Gu Qing tidak mengerti tentang apa yang baru saja dikatakan oleh Liu Shisui, ia pun lalu memalingkan wajahnya dan bertanya, "Apa yang kamu maksud dengan 'ke sana'?"
Liu Shisui lalu menoleh ke sekelilingnya untuk memastikan bahwa tidak ada orang di dekat mereka, setelah itu ia pun berbisik, "Puncak Shenmo."
"Aku bukanlah seorang murid pewaris pedang, jadi aku takut kalau aku tidak layak untuk pergi ke sana." ucap Gu Qing yang masih terkejut.
"Namun, jika kamu bukan seorang murid pewaris pedang, bagaimana bisa kamu tinggal di Puncak Liangwang?" tanya Liu Shisui.
"Aku hanyalah seorang pelayan pedang, mirip seperti seorang pengurus." jawab Gu Qing.
"Kalau begitu, kamu bisa pergi ke Puncak Shenmo sebagai seorang pengurus." ujar Liu Shisui lagi. "Melayani pria itu adalah hal yang cukup mudah. Setiap hari, kamu hanya perlu merebus air untuk membuatkannya teh dan kamu hanya perlu mempersiapkan tempat tidurnya, membersihkan halaman, dan setelah itu, kamu tidak perlu melakukan apa - apa lagi."
"Kedengarannya hanya ada sedikit pekerjaan yang harus dilakukan." ujar Gu Qing.
Liu Shisui merasa sedikit kesal ketika ia teringat akan hal itu dan ia kemudian berkata, "Pria itu sangat malas, sepanjang hari ia habiskan hanya dengan menutup mata dan beristirahat. Apa lagi yang akan kamu lakukan untuknya?"
"Aku juga telah mendengar beberapa rumor tentangnya. Apakah ia benar - benar semalas itu?" tanya Gu Qing.
"Seperti apapun kamu membayangkannya, ia bahkan lebih malas dari yang kau bayangkan itu." ujar Liu Shisui dengan ramah sambil memandang Gu Qing.
Gu Qing pun menjadi bingung mendengarnya dan ia bahkan menjadi semakin berkecil hati, ia bertanya - tanya, bagaimana bisa orang yang begitu malas mengalahkannya dengan begitu mudahnya.
Namun di saat yang sama, Gu Qing juga merasa antusias.
Walaupun levelnya sekarang lebih tinggi daripada Jing Jiu, namun performa Jing Jiu hari itu, saat Turnamen Pewaris Pedang berlangsung, membuktikan bahwa Jing Jiu memiliki kemampuan untuk mengajarinya.
Untuk sementara ini hanya ada Zhao Layue dan Jing Jiu di Puncak Shenmo. Jika ia bisa bergabung bersama dengan mereka walau hanya sebagai pengurus, akan sangat mungkin baginya untuk mendapat bantuan dalam latihan Kultivasi nya.
Akan tetapi, ia tidak tahu apakah Jing Jiu bersedia untuk menerimanya?
Gu Qing pun menggelengkan kepalanya dan ia kemudian berkata, "Bahkan, jika kita asumsikan bahwa dia tidak membenci Gu Han yang merupakan kakak kandungku, dia tetap tidak memiliki alasan untuk menolongku."
Ketika ia teringat akan hubungan antara Jing Jiu dan Gu Han, Liu Shisui pun hanya bisa menghela nafas panjang.
"Biar bagaimanapun, Aku merasa kalau kamu tidak seharusnya pergi. Walaupun kamu tidak mewarisi satu pedang pun dan kamu bisa pergi ke sekte lain, namun..." Liu terdiam untuk beberapa saat, sebelum ia meneruskan kalimatnya, "tidak lama lagi akan ada sesuatu yang terjadi, suatu hal yang akan menjadi tugas kita untuk membereskannya. Jangan lupa, bukankah para murid dari Puncak Liangwang harus siap untuk mengorbankan diri mereka di setiap saat untuk Green Mountains?"
...
...
Setelah ia melewati satu malam tanpa tertidur, Gu Qing memutuskan untuk mengikuti saran yang diberikan oleh Liu Shisui, yang mana, ia tidak akan pergi meninggalkan Sekte Green Mountains untuk sementara ini dan ia juga akan mencoba mencari jalan lain.
Keesokan paginya, ia pergi meninggalkan rumah guanya ketika suara aliran air sungai baru saja terdengar dan ia pergi menuju ke Puncak Shenmo.
Sesampainya ia di kaki gunung Puncak Shenmo yang dipenuhi dengan suara teriakan monyet - monyet yang terus terdengar dari dalam hutan di sana, Gu Qing pun akhirnya mulai merasa gugup.
