Chereads / Jalan Menuju Surga / Chapter 58 - Yin Shan adalah Nama yang Bagus

Chapter 58 - Yin Shan adalah Nama yang Bagus

Jing Jiu tidak memberi tahu Zhao Layue tentang penemuannya dan ia hanya berkata, "Satu helaan nafas tidak seharusnya membuatmu melakukan itu semua."

"Mulanya, aku pikir itu hanyalah halusinasi, namun kemudian, aku terus merasa ada sesuatu yang salah dan Hati Pedang ku menjadi sangat tidak tenang. Setengah tahun kemudian, Aku tidak lagi bisa menahan diri untuk menyelidiki murid dari Underworld ini menggunakan koneksi yang dimiliki oleh keluargaku, aku pikir, itu bukanlah hal yang besar dan aku tidak perlu mengkhawatirkannya." ujar Zhao Layue.

Semenjak dilakukannya gencatan senjata antara umat manusia dan Underworld, kedua belah pihak seringkali terlibat dalam pertukaran yang dilakukan secara diam - diam. Keluarga Zhao memiliki status sosial yang sangat tinggi di Kota Zhaoge dan mereka juga memiliki pengaruh yang besar didunia militer, sehingga Zhao memiliki akses ke banyak jaringan informasi.

"Apakah kamu menemukan sesuatu dalam penyelidikan mu?" tanya Jing Jiu.

"Aku tidak menemukan apa - apa, karena memang tidak ada informasi yang bisa ditemukan dari orang ini." ujar Zhao Layue yang masih terus memandang jasad yang ada di dalam lubang yang ada di tanah itu. "Orang ini seakan tidak pernah ada di Underworld."

"Siapa namanya?" tanya Jing Jiu.

"Ia memberitahukan namanya kepadaku, saat berada di restoran, dan namanya adalah Yin Shan." ujar Zhao Layue.

Sangat penting bagi para penghuni Underworld untuk mengembalikan soul - fires mereka ke tempat lahir mereka. Dan siapapun yang gugur di dunia luar, pasti akan dicatat dengan sangat detail di dalam Buku Kematian.

Jika nama Yin Shan tidak bisa ditemukan didalam Buku Kematian, maka itu berarti bahwa itu bukanlah namanya yang sebenarnya atau mungkin, ada rahasia lain yang tersembunyi di balik kasus ini.

"Master Meng." ujar Jing Jiu tiba - tiba.

"Iya, kemudian aku juga diam - diam mulai menyelidiki Master Meng." ucap Zhao Layue, setelah ia terdiam untuk beberapa saat.

Master Meng adalah gurunya ketika ia masih berada di outer sect, yang memperlakukannya dengan penuh perhatian dan kasih sayang, sama seperti bagaimana Liu Shisui dan Jing Jiu diperlakukan oleh Master Lu.

Pada saat itu, Master Meng sedang melakukan latihan tertutup, yang bertujuan untuk mencapai level Free Travel, setelah ia menerima beberapa pil ajaib dari para senior master.

"Kelihatannya, ia mendapat terlalu banyak hadiah untuk tugasnya yang hanya sekedar mengurusmu."

"Benar. Aku curiga, Puncak Shangde juga terlibat dalam kasus ini."

Jing Jiu pun menoleh ke arah Zhao dan kemudian bertanya, "Selain fakta bahwa ia berasal dari Puncak Shangde, apakah ada alasan lain mengapa ia patut dicurigai?"

"Kesembilan puncak gunung tahu, bahwa Senior Master Pedang Keadilan tidak menyukai Senior Grandmaster Jing Yang, dikarenakan mereka tidak memiliki hubungan yang baik." ucap Zhao Layue.

Jing Jiu tidak mengungkapkan pendapatnya akan apa yang baru saja Zhao katakan.

Zhao Layue pun melanjutkan ucapannya, "Berdasarkan petunjuk dari Master Meng dan Yin Shan, pihak Curtain Rollers menemukan bahwa Puncak Bihu masih belum mendapatkan dua bagian terakhir dari Thunder - Soul Wood, sebelum Larangan Seribu Mil diberlakukan. Akan sangat tidak mungkin untuk memindahkan kedua bagian dari Thunder - Soul Wood itu dari sembilan puncak gunung, apalagi ada Penjaga Gunung yang terus berjaga sepanjang waktu. Jadi dimanakah kedua bagian dari kayu itu berada? Ketika aku akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, alarm yang ada di Puncak Bihu pun berbunyi dan kamu pastinya telah mengetahui apa yang selanjutnya terjadi."

Thunder - Soul Wood merupakan suatu harta berharga yang sangat penting keberadaannya bagi Puncak Bihu, benda tersebut sangat besar manfaatnya, jika digunakan untuk berlatih teknik pedang superior ataupun untuk menyerap energi langit dan bumi yang sangat kuat.

Kabarnya, praktisi yang telah melewati level Heavenly Arrival dapat menggunakan Thunder - Soul Wood untuk memindahkan soul mereka ke kehidupan yang lain.

