Chereads / Jalan Menuju Surga / Chapter 45 - Puncak Gunung Yang Hijau Namun Remuk

Chapter 45 - Puncak Gunung Yang Hijau Namun Remuk

Ada lebih dari seratus orang yang berdiri di depan Puncak Shenmo.

Para murid sword washing, termasuk juga Xue Yong'e dan Saudari Yushan, kembali ke pinggir sungai, mereka menunggu datangnya berita dengan penuh kegelisahan, bahkan mereka mungkin tidak bisa tidur walau hanya untuk sekejap mata.

Para tamu undangan itu tetap tinggal setelah turnamen tersebut berakhir, entah sebagai bentuk kesopanan mereka ataukah karena keingintahuan mereka.

Kedua pangeran dari Kota Zhaoge tidak bisa lagi menyembunyikan kekhawatiran mereka ketika mereka menunduk dan melihat dua sosok yang berada di kaki puncak gunung itu.

Gadis muda dari Sekte Hanging-Bell itu lalu berkata dengan mata yang terbuka lebar, "Hal ini menjadi semakin menarik."

Para gadis muda dari Biara Water-Moon dan juga Puncak Qingrong tampak berdiri bersama, mereka tampak sedang mendiskusikan sesuatu dan melirik ke bawah puncak gunung.

Jarak antara Puncak Qingrong dan Puncak Shenmo adalah yang terdekat, dengan sebuah kursi yang sangat besar yang berada di dalam awan - awan di antara lereng - lereng gunung yang kadang terlihat namun kemudian kembali menghilang di balik awan.

Walau tidak banyak orang yang berada di depan Puncak Shenmo, namun Turnamen Pewaris Pedang kali ini menarik perhatian lebih banyak orang dari sembilan puncak gunung, dibanding turnamen - turnamen yang terdahulu.

Melihat dua sosok yang berjalan di depan Puncak Shenmo, ekspresi Gu Han tampak begitu kelam, bahkan lebih kelam, dibandingkan saat Gu Qing dipukul oleh Jing Jiu.

Sebelumnya, Zhao Layue tidak merespon perhatian darinya, bahkan tidak sekalipun memandangnya, namun sekarang ia sedang berjalan berdampingan dengan Jing Jiu dan mereka sesekali berbincang - bincang.

Ia tidak senang melihat pemandangan dimana pemuda itu terus berada di sekitar Saudarinya seperti seekor serangga busuk. Mengapa Saudari Zhao mau terlibat dengan pemuda itu?

Guo Nanshan lalu menepuk pundaknya untuk menghiburnya.

...

...

Setibanya mereka di kaki gunung Puncak Shenmo, keadaan di sekitar menjadi semakin hening, yang membuatnya menjadi semakin menyeramkan.

Ada sebuah air terjun kecil yang mengalir dari lereng gunung yang berada sejauh seribu meter dari mereka, walaupun tidak ada suara yang terdengar dari air terjun tersebut.

Malam telah tiba dan meskipun puncak - puncak pepohonan berayun karena tiupan angin yang sedikit dingin, namun tidak ada suara yang terdengar.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Zhao Layue yang sedang berdiri di depan puncak gunung itu lalu menyadari alasannya ketika ia mengamati pemandangan yang mengerikan itu.

Formasi Pedang nya telah memisahkan Puncak Shenmo dari langit dan bumi, menjadikannya sebuah puncak yang benar - benar tersegel.

Pada waktu yang bersamaan, sejumlah tekad - tekad pedang yang terpancar dari Formasi Pedang itu berubah menjadi tirai, yang memisahkan ruang di puncak gunung menjadi banyak bagian.

Suara di puncak gunung itu tersegel di sebuah ruang kecil, yang membuatnya tidak terdengar.

Puncak Shenmo saat ini, bisa dikatakan sebagai sebuah batu permata yang memiliki begitu banyak retakan di dalamnya, menyerupai sebuah batu permata utuh yang pada kenyataannya, telah remuk.

Seperti apa yang dikatakan oleh Yuan Qijing, bahwa mereka yang memiliki level Free Travel, yang bisa mengendarai pedangnya untuk bepergian ke tempat - tempat yang berbeda dengan bebas pun, tidak akan bisa melangkah maju di Puncak Shenmo.

