Chapter 6 - Keajaiban

Apa saja yang bisa terjadi dalam satu minggu?

Untuk Mika Uehara, setiap minggunya terlihat normal: mungkin ada majalah baru yang ingin ia baca, episode baru dari acara TV yang ia sukai, atau mungkin ia pergi belanja bersama teman-temannya; tapi di kehidupannya, kejadian yang luar biasa tidaklah langka lagi.

Namun, di minggu yang lalu, sudah tertanam di kepalanya kalau keajaiban bisa saja terjadi dalam kurun waktu satu minggu.

Iya itu benar – sebuah keajaiban!

Semuanya terjadi tepat di depannya, bersama dengan Seiji Haruta, yang sebelumnya hanya seorang otaku gemuk.

Awalnya, ia menyadari kalau Seiji mulai berolahraga.

Bahkan di hari dimana ia bekerja seharian, pemuda gemuk itu tetap berolahraga tanpa henti – tiap pagi ia selalu berlari, berolahraga di kamarnya tiap malam, dan dia selalu saja berkeringat.

Awalnya, Mika Uehara tergerak. Lama kelamaan, ia makin kagum karena Seiji benar-benar berolahraga dengan serius – meskipun hal itu pasti sulit, Seiji tidak pernah menyerah.

Jika Mika harus bekerja pekerjaan penuh waktu, apa ia masih bisa terus berolahraga tiap hari? Ia harus jujur kalau ia tak tahu jawaban dari pertanyaan itu.

Tetapi, dihari keempat, ia menyadari kalau Seiji telah berubah banyak.

Dan ia mulai melihat perubahannya, ia merasa sudah buta karena gagal menyadarinya!

Seiji Haruta, yang sebelumnya adalah seorang otaku yang berat badannya pasti lebih dari 100 kg itu, telah menjadi lebih kurus setelah berolahraga selama beberapa hari.

Kurusnya bukan lagi dalam tingkatan normal – kelihatannya ia kehilangan hampir satu lapisan tubuh.

Perutnya yang dulu selalu menjorok keluar sudah hilang.

Tangannya yang dulu kendor itu sekarang menjadi berotot.

Dan mukanya yang dulu tembem itu sekarang sudah mengecil.

Kapan semua itu terjadi?

Tidak, Seiji selalu berubah setiap harinya. Hanya saja karena berbagai alasan, Mika tidak cukup peduli untuk menyadarinya.

"Haruta-kun kelihatannya selalu menjadi lebih dan lebih tampan lagi." Jika bukan karena ibunya yang secara kebetulan mengatakan hal ini, Mika akan tetap tidak peduli, hilang di dunia khayalannya.

Dan kemudian hari kelima, keenam, dan ketujuh pun terlewati.

Di sore hari, ketika Mika membuka pintu, ia disambut oleh seorang lelaki tampan dengan senyuman malu-malu. Laki-laki itu memiliki wajah yang cerah dan keren, tubuh yang kuat dan indah, rambut yang sedikit berantakan dan agak sedikit bebas, dan ia sedang mengenakan jaket dan celana jeans, yang membuat mata Mika Uehara menjadi bingung sepenuhnya.

Ini Seiji Haruta, si otaku gemuk?

Bagaimanapun juga, Mika tidak bisa menyambungkan lelaki tampan di depannya dengan otaku gemuk di ingatannya, yang suka mengunci dirinya di ruangan yang gelap dan menggunakan pakaian kotor. Si otaku yang selalu mengeluarkan bau aneh, yang punya perut besar selalu menjorok keluar, rambut kusut dan memiliki ekspresi mengerikan di wajahnya.

Tak salah lagi; ini adalah sebuah keajaiban!

Keajaiban yang asli!

Hanya perlu satu minggu!

Otaku gemuk, yang berdiri di depannya sekarang telah berubah menjadi indah!