Karena khawatir jika ia mengendarai pedangnya akan membuatnya dianggap tidak sopan, maka ia pun memutuskan untuk berjalan sampai ke puncak gunung. Untungnya, monyet - monyet itu tidak menghalanginya, hanya karena mereka ingin mendapatkan sesuatu darinya, baik itu makanan ataupun benda - benda lainnya. Mereka justru terlihat begitu penasaran dengan tamu pertama mereka yang datang ke Puncak Shenmo, setelah puncak gunung tersebut kembali dibuka.
Saat Gu Qing tiba di puncak gunung, matahari pagi telah berada jauh di atas puncak gunung tersebut dan lereng - lereng gunung itu memantulkan cahaya matahari yang berwarna merah, yang membuatnya terlihat begitu hangat.
Embun - embun yang ada di kursi bambu itu telah menguap. Jing Jiu pun lalu membuka matanya dan melihat Gu Qing yang sedang berdiri di sana dengan wajah yang kelihatannya terkejut, Jing Jiu lalu mengambil sebuah kerikil kecil yang ada di tanah dan menjentikkan kerikil itu ke belakangnya.
Batu kerikil kecil itu seakan memiliki mata dan terbang ke ruang depan dari rumah gua tersebut, kerikil itu kemudian mengelilingi tiang - tiang yang ada di sana dan dengan tepat menghantam cermin perunggu yang kemudian mengeluarkan suara Dong!!!
"Ada apa?" tanya Zhao Layue yang berjalan keluar dari rumah gua tersebut.
Jing Jiu lalu menunjuk ke arah Gu Qing yang sedang berdiri tidak jauh dari sana dan kemudian ia berkata, "Sepertinya kita kedatangan tamu."
"Halo Kakak... eh bukan... Senior Master." sapa Gu Qing sambil membungkukkan badan.
Apa yang dikatakan oleh Jing Jiu di arena penerimaan telah menyebar luas ke semua murid - murid muda yang ada di sembilan puncak gunung.
Gu Qing sebenarnya berusia setahun lebih tua dari Zhao Layue, sehingga ia merasa malu ketika ia harus memanggilnya 'senior master'.
Zhao Layue sendiri tidak terbiasa dipanggil Senior Master dan ia pun merasa bingung untuk beberapa saat, sebelum ia kemudian bertanya, "Ada apa?"
Gu Qing tidak tahu bagaimana sebaiknya ia mengatakannya.
Ketika Zhao Layue melihat ekspresinya, ia pun lalu menyadari apa yang ingin dikatakan oleh pemuda ini, dan Zhao kemudian berkata, "Kamu bukan seorang murid pewaris pedang, jadi kami tidak bisa menerimamu di sini."
"Apakah Puncak Shenmo memerlukan seorang pengurus?" tanya Gu Qing.
"Di sini bukan Puncak Liangwang. Kami tidak perlu pengurus." ujar Zhao Layue sambil memandangnya dan ia lalu menambahkan, "Di sisi lain, kamu tidak seharusnya menyeduh teh dan mengisi air. Tidak ada artinya jika Sekte Green Mountains mendapatkan satu pengurus lagi."
Gu Qing mengerti apa yang dimaksud oleh Zhao, namun ia tidak merasa kecewa karena ia hanya ingin mencoba.
Kata - kata penyemangat dan penghormatan yang tersirat dalam ucapan Zhao membuat Gu Qing merasa lebih baik. Mungkin, menunggu tiga tahun bukanlah hal yang buruk?!
Gu Qing pun kembali membungkukkan badan dan berpaling, ia sudah siap untuk menuruni puncak gunung tersebut.
Namun tiba - tiba, terdengar suara.
"Gunung ini sangatlah besar."
Langkah Gu Qing pun terhenti dan ia menoleh ke arah asal suara itu, ia tidak begitu mengerti apa arti kalimat tersebut.
Jing Jiu yang sedang berbaring di kursi bambunya kembali berbicara pada dirinya sendiri tanpa memalingkan wajahnya, "Akan sangat sepi jika hanya ada monyet - monyet itu saja yang tinggal di sini."
Seketika itu juga, Gu Qing mengerti apa yang dimaksud oleh Jing Jiu.
Walaupun dia tidak bisa mewarisi pedang, namun ia tetap bisa membangun sebuah rumah di sini, yang mana hal tersebut tidak bertentangan dengan peraturan yang ada di Sekte Green Mountains.
...
...
Ini adalah kali pertama Liu Shisui pergi ke Puncak Shangde, dan juga untuk pertama kalinya ia diinterogasi oleh Puncak Shangde.
Wajahnya terlihat pucat, dan kedua tangannya yang gemetar terus berada di sisinya.
