kamu tidak perlu khawatir soal testnya, kamu sudah pasti lolos, ayah sudah menghubungi rekan ayah yang berada disana, jadi seharusnya semua berjalan dengan baik". Adam langsung beridir dari duduknya, dan berkata "apa ayah serius dengan perkataan ayah tadi? aku? aku kuliah di luar negeri? apa ayah berpikir aku akan menyetujui itu?" "ayah sudah bilang tadi, apa kamu tidak dengar? ayah tidak memerlukan persetujuan ataupun ijin dari siapapun untuk keputusan ayah ini, semua ini demi kebaikan dan kemajuan kamu, ayah tidak ingin berdebat jadi bersiap-siaplah, lusa adalah hari keberangkatan kita, ayah tidak ingin ada keributan disini " setelah selesai berbicara ayahnya langsung pergi keluar dan melesat dengan mobilnya. Ibu yang sedari tadi hanya diam, berlalu pergi dari ruang tamu, berniat menghindar dari putranya yang manja, dia tahu betul bahwa putranya akan membujuk ibunya dengan sangat keras, dan ibu sadar bahwa ia selalu luluh dan akhirnya membantu putranya yang manja itu. "ibu, apa ibu rela mengirimku pergi sejauh itu? apa ibu tidak sedih di rumah ini tidak ada aku nanti? apa jangan-jangan ibu juga ingin aku pergi dari sini? " adam mulai berusaha membujuk ibunya, ibunya terus pergi masuk ke kamarnya dan segera mengunci pintunya. ia tisak mau akhirnya merusak rencana suaminya yang akan berdampak pada pertengkaran hebat antara dia dan ayahnya adam. Dan ibu tahu betul bahwa semua ini demi kemajuan dan kebaikan adam, ayahnya tidak begitu suka karena seorang perempuan adam bisa berubah, ayahnya akan lebih bangga jika anaknya berubah karena dia memang sudah tumbuh menjadi dewasa dan bisa membedakan hal baik dan buruk dalam hidupnya, jika berubah hanya dikarenakan seseorang atau suatu hal, perubahan itu tidak akan kekal dan mungkin akan berdampak buruk jika suatu hari rasa kecewa, rasa sakit hati hinggap dalam diri anaknya. Diusia adam seharusnya dia sudah menjadi lelaki yang cukup dewasa, tapi berbeda dengan adam, meskipun sudah terlihat sedikit perubaha. ke arah yang lebih baik, tetap saja itu bukan kerana dia paham bahwa yang dia lakukan itu sudah benar, tapi karena dia terbawa arus perasaannya terhadap wanita itu. itu yang ayahnya pikirkan sehingga akhirnya keputusan ini diambil. adam harus kuliah di luar negeri dan di jauhkan dari wanita itu. ayahnya sudah melihat latar belakang gadis yang dicintai putranya, dengan mudah melalui pengaruh yang ia miliki, dia bisa dengan mudah memperoleh semua informasi tentang kinan, gadis yang membuat anaknya tegila-gila di acara wisudaannya dan membuat ayahnya malu di depan semua orang. bukan bangga seperti yang dipikirkan adam, adam memang sangat kekanak-kanakkan tanpa berpikir dampak dari yang dia lakukan kemarin di acara wisuda.