" Naumi, bsok jam 7 pagi kita ketemu di taman dekat rumahku. ada yang ingin bertemu" pesan singkat dari Rina
" siapa?? " Naumi membalas
" pokoknya datang saja, jangan terlambat "
"oke" Naumi menjawab singkat
Setelah beberapa hari semenjak bertemu Ilham wajah Naumi selalu terlihat murung, dia selalu berada di kamar nya dan berbaring dikasur tanpa tidur dan sesekali menangis seolah diputuskan kekasihnya. Reza sesekali datang kerumahnya tapi Naumi selalu pura pura tidur. sehingga Reza tak sampai hati untuk membangunkannya.
Minggu pagi Naumi pergi ke taman dekat rumah Rina tanpa mengajak Reza, Naumi naik taksi ke sana sendirian. Rina sudah menunggu di taman
"Naumi...." Rina melambaikan tangannya ke arah Naumi yang turun dari taksi di pintu gerbang taman
"siapa yang mau bertemu? tanya Naumi pada Rina
"rahasia " kata Rina bercanda.
Perlahan Ilham datang menghampiri " apa kabar Naumi? apa kakimu sudah sembuh?"
Naumi tampak terkejut " Kak Ilham" jawabnya kaget dengan jantungnya berdebar kencang " sudah lumayang" Naumi menjawab kembali sambil mencubit Rina
" kenapa tidak bilang?" bisiknya pada Rina
" apa kau senang? " rina membalas bisikannya dan terlihat Naumi tersenyum malu
"Hayo kita duduk di kafe ujung jalan sana", saran Ilham sambil menunjuk ke arah kafe yang di maksut
Naumi dan Rina mengikuti ilham
Setelah sampai di Kafe seorang pelayan menyodorkan menu, dan mereka memesan minuman tanpa makanan karna mereka akan berolah raga. tidak berapa lama pelayan datang mbawakan pesanan mereka.
" Aku kebelakang sebentar ya" kata Rina pada mereka, Naumi dengan cepat menarik lengan baju rina seoalah mengisaratkan jangan tinggalkan dia. " sebentar" Rina memandang Naumi seolah mengisaratkan dia harus pergi
Naumi yang masih merasakan detak jantungnya yang masih berdebar kencang meminum jus yang dipesannya dan menunggu Ilham yang akan memulai bicara
" Naumi, tadi datang kesini sama siapa?" perlahan Ilham mulai pembicaraan setelahnya menyeruput kopi yang di pesannya tadi
" Tadi kesini Naik taksi" Naumi menjawab dengan santai
" oh, Reza kemana? kenapa tidak di ajak?"
" aku kira akan bertemu teman baru Rina dan itu akan membosankan bagi Reza untuk bergabung" Naumi mulai memandang ilham
"apa Reza pacar mu?" Ilham hanya memancing untuk memulai penjelasannya
" Reza sahabatku dari kecil dan kami hanya teman dan tetangga yang baik." Naumi tidak merasa aneh dengan pertanyaan itu karena dia sering mendengar pertanyaan seperti itu dari orang lain yang melihat mereka bersama. karna mereka terlalu dekat
"oh begitu, Naumi aku sudah mendengar semuanya dari Rina, apa yang terjadi padamu" Ilham melihat kearah Naumi
"maksutnya? " Naumi kelihatan bingung apa yang dimaksutkan Ilham
"tantang perasaanmu" Ilham menjawab singkat dan menyandarkan punggungnya ke kursi sambil melepaskan tangannya dari kopinya.
Naumi terkejut, jantungnya berdebar kencang seakan akan meledak serta tidak menyangka rina akan mengatakan pada Ilham tentang perasaannya, Raut wajahnya langsung berubah murung dan seperti ketakutan
" Naumi, maafkan aku... aku akan segera menikah." pelan Ilham mengatakannya pada Naumi
Naumi hanya diam dan matanya berkaca kaca membendung air mata yang akan tumpah
" aku meminta maaf pada mu, karna tak bisa membalas rasamu padaku." ekpresi dan nada Ilham datar " aku tau ini terlalu menyakitkan bagimu tapi ini kenyataannya, kamu harus berlapang dada untuk menerimanya"
Naumi hanya diam dan menundukkan kepala nya, air mata yang di bendungnya tumpah. Ilham yang melihat itu merasakan iba padanya..
" Naumi banyak laki - laki lain yang akan mencintai kamu, kamu baik, cantik, dan juga sopan santun. semuanya ada pada dirimu walaupun aku baru mengenalimu aku dapat melihatnya" Ilham menghibur Naumi
Naumi mulai menegakkan kepalanya" kenapa kamu tidak mencintaiku?" suaranya terbata - bata mengatakannya sambil memandang Ilham
" kita baru berkenalan Naumi, dan aku mencintai orang lain. mungkin jika bertemu lebih cepat aku akan menyukaimu." Ilham masih memberikan sedikit semangat padanya
" Berikan aku sedikit waktu untuk membuatmu mencintaiku jika memang waktu yang jadi masalahnya" Naumi menatapnya
" aku akan segera menikah dan aku mencintai calon istriku. tidak ada waktu lagi untuk mu memulai semuanya" Ilham menjelaskan dan tidak memberikan celah untuk harapan Naumi
" Nikahi aku juga, jadikan aku istri keduamu" pinta Naumi sambil memandang Ilham dengan uraian airmata
Ilham terkejut dengan ucapan Naumi dan tidak menyangka Naumi akan berkata seperti itu, dan kata dalam hatinya " ada apa dengan gadis ini, mengapa dia berkata seperti itu? tidak ada wanita yang ingin diduakan di dunia ini. kenapa dia berkata seperti itu?"
Ilham tertegun...
Naumi yang masih memandangnya menyambungnya perkataannya " aku rela jadi istri keduamu, aku tidak akan mengganggu istri pertamamu dan aku juga tidak akan memaksamu untuk mencintai ku, cukup bagiku selalu melihatmu..." Naumi mengatakannya dalam keputus asaan tanpa berfikir panjang
" Naumi, apa kau gila?" ilham sedikit meninggikan suaranya soalah tak percaya apa yang dikatakan wanita itu padanya
" ntah lah, aku merasa gila bila tidak bisa melihatmu, aku tau ini salah, aq tau ini akan menyakiti orang lain, dan aku juga tau ini akan menyakiti diriku sendiri tapi aku tidak bisa mengontrol apa yang ada di dalam hatiku" Naumi masih berurai air mata
" Naumi ini tidak boleh terjadi " pelan suara Ilham memujuknya