Ketua Ke datang dengan langkah sigap sambil tertawa. Ketika dia melihat kejadian yang ada di depan Serambi Awan Termahsyur, dia merasa agak terkejut.
"Hmmm? Apa yang sedang terjadi? Ada apa?"
Kedua mata Ketua Ke tertuju pada beberapa mayat yang ada di atas tanah. Lalu dia menoleh pada orang-orang yang sedang berlutut di tanah.
Namun, suasana di sekelilingnya sangat sepi. Tidak ada yang menjawab pertanyaan Ketua Ke karena mereka tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Apakah mereka harus memberi tahu bahwa Dokter Hantu sudah mati, kedua matanya dicongkel, lalu dia meledakkan diri? Orang yang mencongkel mata Dokter Hantu sampai dia tewas sedang berdiri di hadapan semua orang?
Walaupun itu memang benar dan semua orang sedang menyaksikannya, tapi tidak ada yang berani berbicara. Itulah mengapa suasana menjadi lebih sesak dan aneh.
"Eh? Ini..."