Wajar jika Sekte Green Mountains menyimpan rapat - rapat harta yang sangat berharga itu, namun ada dua bagian dari harta itu yang menghilang tanpa alasan yang jelas, sehingga tidak aneh bila muncul kecurigaan.

Pimpinan Puncak Bihu yang terdahulu, yang bernama Lei Poyun tiba - tiba menjadi gila dan kemudian ditekan sampai mati oleh pedang besi milik Yuan Qijing, ketika mereka bertarung di gunung, kejadian tersebut mungkin ada kaitannya dengan kasus ini.

Akan tetapi, Jing Jiu tidak begitu memperdulikan kasus ini dan ia hanya terus memandang Zhao Layue.

Zhao Layue pun tidak menjelaskan petunjuk apa yang ia temukan dari Master Meng dan juga Yin Shan, namun Jing Jiu tahu, bahwa ia pasti harus membayar mahal untuk bisa mendapatkan bantuan dari Curtain Rollers dalam penyelidikannya terhadap permasalahan internal dari Sekte Green Mountains, yang merupakan sekte pedang nomor satu di dunia. Jing Jiu pun terpikirkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, gadis muda ini mendedikasikan hidupnya hanya untuk berlatih Kultivasi, yang ia lakukan di Puncak Pedang, semua hanya untuk mendaki ke Puncak Shenmo dan melihat keadaan tempat itu yang sebenarnya...

Jing Jiu lalu mengulurkan tangannya dengan tiba - tiba dan kemudian, ia mengusap kepala gadis itu.

Zhao Layue pun hanya bisa menatapnya dengan mata yang terbuka lebar.

"Jangan menyelidiki kasus ini lagi." ujar Jing Jiu padanya dengan wajah serius.

"Mengapa?" tanya Zhao Layue.

Jing Jiu hanya berucap dalam hati, "Karena aku takut, aku tidak bisa melindungimu."

Jing Jiu lalu mengaktifkan Inti Pedang di dalam pikirannya, pedang besinya pun kemudian bergetar dengan kecepatan yang begitu tinggi dan tidak lagi bisa dilihat dengan mata telanjang, pedang itu lalu mengeluarkan dengung yang menyerupai suara sekumpulan lebah yang beterbangan.

Ekspresi Zhao Layue pun berubah, namun semuanya sudah terlambat ketika ia akan menghentikan Jing Jiu.

Beberapa bola api jatuh dari pedang besi itu ke jasad murid Underworld tersebut.

Jasad itu pun terbakar dengan hebatnya dan hanya dalam sekejapan mata, jasad itu telah berubah menjadi abu.

Zhao Layue terus menatapnya, seakan menunggu penjelasan darinya.

Namun, Jing Jiu tidak memberi penjelasan apa - apa.

Zhao Layue lalu menjejakkan kaki ke atas pedangnya yang memantulkan kilatan cahaya yang begitu indah dan ia kemudian mengendarai pedangnya untuk naik ke langit.

Jing Jiu hanya bisa menatap langit yang kosong itu dan ia berpikir bahwa gadis muda ini pasti sedang sangat kesal, sehingga ia meninggalkannya untuk berjalan pulang sendirian...

Pada kenyataannya, Jing Jiu telah mencapai level Perfect Preservation dan ia seharusnya bisa mengendarai pedang terbangnya dengan mudah, namun entah kenapa, hingga saat ini, ia tidak pernah mengendarai pedang terbangnya.

Ia lalu memandang pedang besinya dan kemudian, menggelengkan kepalanya.

Setelah itu, matanya menyusuri pedang besi itu dan tatapannya tertuju pada abu yang ada di dasar lubang itu.

"Yin Shan... Itu adalah nama yang bagus."

...

...

Berpindah ke Kota Cloudy, ada hotpot yang sedang mendidih di meja yang ada di dekat jendela di dalam sebuah restoran.

Jing Jiu duduk di meja tersebut, ia terlihat sedang mengamati bahan - bahan yang mengambang naik dan turun dalam hotpot itu, tanpa ada niat untuk mengambil makanan itu dengan menggunakan sumpitnya.

Sebagai seorang praktisi Kultivasi, ia tidak memiliki banyak keinginan untuk hal - hal duniawi, dan ia juga tidak memiliki ketertarikan terhadap makanan lezat yang berasal dari Yu County ini yang sekarang begitu populer di Underworld.

Bertahun - tahun yang lalu, seseorang pernah menyarankannya, bahwa seorang praktisi yang mengejar keabadian, harus lebih banyak lagi belajar tentang keindahan hidup, yang nantinya akan menjadi motivasi bagi dirinya.

Kala itu, ia tidak begitu memahami arti dari pernyataan tersebut, sama seperti ia tidak mengerti tentang ujaran yang berbunyi 'kamu tidak bisa melangkah ke dalam sungai yang sama untuk kedua kalinya'.

