Chereads / Jalan Menuju Surga / Chapter 20 - Empat Kata di Kitab Pedang

Chapter 20 - Empat Kata di Kitab Pedang

Benar, guru dari Puncak Xilai itu memang sudah tahu tentang Jing Jiu.

Semua murid yang ada di sekitar Sungai Pembasuh Pedang, yang berjumlah ratusan orang, juga sudah tahu tentang Jing Jiu.

Walaupun selama dua tahun terakhir ia terus berada di Pine Pavilion Selatan, ia tetap menjadi seorang selebriti ketika ia menjejakkan kaki di inner sect.

Semua ini bukan hanya karena jawaban yang diberikannya sangat sempurna, tapi juga karena rumor yang mengatakan kalau ia memiliki wajah yang tak terbayangkan ketampanannya dan juga, karena kemalasannya yang juga tidak terbayangkan.

Dan saat Jing Jiu berjalan ke dalam Hall of Washed Swords, murid - murid yang ada di sana segera menghentikan diskusi mereka dan mereka semua menoleh ke arahnya.

Murid - murid di Hall of Washed Swords terbagi menjadi beberapa kelas, berdasarkan level latihan mereka dan prestasi mereka saat di external sect. Murid - murid muda yang berjumlah belasan orang ini sama seperti Jing Jiu, mereka juga baru saja diterima di inner sect.

Jing Jiu sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, ia terus berjalan dan kemudian duduk di tempat yang tidak mencolok di dekat jendela.

Namun, walaupun berada di tempat yang tidak mencolok sekalipun, wajahnya tetaplah terlalu menarik perhatian. Bahkan, guru nya pun tidak bisa menahan diri untuk memandangnya, saat ia masuk ke Hall of Washed Swords.

Gurunya yang merupakan murid generasi kedua ini bernama Lin Wuzhi. Ia berasal dari Puncak Tianguang dan dari tubuhnya terpancar aura immortal sangat sulit untuk dijelaskan.

Lin Wuzhi tidak seperti saudara seperguruannya yang lain yang ada di Puncak Liangwang. Ia agresif dan ambisius, namun ia juga tidak seperti Kakak Zhuo nya yang terkenal yang sekarang sedang melakukan latihan tertutup. Tapi, ia adalah personal disciple dari Ketua Sekte. Jadi, bisa dibayangkan seberapa penting keberadaan Hall of Washed Swords bagi Sekte Green Mountains, sampai - sampai, ia dikirim ke sini untuk memberikan pelajaran mengenai pengetahuan dasar tentang teknik pedang.

Pelajaran yang diberikan oleh Lin memang sangat menarik dan juga lucu dan cocok untuk mengajar murid - murid baru ini tentang teknik pedang. Cara mengajarnya ini menarik minat murid - murid tentang topik yang sedang ia jelaskan.

"Seperti apakah Sekte Green Mountains kita ini?"

Lin Wuzhi tidak berharap untuk bisa mendapat jawaban dari murid-murid nya. "Tentunya kita bukan Sekte Zen, Sekte Setan, ataupun Sekte Api. Sekte kita adalah Sekte Pedang." ia menjawab pertanyaannya sendiri sambil tersenyum.

Sambil memandang pohon - pohon dedalu yang ada di dekat sungai lewat jendela di sampingnya. Jing Jiu berpikir bahwa, setelah bertahun - tahun lamanya, mereka masih saja mengajar dengan cara yang terlihat menarik, namun sebenarnya, hanyalah penyampaian mengenai sesuatu yang tidak berguna dan sama sekali tidak menarik.

Tanpa tahu dimana Liu Shisui sekarang berada atau apa yang sedang dilakukannya.

Ia yakin kalau sebentar lagi akan terdengar suara tawa.

Dan benar saja, suara tawa dari murid - murid muda itu memenuhi ruangan aula pedang.

Lin Wuzhi lalu melanjutkan perkataannya sambil tersenyum lembut, "Latihan di Sekte Pedang tentunya memerlukan pedang dan pertama - tama, kita harus memahami pedang itu sendiri. Ada banyak sekte yang memiliki caranya masing - masing untuk berlatih pedang. Sekte Wu'en menggunakan pedang, the Old Ones juga menggunakan pedang dan orang tua bernama Pedang Xilai itu juga menggunakan pedang. Tapi, kenapa hanya Sekte Green Mountains kita yang dianggap sebagai sekte pedang yang sebenarnya? Itu karena, Green Mountains memiliki sembilan puncak gunung yang juga memiliki sembilan pedang dan kesembilan pedang itu dapat menjaga kedamaian dunia!"