Dengan level Inherited Will nya, bagaimana mungkin Zhao Layue bisa mencapai puncak dari puncak gunung tersebut?

Melihat punggungnya, Jing Jiu pun ingin mengetahui jawabannya.

Jing Jiu mengetahui dengan lebih baik daripada orang-orang yang lainnya bahwa Zhao tidak akan bisa melakukannya.

...

...

Angin malam kemudian mengangkat sehelai daun hijau yang ada di jalan setapak di gunung itu, dan membawanya sampai ke puncak gunung.

Tanpa suara, daun hijau itu terpotong menjadi belasan potongan kecil, yang perlahan jatuh ketanah.

Itulah alasan mengapa tanah di hutan yang ada di sekitar jalan setapak itu ditutupi lapisan daun yang terpotong - potong, yang membentuk karpet tebal, terbuat dari dedaunan hijau dan juga kuning, yang tampak begitu indah.

Daun - daun yang terpotong itu sepertinya merupakan hasil dari daun yang gugur yang kemudian terpotong oleh Formasi Pedang menjadi banyak potongan kecil, yang terkumpul selama tiga tahun terakhir. Sedangkan pepohonan, air terjun, dan juga bebatuan yang ada di sana, selama mereka tetap diam di tempatnya dan tetap memiliki bentuk yang sama, mereka tidak akan menjadi target serangan dari Formasi Pedang, bahkan jika mereka sedikit bergerak.

Orang - orang yang ada di luar puncak gunung, kelihatan gugup ketika mereka menyaksikan pemandangan ini.

Wajah kecil Liu Shisui's tampak pucat seraya ia mengepalkan tangannya. Mata Gu Han tertuju pada Zhao Layue dan tatapannya penuh dengan kekhawatiran.

Zhao Layue memandangi jalan setapak yang ada di depannya untuk waktu yang lama, seakan ia ingin mengungkapkan rahasia yang tersembunyi di Puncak Shenmo.

Ada retakan di antara batu - batu hijau disana, yang merupakan garis pembatas antara bagian dalam dan luar Puncak Shenmo.

Zhao tiba - tiba melangkah melewati garis itu dengan mata tertutup.

Zzz!!!

Lalu muncul sobekan di lengan bajunya, seakan terpotong oleh pedang yang paling tajam.

Setelah ia melangkah melewati garis pembatas itu, Zhao Layue lalu melangkah ke kiri sebanyak tiga langkah, masih dengan mata tertutup dan anehnya, ia kemudian mundur sebanyak dua langkah, lalu ia sedikit berputar di atas kedua kakinya.

Lalu, ujung lengan bajunya pun terjatuh, namun tanpa menimbulkan suara sedikitpun karena ia sudah sudah berada di puncak gunung.

"Ah! Apa yang terjadi." teriak gadis muda dari Sekte Hanging-Bell itu terkejut.

Namun, para senior masternya dan juga banyak orang yang lainnya mengerti apa yang sedang terjadi.

Karena ia tidak bisa memperkirakan di mana tekad - tekad pedang itu berada dengan mengandalkan mata dan telinganya dan ia juga tidak bisa menemukan peraturan dari Formasi Pedang tersebut, Zhao Layue memilih untuk merasakan tekad - tekad pedang itu dengan Kesadaran Pedang nya, sementara itu, ia menutup kedua matanya.

Ini tentunya adalah tindakan yang sangat beresiko.

Jing Jiu pun kemudian bergerak.

Gerakannya terlihat lambat dan tampak kaku.

Ini karena ia mengikuti gerakan Zhao Layue.

Ia memisahkan gerakan - gerakan Zhao dan kemudian mempersatukannya dengan tepat.

Ia mengangkat lututnya dan melangkah melewati garis di batu hijau itu, lalu berpaling ke kiri... satu langkah, dua langkah, tiga langkah... dan kemudian mundur... satu langkah... dua langkah.

Jing Jiu pun membuat sedikit perubahan saat ia melakukan gerakan ini dan ia berhasil lewat dengan selamat di dua tempat, dimana pakaian Zhao Layue terpotong oleh tekad - tekad pedang.

