Chereads / Jalan Menuju Surga / Chapter 63 - Cerita tentang Immortal Taiping

Chapter 63 - Cerita tentang Immortal Taiping

Awan gelap dari malam sebelumnya telah menghilang.

Matahari yang terbit dari belakang puncak - puncak gunung, melukiskan garis merah yang melengkung dan begitu indah dilangit biru itu.

Tidak jauh dari sana, kerlip bintang jatuh menyinari Puncak Qingrong dan awan - awan yang ada di sana dengan perlahan berarak pergi.

Sambil berdiri di pinggir lereng gunung, Jing Jiu dengan tenang memandang puncak gunung yang jauh disana.

Tampak Zhao Layue yang berjalan keluar dari rumah gua nya.

Dan ia lagi - lagi tidak bisa tidur dengan nyenyak di malam sebelumnya.

Akhir - akhir ini, ia memfokuskan semua energinya pada kitab pedang yang diberikan oleh Jing Jiu itu dan sangat jarang tatapannya teralihkan dari buku tersebut. Ia akan makan kentang manis atau beberapa buah - buahan gunung, ketika ia merasa lapar dan minum seteguk air dari mata air yang ada di sana, ketika ia merasa haus. Saat ia sudah kelelahan, ia akan bermeditasi sejenak dengan posisi duduk bersila. Dan setelah ia pulih, ia kemudian akan melanjutkan latihan pedangnya.

Sebelum fajar menyingsing, Zhao Layue tiba - tiba menemukan ide penting yang ada di kitab pedang itu. Setelah kegembiraannya berlalu, ia tahu, bahwa sudah waktunya ia beristirahat. Ia pun lalu pergi keluar dari rumah gua nya, ia berharap bisa menenangkan pikirannya.

Namun, ia terkejut melihat Jing Jiu yang berada dalam kondisi seperti itu.

Pakaian putihnya begitu bersih dan bagus, bagaikan pakaian baru, namun rambutnya agak sedikit basah. Sepertinya ia kehujanan di malam sebelumnya.

Jika kamu kehujanan, mengapa kamu tidak menggunakan Inti Pedangmu untuk mengeringkan diri? Jing Jiu berbeda dengannya dan ia tidak begitu menghargai Inti Pedang nya.

Ketika ia mengikuti arah tatapan Jing Jiu, ia menemukan, bahwa Jing Jiu sedang memandang ke arah Puncak Shangde.

Puncak Shangde berada cukup jauh dan sulit untuk dilihat dengan jelas, walaupun awan - awan yang ada di sekitar sembilan puncak gunung sudah menipis.

"Belum lama ini, kamu memberitahuku, bahwa kesembilan puncak gunung tidak seharusnya saling mencurigai." ucap Zhao Layue.

Jing Jiu tidak menjawab. Ia tetap berdiam diri sambil terus memandang ke arah Puncak Shangde.

Ekspresi yang terlihat di matanya tidak sedamai biasanya, namun justru memperlihatkan sudut mata yang setajam pedang.

Seakan ia ingin melihat jauh menembus puncak gunung itu, sampai kebagian ujungnya yang terdalam dan yang paling gelap.

Tiba - tiba Jing Jiu mulai terbatuk - batuk. Batuknya pun menjadi semakin intens, dengan wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya yang tampak gemetar.

Zhao Layue lalu menatap matanya. "Apa kamu terluka?" tanyanya.

"Iya." jawab Jing Jiu dengan lemah setelah batuknya mereda.

"Lukamu kelihatannya cukup parah." ujar Zhao Layue ketika ia melihat ekspresi wajahnya.

Luka Jing Jiu memang sangat parah.

Seorang murid dengan level Inherited Will mampu bertahan hidup, ketika menghadapi cakaran yang dilancarkan oleh White Ghost menggunakan cakar depannya, yang merupakan sosok yang paling misterius dan menakutkan di antara keempat principal guards di Green Mountains. Jing Jiu mungkin adalah satu - satunya orang yang mampu melakukannya.

Di saat itu, demi mengintimidasi White Ghost, ia sama sekali tidak memperlihatkan ketidaknyamanannya. Namun sebenarnya, ia harus menggunakan seluruh tekadnya untuk bisa menahannya.

"Apakah orang - orang itu yang melukaimu?" tanya Zhao Layue dengan nada suara yang begitu mendesak. "Apakah mereka telah mengetahui, bahwa kamu sedang menyelidiki masalah ini? Ataukah mereka mengetahui tentang hubunganmu dengan Senior Grandmaster?"