"Nona Uehara? Umm… Apakah pakaian ini terlihat jelek padaku?" Seiji mengenakan pakaian yang baru saja ia beli hari ini dengan gugup.

Karena bentuk tubuhnya sudah berubah banyak, pakaiannya yang dulu sudah tak cukup lagi, jadi ia terpaksa untuk pergi membeli beberapa baju baru. Tentu saja, semua yang ia beli adalah baju murah.

"tidak… tidak sama sekali!" Ia akhirnya sadar kembali, dan pipinya berubah warna menjadi sangat merah: "Mereka tidak terlihat buruk… maafkan aku untuk tidak mengajakmu masuk, silahkan… masuk!"

Seiji mengangguk sedikit sebelum mengikutinya ke dalam. Meski ini bukan pertama kalinya ia berada disini, karena sang tuan tanah pernah mengajaknya untuk makan malam bersama. Namun, kali ini, entah mengapa Mika merasa sedikit gugup.

Karena menganggap ucapan terima kasihnya tidak cukup, Nozomi Uehara mengundang Seiji dan memutuskan untuk menyajikan makanan enak kepadanya sebagai rasa terima kasih.

Seiji merasa kalau semua itu tidaklah diperlukan; jika mereka benar-benar ingin berterima kasih kepadanya, cara yang termudah adalah memberikan diskon untuk uang sewanya. Tentu saja, ia merasa malu untuk mengatakan hal itu ke mereka.

Okay, setidaknya ia mendapatkan kesempatan untuk makan bersama dengan sepasang ibu dan putrinya yang cantik, ia tak bisa protes.

"Selamat datang, Haruta-kun… Ya ampun, kamu makin tampan saja." Nozomi Uehara keluar dari dapur, dan matanya mulai menyadari tubuh gagah pemuda itu.

Meski indranya lebih tajam daripada putrinya dan ia juga sudah menyiapkan mentalnya, ia hanya bisa menerima secara mental kalau perubahan pemuda gemuk itu adalah keajaiban yang sangat hebat.

Bayangan otaku gemuk dari dua minggu yang lalu itu menghilang sepenuhnya. Apa yang sebenarnya terjadi kepada pemuda ini sehingga bisa membuatnya berubah sampai seperti ini?

"aku hanya menurunkan sedikit berat badanku saja." Karena canggung Seiji menggaruk wajahnya.

Bahkan Seiji sendiri merasa tidak nyaman dengan kepura-puraannya. Meskipun Seiji memang sudah menduga bahwa ini akan terjadi, namun saat ia melihat perubahan yang ia alami, ia terkejut dengan kekuatan sistem yang sangat besar ini. Tapi apa yang sudah terjadi biarlah berlalu; Di depan orang yang lebih tua, tak peduli seberapa sulit dirinya harus berakting, ia harus tetap berpura-pura kalau ini hanya penurunan berat badan yang "normal".

Itu sangatlah tidak mungkin!

Mika Uehara merasa ingin berteriak sekeras mungkin. Saat ini, perasaannya sedang campur aduk, ia tak yakin apa yang sedang dirasakannya.

Perbedaan penampilan mengerikan dari otaku gemuk itu dan penampilan keren dan rapi dari lelaki tampan ini terus terngiang-ngiang di kepalanya. Ia tidak bisa memutuskan apa yang harus ia lakukan.

Jadi keajaiban memang bisa terjadi.

Anat itik yang jelek bisa berubah menjadi angsa yang anggun.

Waktu makan malam.

Nozomi dan Seiji terus berbincang dengan bahagia.

Meski Seiji adalah seorang NEET di kehidupan lamanya, ia juga pernah mengikuti tes untuk menjadi pegawai negeri, jadi ia tahu bagaimana caranya untuk menghibur seorang tamu. Jika ia berusaha, ia tidak akan membiarkan percakapan yang terjadi dengannya menjadi membosankan.