Jing Jiu lagi - lagi menunggu munculnya suara tawa dari murid - murid yang ada disana.

Dan sekali lagi, suara gelak tawa dan tepuk tangan dari murid-murid muda itu bergemuruh di aula pedang.

"Pedang di Puncak Tianguang disebut Pewaris Langit, yang artinya mewarisi atau mengemban tugas dari langit dan teknik pedangnya mempunyai nama yang sama, yaitu Pewaris Langit. Pedang di Puncak Shangde bernama Pedang Tiga Kaki dan menggunakan Teknik Pedang Badai Salju. Pedang dari Puncak Yunxing disebut Pedang Kehampaan dan teknik pedangnya bernama Teknik Pedang Burung Purba. Di Puncak Qingrong ada Pedang Zither dengan teknik pedang Tanpa Batas-nya. Pedang Matahari ada di Puncak Shiyue dan teknik pedangnya bernama Teknik Pedang Enam Naga. Pedang di Puncak Xilai bernama Pedang Kuno dengan teknik pedang Tujuh Buah Plum. Sedangkan pedang yang ada di Puncak Bihu bernama Pedang Arus dan teknik pedangnya adalah teknik pedang Delapan Arah."

Murid - murid itu menjadi bingung ketika penjelasan yang diberikan oleh Lin Wuzhi berhenti sampai di situ dan murid yang sedikit lebih pemberani mengangkat tangannya dan bertanya, "Bagaimana dengan Puncak Kesembilan?".

"Pedang dari Puncak Shenmo bernama Pedang Tanpa Perasaan dan menggunakan teknik pedang Sembilan Kematian. Tapi, Great Grandmaster Jingyang membawa pedang itu bersamanya, saat ia naik ke langit." jawab Lin.

Murid - murid itu lalu menyadari, kalau masih ada satu pedang yang belum disebut dan kemudian mereka bertanya, "Lalu bagaimana dengan Puncak Liangwang?"

"Pedang dari Puncak Liangwang bernama Pedang Tanpa Tandingan," Lin Wuzhi lalu menghela nafas, sebelum melanjutkan perkataannya, "Great Grandmaster Jingyang juga membawa pedang itu besertanya saat ia naik ke langit."

Sementara itu Jing Jiu masih terus memandang dunia luar yang ada di balik jendela.

Dan gelang yang ada di pergelangan tangannya berkilau terkena pantulan cahaya matahari.

Kemudian, terdengar suara diskusi di dalam Hall of Sword Washing.

Great Grandmaster Jingyang naik ke langit memang suatu hal yang patut dirayakan, tapi, kenapa ia membawa kedua pedang itu bersamanya?

Masih bisa dimaklumi jika ia hanya membawa Pedang Tanpa Perasaan dari Puncak Kesembilan, tapi, kenapa ia masih harus membawa Pedang Tanpa Tanding bersamanya?

Sembilan Pedang, tapi, ada dua pedang yang hilang. Bagaimanapun juga, hal ini akan membuat kekuatan Sekte Green Mountains melemah.

Lin Wuzhi menaikkan alisnya karena ia merasa sangat tidak senang mendengar diskusi anak - anak itu.

"Kenaikan Great Grandmaster Jingyang adalah sebuah kehormatan besar bagi Sekte Green Mountains kita dan juga kehormatan bagi kedua pedang itu."

Ia lalu berkata dengan sangat serius sambil memandangi murid - murid nya, "Apakah kekuatan kita akan berkurang hanya karena kedua pedang itu? Kalian harus tahu kalau pedang terlahir karena manusia. Selama seorang pendekar pedang mempunyai kekuatan yang mumpuni, maka pedangnya pun akan menjadi pedang yang kuat. Jika suatu hari nanti kalian bisa mencapai tahap Heavenly Arrival, maka, pedang yang kalian gunakan juga akan mempunyai kesempatan untuk menjadi pedang utama di puncak gunung, menggantikan Pedang Tanpa Tanding ataupun Pedang Tanpa Perasaan."