Namun sekarang, ia akhirnya mengerti apa maksud dari orang itu dan ia biasanya mampu memahami semua persoalan yang ia alami.

Usus bebek itu telah menyelam ke dasar hotpot dan terlihat seakan tenggelam.

Namun, bubuk cabainya masih terus berjuang untuk bisa mengambang naik dan turun.

Babat dan urat - uratnya telah berulang kali menghilang, walaupun mereka kemudian kembali terlihat dan tidak ada yang tahu bagaimana nasib mereka nanti.

"Perlu kepercayaan diri yang besar untuk menggunakan nama itu. Kematian itu pun dipalsukan dengan begitu cerobohnya. Mungkin, kamu tidak pernah menyangka kalau aku akan kembali."

Jing Jiu tampak sedang melihat ke arah kursi kosong yang ada di hadapannya dan ia lalu berkata, "Semoga kita bisa bertemu lagi dalam waktu dekat."

Setelah ia selesai mengucapkan kalimat itu, ia lalu berdiri dan pergi meninggalkan restoran tersebut.

Hotpot itu masih mendidih dan mengeluarkan aroma yang menggugah selera, namun tidak ada yang tahu kapan kuah yang ada di hotpot itu akan mengering karena terus menguap.

...

...

Ketika malam tiba, Jing Jiu pun sampai ke Puncak Shenmo dengan berjalan kaki.

Ia berjalan menuju ke puncak gunung dengan menyusuri jalan setapak yang sempit itu.

Pepohonan di gunung itu bergoyang, karena ia diikuti oleh monyet - monyet yang ada di sana, yang mempersembahkan berbagai buah - buahan liar kepadanya, dengan tujuan untuk menyenangkannya.

"Aku tidak menginginkannya." ujar Jing Jiu.

Puncak Shenmo terletak di bagian terdalam dari Green Mountains dan merupakan puncak gunung yang paling terpencil di antara sembilan puncak gunung.

Walaupun Kota Cloudy berada di pinggir Green Mountains, namun Jing Jiu tetap harus berjalan sejauh hampir seratus mil untuk bisa sampai kembali ke Puncak Shenmo.

Perlu waktu setengah hari untuknya kembali pulang dan sekarang, ia merasa sangat lelah. Berjalan kaki merupakan gerakan yang dilakukan berulang kali, yang sangat tidak ia sukai. Karena itulah, ia merasa tidak senang.

Namun, tidak ada yang bisa menebak apakah suasana hatinya yang buruk, ada kaitannya dengan jasad yang ada di pinggir Kota Cloudy.

Ketika mereka merasakan emosinya yang negatif, para monyet itu pun menjadi hening, mereka hanya terus mengikutinya dalam diam, walaupun ada beberapa suara berbisik yang sesekali terdengar.

Jing Jiu lalu berhenti, setelah ia menemukan ada dua ekor monyet yang terluka, mungkin akibat dari pertarungan mereka dengan monyet - monyet dari Puncak Shiyue, yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Ia lalu menjentikkan sebuah pil ajaib ke dalam hutan dan berkata, "Berbagilah."

Pil itu adalah pil ajaib rahasia Puncak Shiyue yang disebut Pil Yixing, yang meskipun tidak begitu bermanfaat untuk latihan Kultivasi, namun sangat efektif untuk menyembuhkan luka luar dan menambah darah, yang membuatnya menjadi sangat berharga.

Jika para master dari Puncak Shiyue mengetahui bahwa Jing Jiu memberikan Pil Yixing yang sangat berharga itu kepada monyet - monyet yang ada di sana, mereka pasti akan sangat marah dan bahkan, mungkin akan mendapat serangan jantung.

Jing Jiu terus berjalan, sampai akhirnya ia tiba di bagian tengah dari puncak gunung itu dan di sana, ia melihat sebuah tumpukan yang berasal dari belasan batang pohon yang telah ditebang di depan lereng gunung yang rusak.

Gu Qing sedang menyibukkan diri di antara batang - batang pohon itu dan ia ternyata sedang membangun sebuah rumah untuk ditinggalinya di sana.

Jing Jiu tidak menghentikan langkahnya untuk berbicara dengan Gu Qing, ia terus berjalan melewati lereng gunung yang rusak itu dan tidak lama kemudian ia pun tiba di puncak gunung.

Zhao Layue tampak sedang berdiri di pinggir lereng, bagian hem dari gaunnya sedikit terangkat, membuatnya terlihat bagaikan seorang peri, jika rambut pendeknya yang kusut diabaikan.

Ia lalu berjalan mendekati Jing Jiu dan kemudian berkata, "Aku akan terus menyelidikinya."

"Apa kamu yakin bahwa 'ia' telah mempersiapkan semuanya dengan baik dan tidak akan ada hal buruk yang terjadi?" tanya Jing Jiu.

Zhao lalu menatap mata Jing Jiu dan berkata, "Namun 'ia' masih belum muncul."

...

...