Perasaan Nozomi sedikit terkejut, ia tak menyangka kalau ia bisa berbicara mengenai topik yang serius dengan Seiji, mengingat kalau Seiji masih muda. Saat ini, Nozomi merasa bahwa Seiji seperti orang dewasa seumurannya.

Mika makan dengan tenang. Bukan karena mereka berdua meninggalkannya dari percakapannya. Ia tenang karena keraguannya membuatnya tak bisa berkata-kata, tapi kadang-kadang, ia melirik ke arah Seiji, dan pipinya pun memerah.

"Haruta-kun, sampai kapan kamu akan tidak sekolah? Sebenarnya, kamu sudah bisa pergi kembali ke rumahmu dan melanjutkan sekolah kan?" Nozomi mengangkat topik yang sensitif.

Untuk sesaat Seiji terkejut.

"Yah, belakangan ini aku juga sudah memikirkannya, tapi…memang, kesalahan-kesalahanku dulu sangat parah. Meski aku memutuskan untuk merubah diriku, aku pikir mereka akan kesulitan untuk menerimaku kembali jika aku kembali dengan keadaan seperti ini."

'Mereka mungkin kesulitan menerimanya karena alasan yang lain' Diam-diam Mika berpikir selagi mendengarkan perkataannya dengan serius. Lagipula, semua orang yang mengenalnya pasti akan melihat kalau kondisinya saat ini tidak bisa dipercaya.

"Lalu, apa yang ingin kamu lakukan?" Nozomi menaruh dagunya di atas tangannya dan menatap langsung ke mata Seiji, memperlihatkan daya tarik dari wanita dewasa.

"Aku masih tidak tahu. Mungkin… aku bisa menemukan pekerjaan baru – dengan gaji yang lebih tinggi – dan kemudian membeli beberapa hadiah untuk keluargaku…"

Badannya yang sekarang adalah tipe badan yang normal… Okay, badan dan mukanya telah meningkat menjadi "tak begitu buruk," jadi dia tak perlu mengenakan kostum tubuh lagi. Mencari pekerjaan yang lebih bagus adalah salah satu prioritasnya sekarang, apalagi dengan begitu ia bisa menabung uangnya.

"Seberapa perhatiannya kamu – aku yakin kalau keluargamu akan senang melihat dirimu yang sekarang." Nozomi mengangguk.

"Pasti anda sedang bercanda"

"Aku tidak bercanda – sekarang kamu sudah tampan. Apa kamu belum menyadari kalau wajah Mika sudah memerah selama ini?"

"Ibu!" Mika yang tiba-tiba disergap oleh kejahilan ibunya itu, membuat wajahnya semakin memerah selagi berteriak dengan suara yang halus.

Seiji hanya bisa tersenyum canggung.

"Omong-omong, bocah pirang itu…bukan, bajingan itu keluar dari sekolah. Bukankah itu hal yang bagus, Nona Uehara?"

"Panggil aku Mika!" dia tidak senang karena selalu dipanggil nona, jadi secara tidak sadar ia mengatakannya dengan keras. Dengan segera, ia menyadari apa yang baru saja ia katakana, dan wajahnya menjadi merah sampai ke ujung telinganya.

Di Pulau Sakura, memanggil seseorang secara langsung dengan namanya dianggap sebagai sesuatu yang spesial – hanya anggota keluarga dan teman dekat yang boleh melakukan hal ini.

Ia baru saja dijahili oleh ibunya, dan sekarang ia langsung mengijinkan Seiji memanggilnya langsung dengan namanya! Mika benar-benar merasa ingin menggali kuburnya sendiri.

"Ini… ini hanya, jika kamu memanggilku dengan Uehara, sangat membingungkan untuk mengetahui Uehara mana yang kamu maksud, jadi… hanya itu alasannya!" ia berkata dengan kebingungan.

"Ya ampun, ya ampun…" Nozomi memandang putrinya yang sedang malu.

