Kata-kata itu berputar-putar hingga tiga kali di kepala Shi Guang sebelum terpecah dari keterkejutannya. Ma Lesheng baru saja mengatakan Lu Yanchen adalah murid yang akan ia latih. Lalu, bagaimana dengan Nyonya Shen? Begitu terkejutnya, ia bertanya dengan penuh emosi dan ketidakpercayaan, "Bukankah yang tanda tangan di kontrak adalah Nyonya Shen? Bukankah murid saya itu Nyonya Shen?"
Ma Lesheng menjawab, "Nona Shen memang yang bertanda tangan di kontrak. Namun, ia bukanlah Nyonya Shen. Namanya adalah Shen Lingshuang. Marga suaminya adalah Lu. Jadi ia adalah Nyonya Lu. Dan Tuan Muda Lu adalah anak dari Nyonya Lu..."
Karena takut Lu Yanchen yang berada dekat di situ mungkin akan tersinggung dengan apa yang akan dikatakannya, Ma Lesheng dengan cerdik merendahkan suaranya, "Tuan Muda Lu menderita vertigo air. Apa kau pikir seseorang yang menderita vertigo air akan mencari pelatih renang untuk melatih dirinya sendiri? Tentu saja tidak! Maka dari itu, orang yang akan kau latih adalah anak laki-laki ke-empat Nyonya Lu, yaitu Tuan Muda Lu! Ia merupakan orang terhormat. Kau harus sepenuhnya sungguh-sungguh dalam mengajarinya!"
'Ada apa dengan ini semua? Semesta! Apakah kau harus menjadi sekecil ini?' Sambil membayangkan bahwa Lu Yanchen akan menjadi muridnya!
Apakah ia menderita vertigo air?
Karena ia memang belum pernah melihat Lu Yanchen masuk ke air sebelumnya, Shi Guang tidak tahu kalau Lu Yanchen menderita vertigo air. Tapi, mereka BERSAMA selama dua tahun penuh!
Sesaat, hati Shi Guang dipenuhi oleh berbagai jenis emosi yang bahkan ia tidak bisa membedakannya. Secara tidak sadar, Shi Guang menurunkan pandangannya dan melihat ke arah Lu Yanchen. Seolah-olah Lu Yanchen sudah mengira Shi Guang akan menatapnya, ia juga mengarahkan matanya ke arah Shi Guang. Mata Lu Yanchen yang dalam bagaikan sebuah lautan yang tenang di bawah sinar bintang. Sama sekali tak ada satupun desiran emosi di dalam mata itu, pun kehangatan. Lu Yanchen masih sangat tenang, sedangkan hati Shi Guang berkecamuk.
Shi Guang bisa melatih siapa saja...siapapun kecuali Lu Yanchen. Shi Guang menarik nafas dalam-dalam dan menahan segala emosi yang muncul di dalam hatinya. Setelah menurunkan matanya dan bersenandung singkat, wajahnya kembali tenang saat ia mendongakkan kepala sekali lagi.
"Manajer Ma, Saya minta maaf. Saya tidak dapat melatih lagi. Saya kira saya akan melatih seorang perempuan." Shi Guang ingin membuat Ma Lesheng berpikir bahwa ia tidak sanggup melatih laki-laki.
Reaksi pertama Ma Lesheng begitu mendengar hal itu adalah terkejut sembari mengeluarkan sebuah tatapan aneh dan berkata, "Nona Shi, kau telah menandatangani kontraknya."
"Tak bisakah saya membatalkan kontraknya?" tanya Shi Guang lembut.
"Saya hanyalah seorang perantara. Saya tidak dapat membantumu membatalkan kontraknya." Ma Lesheng kemudian mengalihkan pandangannya ke Lu Yanchen yang berada di sebelahnya dan berkata dengan nada halus, "Telah dinyatakan dengan jelas di kontrak itu bahwa apabila kau ingin membatalkan kontrak karena masalah pribadi, kau diharuskan membayar 10 kali lipat dari nilai kontrak itu. Berarti 2.5 juta!"
2.5 juta? Wajah Shi Guang memburuk karena ia langsung membayangkan perasaan memikul beban hutang 2.5 juta.
Shi Guang mengepalkan tangannya kuat-kuat sampai kuku-kuku jemarinya menusuk telapak tangannya. Kemudian ia kembali dengan sebuah senyuman yang ia anggap senyumannya yang terkalem yang bisa ia berikan seraya berjalan ke samping Lu Yanchen, "Aku yakin bahwa kau pasti juga tidak tahu menahu bahwa pelatih renang privat-mu adalah aku. Jika kau sudah tahu, aku sangat yakin kau tidak akan mau repot-repot datang. Karena begitu masalahnya, mari kita batalkan saja kontrak ini."
Lu Yanchen mengangkat dagunya dan memandang Shi Guang dengan tatapan mata tajamnya yang sangat buruk seraya membalasnya dengan suara yang dalam, "Memang benar. Aku tidak tahu. Tapi, sungguh malang, bukan aku orang yang telah menandatangani kontraknya."
Maksud Lu Yanchen jelas, 'Mengandalkannya untuk membatalkan kontrak tidak akan berhasil.'
Lu Yanchen duduk, sementara Shi Guang berdiri di sana. Shi Guang merasa kewenangannya sebagai pelatih harus ditegaskan di hadapannya. Namun, Lu Yanchen tetap duduk di sana sambil menatapnya tanpa berkedip; memicingkan matanya. Dengan tingkah malasnya, Lu Yanchen telah menyebabkan segala kelebihan yang Shi Guang rasakan barusan menguap tak berbekas.
Keheningan sesaat menyebabkan udara di sekitar terasa pengap. Shi Guang menggigit bagian bawah bibirnya dan mencobanya lagi, "Kau bisa mengatakan kepada ibumu bahwa kau ingin mengganti pelatih. Katakan bahwa kau ingin seseorang yang lebih...familier! Dengan begitu kau akan merasa lebih nyaman dengan pelatihannya! Kita…."
Lu Yanchen berdiri dan membalikkan badan menuju ke jendela luar, meninggalkan Shi Guang dengan pemandangan punggungnya sehingga tidak ada siapapun yang mengerti perasaannya. Yang ia beri hanyalah sebuah balasan acuh tak acuh yang memotong perkataan Shi Guang, "...Benar, kita memang tidak familier. Kita hanya pernah tidur bersama saja."
Shi Guang mematung.
Dengan ekspresi membatu, wajah kecil nan mungilnya merona seketika. Bahkan daun telinga yang putih kemerahmudaan menjadi berwarna merah.