"Seperti apa yang sudah kukatakan, jangan menyelidiki hal itu lagi." ujar Jing Jiu sambil menggelengkan kepala.

"Dan seperti apa yang kukatakan sebelumnya, aku akan terus menyelidikinya." tukas Zhao Layue.

Setelah terdiam untuk beberapa saat, Jing Jiu pun lalu berkata, "Bahkan, jika Immortal Jing Yang memang mengalami kecelakaan, kita tidak akan bisa merubah apapun, karena level Kultivasi kita yang rendah dan lawan - lawan kita bukan hanya sangat kuat, namun mereka juga brutal. Jadi, hal yang terpenting bagi kita saat ini, adalah fokus pada latihan kita, agar kita bisa meningkatkan level kita secepat mungkin."

"Mungkin, kamu tidak mengenalku dengan begitu baik." ujar Zhao Layue dengan nada suara yang sangat serius. "Aku bukan orang yang lemah. Aku justru orang yang ganas."

"Ah iya. Aku sangat ketakutan." ujar Jing Jiu yang kelelahan.

"Aku tidak menyadarinya." ujar Zhao Layue setelah beberapa saat terdiam.

Apakah ini sarkasme?

"Apa kamu tahu tentang Immortal Taiping?" tanya Jing Jiu dengan tiba - tiba.

Sebagai seorang murid dari Sekte Green Mountains, sangat tidak mungkin bagi Zhao Layue untuk tidak mengetahui tentang Immortal Taiping.

Immortal Taiping adalah Ketua Sekte yang terdahulu di Sekte Green Mountains. Ketua Sekte yang sekarang dan juga Pedang Keadilan Yuan Qijing, mereka berdua merupakan murid - muridnya, sama halnya dengan sebagian besar Pimpinan Puncak Gunung.

Ia adalah saudara dari Immortal Jing Yang dan bisa dikatakan, bahwa ia adalah orang yang mengajari Immortal Jing Yang.

Level Kultivasi Immortal Taiping itu sedalam samudra dan kemampuan sihirnya sangat hebat. Sementara itu, murid - muridnya yang luar biasa, telah memajukan Sekte Green Mountains. Ia bisa dikatakan sebagai figur yang paling berpengaruh dalam sejarah Sekte Green Mountains dan bahkan, bisa disebut sebagai salah seorang sosok yang paling penting di sepanjang sejarah dunia Kultivasi.

Beberapa tahun yang lalu, ketika Sekte Green Mountains mengumumkan Larangan Seribu Mil, Immortal Taiping saat itu telah pergi mengasingkan diri, dan sejak itu ia tidak pernah muncul lagi.

Saat ini, setelah bertahun - tahun berlalu, seluruh dunia beranggapan bahwa ia telah mati.

Tidak peduli sehebat apapun seorang praktisi, selama ia tidak naik ke surga, maka ia tidak akan bisa mengalahkan jalannya waktu.

Saat ia memandang puncak gunung yang ada di kejauhan itu, Zhao Layue pun merasa sedikit bingung.

Di dalam radius seribu mil dari Green Mountains, ada begitu banyak tempat misterius selain kesembilan puncak gunung, contohnya puncak - puncak gunung yang tersembunyi, jauh di dalam pegunungan itu.

Puncak - puncak gunung tersebut merupakan tempat dimana para elder hermit tinggal, yang dikenal dengan nama Puncak Hermit.

Jalan menuju ke surga bukanlah jalan yang bisa dilalui dengan mudah! Jika para elder itu tidak bisa naik ke surga, maka mereka akan pergi dari dunia ini,tanpa diketahui oleh orang lain, sama seperti Immortal Taiping.

Akankah puncak - puncak hermit yang bersembunyi di sungai waktu itu akan bisa ditemukan?

Jing Jiu tidak akan membiarkan dirinya merasa sentimental, karena bertahun - tahun yang lalu, ia telah merasa sentimental, sama seperti apa yang sedang dirasakan oleh Zhao Layue sekarang. Dan hal itu hanya menguatkan tekadnya untuk menyusuri jalan menuju ke surga.

"Sebelum ia mengambil alih posisi Ketua Sekte, ia berlatih kultivasi disana." ujar Jing Jiu sambil terus memandang puncak gunung itu. "Ketua Sekte yang sekarang, lalu Yuan Qijing, dan banyak lagi murid yang lainnya juga berlatih disana pada waktu itu."