*Cough!* Seiji memaksakan dirinya untuk memalsukan batuknya: "Baiklah, jika semua berakhir seperti ini, maka ini adalah yang terbaik yang bisa kita harapkan."

Dua hari yang lalu, Mika memberitahukan kalau bocah pirang itu keluar dari sekolahnya karena perusahaan ayahnya tiba-tiba bangkrut, dan keluarganya sudah tidak memiliki kekuatan lagi, dan itu mengakibatkan dia untuk merasa malu untuk kembali ke sekolah lagi. Lagipula, keluarganya terlihat terpaksa untuk menjual rumahnya supaya bisa membayar hutang.

Apa semua yang terjadi ini ada kaitannya dengan sang Ketua OSIS? Baik Seiji maupun Mika tidak tahu jawabannya, karena hanya inilah yang mereka butuhkan.

"Mm… hal itu sangat membahagiakan…" Mika memikirkannya dengan tenang dan ia juga memikirkan hal buruk yang bisa terjadi, yang mengakibatkan dirinya untuk menjadi sedikit tidak nyaman.

"Mika apa kau sedang berpikir kalau itu bagus dan kau sudah tidak perlu takut lagi, tapi kelihatannya Haruta-kun tidak perlu lagi untuk mengawalmu ke sekolah, jadi apakah kamu sedikit kecewa?" Nozomi terus menjahili putrinya.

"Tidak… tidak sama sekali!" ketika Mika mengutarakan hal tersebut, Mika merasakan perasaan marah dan malu bercampur aduk, membuat mukanya kembali memerah sementara matanya seperti berair.

"Ha…haha, bibi jelas suka bercanda…" Selain tertawa dengan bodoh, apa lagi yang bisa ia lakukan.

Lalu, makanan yang banyak dan enak itu habis ditemani dengan atmosfer yang ambigu.

Tak lama kemudian, Seiji pamit.

Setelah Seiji pergi, Mika langsung melompat ke arah ibunya seperti anak kucing yang sedang marah.

"Ibu, apa yang kamu bicarakan di depannya!?"

"Aku pikir aku tidak salah, hehe…" Ibu muda itu menutup mulutnya selagi tertawa. Memperlihatkan pengalaman hidupnya dulu.

"Semuanya salah! Aku tidak…"

"Terus, mengapa mukamu sangat merah – lihatlah, sekarang mukamu masih saja merah."

"Aku… aku hanya marah saja!"

"Kamu tidak jujur dengan perasaanmu, kamu adalah putriku; tentu saja aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan." Dengan halus Nozomi menyentuh pipi putrinya sebelum mengatakan, "Haruta-kun pernah menjadi orang yang sangat buruk, tapi sekarang ia sudah benar-benar berubah, bahkan dia pernah menyelamatkanmu. Lagipula, ia selalu tulus melindungimu selama ini; sudah sewajarnya kalau kamu terharu."

Mika dengan malu menurunkan kepalanya dan bermain dengan jarinya.

"Tapi dari sudut pandang ibumu, Haruta-kun sedang berusaha untuk mengubah dirinya; mungkin dia tak ada perasaan kepadamu… Dan ibumu ini sudah memiliki firasat – ini mungkin baru awalnya saja. Mungkin dia akan menjadi lebih tampan… Hehe… tidak peduli apa yang Mika pikirkan, jika kamu serius, kamu tidak boleh menyiakan kesempatan ini."

"Ibu…" menangis seperti kucing, Mika menarik baju ibunya,"Apa… yang harus aku lakukan?"

"Pikirkanlah sendiri; tapi jangan lakukan hal-hal yang berlebihan – lelaki itu… bahkan lelaki yang baik bisa menjadi buas. Berhati-hatilah saja tentang hal ini."

"Ibu…"

Kelihatannya percakapan rahasia dari ibu dan anak yang cantik ini akan berlanjut sangat lama.