Setelah mendengar pernyataan ini. Murid - murid itu akhirnya memiliki pemikiran mereka masing - masing dan wajah mereka menunjukkan ekspresi yang berbeda - beda.

Beberapa dari mereka tersulut ambisinya dan harapan mereka mulai bangkit. Sementara yang lainnya merasa kalau beban di pundak mereka menjadi semakin berat. Tetapi, ada lebih banyak lagi murid yang tidak merasakan apa - apa, mereka berpikir kalau ini semua tidak ada kaitannya dengan mereka.

Mereka baru saja masuk ke inner sect dan mencapai tahap Spiritual Stability, yang masih teramat sangat jauh dari tahap Heavenly Arrival.

Bahkan, jika mereka sangat berbakat dalam latihan kultivasi sekalipun, hanya ada beberapa dari mereka yang memiliki keyakinan kalau mereka mampu berjalan sejauh itu dalam perjalanan kultivasi mereka.

Hanya ada beberapa orang di dunia ini yang berhasil mencapai tahap Heavenly Arrival dan hanya Ketua Sekte yang telah mencapai tahap ini di Sekte Green Mountains.

Melihat ekspresi mereka, Lin Wuzhi mengerti apa yang sedang mereka pikirkan dan lalu berkata, "Tidak peduli seberapa jauh kamu berjalan, jika kamu tidak memiliki tekad untuk melangkah sampai akhir, mengapa kalian memilih untuk menempuh perjalan yang sulit ini? Saat kalian makan, kalian akan makan satu suapan demi satu suapan dan ketika kalian berjalan, kalian akan berjalan langkah demi langkah. Bagaimana mungkin kalian bisa berjalan sejauh ribuan mil tanpa mengambil langkah pertama?"

Murid - murid itu merasa tersentuh mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh guru mereka.

"Setelah kalian menerima Kitab Pedang, kalian harus mempelajarinya dengan tekun dan kalian juga harus rajin berlatih. Kalian mengerti?" tanya Lin Wuzhi.

"Mengerti!" jawab murid - murid itu serentak, entah mereka memang benar - benar mengerti atau tidak.

Lin mengangguk dan kemudian melanjutkan pelajarannya.

"Isi Kitab Pedang mencakup banyak hal, cukup untuk kalian berlatih sampai sebelum Turnamen Pewaris Pedang dimulai. Saat kalian mewarisi teknik salah seorang guru di Turnamen Pewaris Pedang nanti, kalian akan bisa memilih untuk menerima petunjuk dari Pedang Tanpa Batas. Namun, sebelum kalian belajar teknik pedang, kalian harus membentuk dasar yang kokoh dan menaikkan level kalian. Jika tidak, tidak akan ada bedanya sebilah pedang dan sepotong besi di tangan kalian?"

"Selama periode Pembasuh Pedang, kalian harus bisa melewati Sub-Realm kalian."

"Di sekte kita, Sub-Realm memiliki dua tahapan, yaitu Knowledge Integration dan Perfect Preservation."

"Apa itu Knowledge Integration? Itu artinya kalian mengerti bahwa origin source terhubung dengan Tuhan dan itu sudah seharusnya ter-integrasi dengan Tuhan. Dalam tahap ini, kalian harus membiarkan Benih Dao kalian mengalir ke Mata Air Spiritual kalian, yang akan membantunya untuk tumbuh menjadi pohon yang besar, yang kemudian akan membentuk Buah Pedang."

"Buah Pedang kemudian akan menjadi Tekad Pedang dan mereka akan menjalin hubungan yang erat dengan pedang terbang. Sehingga kalian akan dapat mengendalikan pedang kalian untuk bertarung dengan musuh.

"Tahap ini juga disebut sebagai tahap Pembentukan Buah. Menurutku, mungkin ada seseorang yang memiliki posisi penting yang mempelajari teknik pedang kita secara diam - diam, saat Kuil Pembentuk Pedang dibangun."

Jing Jiu lalu memalingkan pandangannya dari jendela dan ia kemudian mengambil Kitab Pedang yang dibagikan oleh para pengurus. Ia lalu membuka halaman pertama dari kitab itu dan ia mengenali tulisan yang ada di situ.