Namun, itu semua bukan karena ia merasa gugup ataupun takut dan juga bukan karena udara yang dingin.
Rumah gua itu ditata dengan sangat sederhana dan tidak berlebihan, seakan tempat itu tidak ada hubungannya dengan penjara ataupun hal yang sejenisnya, namun entah kenapa, Liu Shisui tetap dapat merasakan hawa dingin yang terus terpancar dari dinding dan lantai gua itu. Bahkan, Inti Pedang nya tidak mampu memberinya kehangatan.
Tentunya, hawa dingin tersebut bisa saja berasal dari immortal master dari Puncak Shangde yang berada di depannya.
Immortal master dari Puncak Shangde tersebut memiliki wajah yang terlihat begitu murung dan dingin, yang menyerupai air sumur yang hampir membeku.
Immortal master itu bernama Duan Liantian dan kabarnya, ia merupakan orang yang tega berbuat kejam demi mendapatkan apa yang ia kehendaki.
Duan memperlihatkan senyum yang aneh ketika ia melihat wajah Liu yang masih kekanak - kanakan dan ia kemudian berkata, "Malam itu, kamu tidak berada di kamarmu, kamu pergi ke mana malam itu?"
Ketika ia mendengar pertanyaan tersebut, Liu Shisui terdiam untuk waktu yang sangat lama.
Malam itu adalah malam dimana Senior Master Zhuo dari Puncak Bihu terbunuh dan jasadnya ditinggalkan begitu saja di pinggir sungai.
Dan malam itu adalah saat, dimana Liu Shisui diam - diam meninggalkan rumah gua nya dan pergi ke rumah gua Jing Jiu dan ia tidak menemukan orang yang dicarinya di sana.
Ia pun keesokan harinya mengetahui bahwa Jing Jiu lah yang telah membunuh Senior Master Zhuo, karena Jing Jiu sendiri yang telah memberitahukan hal tersebut kepadanya.
"Kala itu, aku merasa gelisah karena latihan pedangku tidak berjalan dengan baik dan aku kemudian memutuskan untuk berjalan keluar dan menenangkan diri sejenak." ujar Liu Shisui sambil menatap lapisan es yang ada di antara balok - balok batu hijau itu.
"Apakah ada orang yang bisa menjadi saksimu?" tanya Duan Liantian sambil menatap mata Liu.
Liu Shisui lalu mengangkat kepalanya dan berkata, "Aku tidak tahu, namun seharusnya ada orang yang melihatku."
Duan Liantian pun memicingkan matanya dan bertanya, "Ke mana kamu pergi?"
"Aku hanya berjalan - jalan. Tanpa ada tujuan yang jelas." jawab Liu.
"Pernyataanmu ini tidak akan membuatmu terlepas dari kecurigaan dan aku yakin kamu tentu tahu akan hal itu." ucap Duan Liantian.
"Kejadian ini tidak ada kaitannya denganku, jadi mengapa aku harus melepaskan diri dari kecurigaan?" bantah Liu Shisui dengan gigih.
"Jangan berpikir bahwa aku tidak akan berani untuk menggunakan metode penyiksaan padamu hanya karena kamu adalah seorang personal disciple dari Puncak Tianguang." cibir Duan Liantian, yang kemudian kembali melanjutkan ucapannya, "Walaupun level mu masih rendah dan kamu juga tidak mungkin bisa membunuh Saudara Zhuo, namun menyampaikan pesan sama sekali tidak memerlukan kultivasi."
Liu Shisui pun memilih untuk tetap diam.
"Aku akan menginterogasimu lagi dalam beberapa hari yang akan datang."
Duan Liantian pun memberinya isyarat untuk keluar dan ia lalu menambahkan, "Aku harap, kamu akan memberikan jawaban yang lebih baik lagi nanti."
Liu Shisui kemudian berjalan keluar dari dalam gua tersebut, ia pun lalu mengangkat kepalanya dan melihat matahari yang bersinar terik di atasnya dan ia merasa sedikit lebih hangat karenanya.
Terlihat Ma Hua yang sedang menunggunya.
Saat Liu berada di Sungai Sword Washing, Ma Hua lah yang bertanggung jawab untuk mengurusnya, ketika ia tinggal disana bersama dengan teman - temannya yang ada di Kelas A.
Seharusnya, Ma Hua lah yang melihat Liu Shisui pergi meninggalkan gua nya secara diam - diam di malam itu.
Liu Shisui berjalan melewatinya tanpa berhenti ataupun berucap barang sepatah kata.
Ma Hua menghentikan gerakan tangannya yang telah terayun untuk menepuk pundak Liu dan ia kemudian memperlihatkan senyum yang canggung di wajah gemuknya.