Zhao Layue dan Jing Jiu lalu menghilang dari jalan setapak itu.

Diskusi pun mulai terdengar di luar Puncak Shenmo setelah melalui penantian yang panjang.

"Ternyata bisa dilewati dengan cara seperti ini." ujar gadis muda dari Sekte Hanging-Bell itu dengan sentimental.

Tidak ada yang tahu apakah ia memuji kebijaksanaan dan keberanian Zhao Layue, ataukah ia mengomentari keberanian Jing Jiu.

"Mengambil jalan pintas juga merupakan suatu kemampuan dan Kakak Jing memang benar - benar..." ujar Lin Wuzhi dengan senyum pahitnya.

"Tidak tahu malu!" geram Gu Han.

...

...

Zhao Layue menjajaki jalan setapak di Puncak Shenmo dengan mata tertutup, terkadang berpaling, kadang kala mundur, dan kadang melompat, semuanya ia lakukan dengan perlahan.

Ia juga mencoba untuk keluar dari jalan setapak itu dan berjalan menembus hutan lebat yang ada di lereng gunung, namun, tekad - tekad pedang yang ada di lereng - lereng gunung itu ternyata lebih kuat dari tempat yang ia lalui sebelumnya, sehingga ia mendapati bahwa jalan setapak itu lebih mudah untuk dilalui.

Jing Jiu selalu berada di belakangnya, bergerak ketika Zhao bergerak dan berhenti ketika ia berhenti. Ia melakukan gerakan yang persis sama dengan apa yang dilakukan oleh Zhao, membuatnya terlihat seperti bayangan Zhao. Namun, ia membuat beberapa penyesuaian kecil agar terhindar dari serangan tekad - tekad pedang seperti yang dialami Zhao.

Ada begitu banyak sobekan - sobekan kecil di pakaian Zhao Layue karena sangat sulit baginya untuk mengetahui di mana keberadaan tekad - tekad pedang itu dengan menggunakan Kesadaran Pedang nya. Kejadian yang paling berbahaya terjadi ketika tekad - tekad pedang itu bersentuhan dengan pipinya bersamaan dengan sebuah pohon yang tumbang, yang memotong beberapa helai rambut hitamnya, namun hal itu tidak begitu terlihat karena rambutnya yang pendek.

Namun, luka yang berdarah di daun telinganya terlihat begitu jelas.

"Aku lelah." ujar Jing Jiu sambil terus memandang kedepan.

Zhao Layue memalingkan badan, ia lalu memandang Jing Jiu dan kemudian duduk bersila tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia lalu mulai menyerap energi langit dan bumi, untuk memulihkan keadaannya.

Formasi Pedang di Puncak Shenmo mampu memotong ruang dengan tekad - tekad pedangnya, dan bahkan membelokkan cahaya, namun energi langit dan bumi tidak terpengaruh olehnya.

Beberapa lama kemudian, Zhao Layue membuka matanya, ia memandang ke bagian teratas dari puncak gunung yang ada di kejauhan, dengan tetap diam.

Namun, jika ia bisa menggunakan energi langit dan bumi untuk memulihkan inti pedang dan energi fisiknya sekalipun, entah kapan mereka akan mencapai tujuan mereka dengan berjalan seperti ini?

Ketika mengikuti dan mengamatinya berjalan di antara tekad - tekad pedang dengan mata tertutup, Jing Jiu tiba - tiba mengerti akan sesuatu hal.

Zhao Layue telah berlatih Menempa Tekad Pedang di Puncak Pedang sejak pertama kali ia masuk ke inner sect.

Mengapa ia melatih teknik Kultivasi yang begitu berbahaya? Apakah hanya sebagai cara agar tidak menarik perhatian orang lain? TIDAK! Alasannya sudah jelas sekarang.

"Sebenarnya kamu telah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari ini."

"Ya."

"Mengapa?"

Jing Jiu bukanlah orang yang senang berbicara, tidak seperti Penjaga Green Mountain yang memiliki rasa keingintahuan yang besar, namun ini adalah ketiga kalinya ia menanyakan hal yang sama.

Namun Zhao Layue tetap tidak menjawabnya, dan ia kembali melangkah maju.

...

...