Ia hanya terdiam ditengah suara gelak tawa dan sorak - sorai yang terdengar di Aula Pedang Suci.

"Lalu, apa itu Perfect Preservation?"

"Perfect Preservation mengarah pada keharmonisan dan ini artinya, kita harus terus menjaga 'Jalan' untuk mendapatkan keharmonisan itu."

"Dalam tahap ini, zhenyuan akan mengalir seperti merkuri dan akan berubah menjadi Inti Pedang dan kualitas dari Buah Pedang akan secara perlahan berubah menyerupai kualitas yang dimiliki oleh emas dan ini adalah tanda dimulainya pembentukan Pil Pedang."

"Ketika Pil pedang terbentuk dan Tekad Pedang sudah menjadi kokoh, maka, pedang terbang kalian akan dapat memotong batu dan emas yang berada dalam jarak tiga puluh meter dari tempat kalian berada, seakan dikendalikan langsung oleh tangan dan jari kalian. Terlebih lagi, hanya dengan menggerakkan mata kalian, pedang itu sudah bisa membunuh orang lain."

"Namun tentunya, bagian yang paling menarik bagi kalian adalah bagaimana cara mengendarai pedang terbang kalian."

"Sekarang, aku akan terlebih dahulu mengucapkan selamat kepada kalian. Karena setelah kalian berhasil membentuk Pil Pedang, kalian akan bisa bepergian dengan mengendarai pedang terbang. Jika kalian memiliki cukup Inti Pedang dalam diri kalian, kalian akan bisa terbang sampai ke Puncak Tianguang."

"Masih ada keuntungan lainnya bagi kalian. Seperti apa yang sudah aku katakan tadi, setelah mencapai tahap ini maka kalian bisa ikut serta dalam Turnamen Pewaris Pedang dan menjadi personal disciple di salah satu puncak gunung."

Suara tawa dan diskusi yang ceria itu masih terus terdengar di dalam Aula Pedang Suci.

Sementara itu, Jing Jiu berpikir sejenak sambil memandang keempat kata yang sangat ia kenal itu, yang ada di halaman pertama Kitab Pedang itu.

"Ada seseorang yang baru saja bertanya, 'Jika Sub-Realm berbeda dengan Realm Awal dan kita tidak bisa lagi menggunakan Mata Air Spiritual sebagai acuan untuk mengetahui sejauh apa perkembangan kita setelah berlatih. Lalu, standar yang seperti apa yang bisa kita gunakan?

"Ini adalah pertanyaan yang sangat sederhana, setidaknya, untuk Sekte Green Mountains kita yang sangat luar biasa."

"Underworld menggunakan Soulfire untuk membedakannya. Kuil Pembentuk Buah membandingkannya menggunakan Zenheart dan standar yang kita gunakan adalah Buah Pedang. Lalu, saat Buah Pedang telah terbentuk, bagaimana cara kita membedakannya? Semua itu bergantung pada kepiawaian kalian dalam mengendarai pedang."

"Jika pedang kalian bisa membunuh musuh yang berada sejauh beberapa ratus meter dari tempat kalian berada, itu artinya kalian sudah di tahap Inherited Will."

"Jika pedang kalian bisa terbang sejauh beberapa mil dan mampu membunuh musuh kalian, maka kalian sudah mencapai tahap Free Travel."

"Jika kalian bisa mengendalikan pedang kalian untuk terbang dan membunuh musuh kalian yang berada ratusan mil jauhnya dari kalian, berarti kalian telah mencapai tahap Heavenly Arrival."

"Jika kalian bisa mengontrol pedang kalian untuk menembus langit dan membunuh iblis langit yang ada di dunia luar, maka kalian telah menjadi orang terkuat di negeri Zhaoge.

Standar yang digunakan untuk mengklasifikasikan pencapaian para praktisi ini sungguh sederhana dan dangkal, bahkan terdengar seperti lelucon. Namun, murid - murid yang ada di Aula Pedang Suci justru terlibat dalam diskusi yang seru, tapi, karena ekspresi Lin Wuzhi yang tidak tampak sedang berbohong, maka, mereka terpaksa mempercayainya.

Akan tetapi, Jing Jiu justru terus memandang keempat kata itu tanpa peduli betapa riuh keadaan ruangan kelas itu.

'SEMUANYA ADALAH SEBUAH PEDANG.'