Chereads / Mutiara Hitam / Chapter 4 - Masa lalu 3

Chapter 4 - Masa lalu 3

Laki-laki itu sedang memperhatikan gadis mana yang akan melalui proses ta'aruf (perkenalan menuju pernikahan) dengannya? Kemudian, mata membelalak ketika melihat seorang gadis yang tertunduk sedaro tadi tanpa mengeluarkan suaranya. Ya, itu Zara. Sang mantan kekasih di SMA dulu.

"Ja.. di, laki-laki yang mana ustadz yang akan melakuka proses ta'aruf ini?" tanya Zara hati-hati. Jantungnya berdetak tak karuan, ia merasakan berbagai macam rasa yang bercampur. Ketika melihat manik mata itu, gundah, kesal, kecewa ingin ia luapkan semuanya.

"Reyhan Atmaja Yudha." Ucap ustadz. Zara mencoba untuk mencerna nama lengkap tersebut. Hatinya terasa ngilu.

"Lalu, ustadz siapakah wanita itu?" tanya seorang pemuda yang tampan. 'Semoga bukan Zara.'

"Nah, mari kita buka dahulu dengan pertukaran CV ini. Nanti kalian dapat membacanya sekitar 10 menit untuk memahami isi di dalamnya, jika ada yang mau ditanyakan maka silahkan langsung diajukan saja." ustadz menukarkan CV mereka masing-masing.

"Hahaha... ustadz saya tidak bisa melanjutkan ini semua. Semua yangada pada kertas ini hanyalah tipuan belaka." ucap laki-laki bernama Reyhan bersikap pongah. "ini hanya lelucan, hanya tipuan. Aku tak mau menikahi seorang penipu ulung." umbarnya, membuat amarah Zara mendidih.

"Apa yang sedang kau bicarakan?" tanya Zara, gadis itu tak mampu menahan lagi amarahnya. Nifa yang ada diantara mereka hanya memperhatikan, tak tau apa yang harus dilakukan. "Jika kau memang tidak menginginkannya tidak apa. Aku tak kan pernah memaksa." ucapnya berusaha untuk meredam amarahnya yang berkobar.

Zara memutuskan untuk berdiri, "Ustadz, mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini semua. Kami memutuskan untuk tidak melanjutkannya, toh kami benar-benar tidak cocok."

"Nak Zara, kenapa tidak dicoba terlebih dahulu? Kalianpun kan baru sebatas baca CV nya saja. Siapa tahu akan ada perubahan." Bujuk ustadz.

"Maaf ustadz, saya rasa saya masih belum memiliki niat yang lurus untuk memperbaiki diri. Semoga ini menjadi keputusan yang terbaik. Jazakallahu khairan (Terima kasih banyak, semoga Allah membalas kebaikanmu). Assalamualaikum.." Jelasnya, lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang menyesakkan itu, diikuti oleh Nifa dari belakang.

***

Mereka gadis yang mengenakan gamis berwarna hitam dan biru dongker itu, memutuskan untuk menepi di warung makan jalanan. Mereka memutuskan untuk mengisi tenaga, terlebih untuk memulihkan hati yang mulai melemah itu.

Tak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan dari meninggalkan tempat itu hingga saat ini. Mereka makan sambil tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Setelah selesai makan, mereka kembali terdiam.

Nifa kesal sendiri, ia penasaran dengan hubungan Zara dan laki-laki tadi. "Zara?"

"Hmm" gumamnya, gadis itu fokus pada handphone yang ia genggam.

"Boleh aku tanya, ada hubungan apa kau dengan dia?" tanyanya hati-hati. "Kau boleh cerita padaku, kan aku sahabatmu."

"Ia hanya bagian dari masa lalu ku, dan aku tak akan pernah bisa berdampingan dengannya sampai kapan pun. Dimana pun ia berada, ia tampak sempurna. Ia lebih hebat lagi sekarang, ketika sudah memahami agama." ucapnya dalam satu tarikan nafas yang cukup berat.

"Reyhan, ia adalah mantan kekasihku di SMA dulu."