Puncak ketiga di Green Mountains.

Puncak Shangde.

Zhao Layue tidak tahu tentang hal itu. "Jika Senior Grandmaster Jing Yang dan Immortal Taiping merupakan saudara yang berlatih di bawah bimbingan guru yang sama," tanyanya, "apakah Jing Yang juga berasal dari Puncak Shangde?"

"Iya." pikir Jing Jiu dalam hati.

Tentunya, Jing Jiu sangat familiar dengan Puncak Shangde. Ia tahu, bahwa ada sebuah gua yang teramat sangat dingin di sana dan jauh di dalam gua itu, ada sebuah sumur, yang menuju ke dasar Puncak Shangde.

Penjara Pedang terletak di dasar puncak gunung tersebut. Tempat itu mengurung setan - setan yang tidak bisa dibunuh, juga para pendekar pedang dari sekte - sekte sesat, dan mata - mata dari Underworld, serta Kerajaan Snow - Ice.

Selain melalui sumur itu, tidak ada jalan keluar lain dari Penjara Pedang. Jadi bagaimana mungkin Lei Poyun bisa melarikan diri dari sana?

Ketika Jing Jiu masih berada di desa kecil itu, ia telah mengetahui bahwa mungkin inilah hasilnya, namun ia tidak menyangka bahwa 'dia' akan menggunakan metode yang sama dengan 'orang itu'.

Kalau begitu, di mana kamu sekarang?

Haruskah aku memakan semua hotpot yang ada di dunia ini untuk bisa menemukanmu?

Sekalipun aku bisa menemukanmu, lalu apa yang harus aku lakukan?

Ketika ia merenung, Jing Jiu mendapati, bahwa ia berpikir terlalu keras dan hal itu membuatnya merasa tidak nyaman. Ia pun lalu mulai terbatuk - batuk lagi dan wajahnya menjadi semakin pucat.

...

...

Di puncak gunung Puncak Shangde, lapisan es yang ada di lereng gunung menjadi semakin tebal.

Yuan Qijing yang sedang berdiri di tepi sumur itu tampak sedang memandang ke dalamnya dengan tenang dan alisnya menjadi putih karena tertutupi lapisan es.

Tidak jauh darinya, Chi Yan merasakan sesuatu yang tidak bisa ia ungkapkan, ketika kakaknya berdiri membelakanginya.

Selama beberapa tahun terakhir, ia sudah begitu sering berdiri dan memandang ke dalam sumur itu dan kadangkala, ia menghabiskan waktu selama setengah hari hanya untuk melakukan hal tersebut.

Chi Yan tahu, bahwa ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Yuan Qijing, namun ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.

...

...

Jing Jiu jatuh sakit.

Langkah pertama dalam Kultivasi adalah memperkuat tubuh, seperti yang telah dibuktikan oleh suara - suara pukulan dan asap putih yang ada di luar Pine Pavilion Selatan.

Tidak ada seorang pun di Sekte Green Mountains yang pernah jatuh sakit.

Tanaman - tanaman obat yang ada di Puncak Shiyue digunakan untuk mengobati luka ataupun membantu meningkatkan Kultivasi, namun bukan digunakan untuk menyembuhkan penyakit.

Tidak peduli seberapa cerdiknya Jing Jiu, ia tidak akan bisa menemukan obat untuk mengobati dirinya sendiri.

Sehingga akhirnya, ia pun menderita sakit untuk waktu yang lama. Ia bahkan masih sedikit terbatuk - batuk ketika awal musim gugur tiba.

Selama periode tersebut, Jing Jiu hanya fokus pada proses pemulihannya dan ia tidak banyak melakukan latihan Kultivasi.

Zhao Layue tahu, bahwa ia sebenarnya terluka dan bukan sedang sakit. Namun, ia menyadari, bahwa Jing Jiu tidak banyak berlatih Kultivasi, bahkan jika ia tidak terluka sekalipun.

Namun, Jing Jiu tidak khawatir. Level Inherited Will nya masih belum stabil ketika ia mencapainya di awal musim panas. Namun, Pil Pedangnya yang retak dengan begitu parah karena terkena pukulan dari White Ghost, bukan hanya pulih, namun justru menjadi semakin sempurna.

Ketika ia memikirkan tentang pengalaman hidup yang ia lalui, ia pun bertanya - tanya. Apakah ini yang disebut dengan 'bangkit setelah terjatuh'?