"Apa?!"
Ketika para tetua klan dan orang-orang lain mendengarnya, mereka segera mengelilingi pak tua itu. Tapi pak tua itu langsung menghentikan mereka sebelum mereka mendekat.
"Diam!"
Mereka berhenti berjalan. Tubuh mereka menjadi kaku. Mereka melihat pak tua itu lalu melihat botol yang ada di tangannya. Kemudian, mereka juga melihat gambar botol yang ada di tangannya. Semua orang tidak berani bicara, tidak berani bergerak maupun membuka botol itu karena pak tua menatap mereka dengan tajam. Seluruh aula menjadi hening.
"Apa-apaan kalian? Bagaimana kalau ramuan itu tersenggol dan tumpah?" Pak tua itu berbicara dengan geram. Dia menatap kerumunan orang yang ada di hadapannya dengan tajam. "Kembalilah ke kursi kalian."
"Baik."
Wajah mereka terlihat merah padam. Mereka menyadari kesalahan mereka dan segera menunduk malu. Setelah mereka memberikan respon kepada pak tua itu, mereka kembali duduk pada kursi masing-masing.