" … Kakak Perempuan Keempat, ketika kau mengunjungi halaman rumahku kemarin, aku sedang tidur. Sedihnya, pelayanku Cai Wei yang kurang etis dan ia tidak melayanimu dengan benar, jadi kau bermurah hati mengajari pelayan pribadiku sebuah pelajaran. Sayangnya saat kejadian itu berlangsung, kau memecahkan beberapa barang antik yang diberikan ayah padaku. Maka dari itu kau menulis IOU ini …. "
Ketika orang-orang di keramaian mendengar hal ini, mereka mulai berceloteh sekali lagi.
"Nona Keempat ini, tidakkah ia terlalu sombong? Mengambil kesempatan ketika kakak perempuannya tidur untuk mencuri barang miliknya. Belum lagi dimana ia memukuli pelayannya …. "
"Tsk, tsk. Sombong dan sok berkuasa, ia tentunya tidak kekurangan satu apapun mengenai hal ini! Siapapun yang menikahinya di masa depan akan mengutuk delapan generasi masa depan mereka!"
"Nona Ketiga ini terlalu kasihan …. "
Bai Ruo Yan sudah kehabisan akal sehat. Karena amarahnya, ia tidak dapat mengontrol dirinya dan mencambukkan cambuknya sambil berteriak: "Penjilat beracun! Kau, tutup mulutmu!"
Sambil melompat ke pinggir, Huang Yue Li memegang perutnya dan berseru: "Kakak Perempuan Keempat, aku tidaklah berkata-kata tanpa bukti. Saat itu, ada banyak kerumunan orang di jalanan yang menyaksikan bahwa kau tidak memakai …. "
"Diam! Diam! Diam!"
Sambil menghentakkan kakinya dengan marah, Bai Ruo Yan melampiaskan amarah di dalamnya. Ia tidak dapat lagi memperhatikan kejadian di sekitarnya saat ia melangkah untuk menyerang.
"Huang Yue Li, tutup mulutmu! Kalau kau berani berkata satu patah kata lagi, kau akan mati!"
Ketika semua orang yang hadir melihat ini, siapa yang tidak dapat mengerti maksud yang tersembunyi itu?
Bai Ruo Yan yang tidak mengijinkan Huang Yue Li untuk berbicara, secara jelas merasa bersalah.
"Apakah ini ajaran Rumah Bangsawan Bela Diri Pemberani? Tidak mengembalikan hutang yang jumlahnya hampir tidak bisa dimaafkan, tapi malah menghina sepupunya seperti itu …. "
"Itu sungguh membuat seseorang tidak dapat melihatnya lebih lanjut!"
Dalam sekejap, semua orang mulai tidak menyukai Bai Ruo Yan dan Rumah Bangsawan Bela Diri Pemberani.
Bai Ruo Yan memerah, seolah-olah wajahnya sedang direbus. Namun ia tidak dapat melakukan apapun terhadap Huang Yue Li.
Saat itu, Huang Yue Li mengangkat suara: "Tidak apa-apa, Kakak Perempuan Keempat, karena kau tidak menghendakiku untuk berbicara, maka aku tidak akan melanjutkan perkataanku. Kita semua adalah satu keluarga, apakah ada gunanya untukmu menggunakan cambuk?"
"Humph! Siapa keluargamu? Untungnya kau masih tahu diri. Jika kau masih berani berbicara hal yang tidak-tidak lagi, maka lihatlah bagaimana aku akan berurusan denganmu!"
Ketika Bai Ruo Yan melihat Huang Yue Li menggigit bibir bawahnya, ia berpikir kalau Huang Yue Li ketakutan. Ini menyebabkan Bai Ruo Yan tersenyum angkuh.
Namun, Bai Ruo Yan tidak lagi punya muka untuk berada disitu lebih lama. Meninggalkan ucapan kasar itu, ia ingin berbalik dan pergi.
"Kakak Perempuan Keempat, tunggu sejenak …. "
Dengan tergesa-gesa, Huang Yue Li berteriak: "IOU itu …. "
Kertas putih itu sekali lagi terbang lewat di depan Bai Ruo Yan.
Kali ini, Bai Ruo Yan tidak berani untuk menyangkalnya lebih lanjut. Di depannya begitu banyak orang, jika Huang Yue Li berkata-kata lebih banyak lagi ….
Sambil menyentuh kantongnya, Bai Ruo Yan melempar satu kantong penuh dengan perak.
"Anggap dirimu sengit! Ambil ini!"
Sambil menangkap kantong itu, Huang Yue Li mengeluarkan isinya. Di bawah tatapan kejam Bai Ruo Yan, dia mulai menghitung perak tersebut. Setelah selesai, dia mengeluarkan dua kata: "Tidak cukup!"
Dengan mata terbelalak, Bai Ruo Yan bertanya: "Apa yang kamu katakan?"
Sambil mengedipkan matanya dengan polos, Huang Yue Li menjawab: "Kakak Keempat, IOU ini dengan jelas menyatakan bahwa kau berhutang seribu dua ratus perak. Mengapa kau hanya memberiku seratus dua puluh perak?"
"Seribu dua ratus? Kenapa kau tidak mencuri saja??"
"Tapi, itu yang tertulis di IOU bukan? Kalau kau tidak mau mengakuinya, aku bisa pergi mencari saksi …. "
"Cukup!"
Sambil menggigit bibirnya, Bai Ruo Yan memotong omongan Huang Yue Li. Sementara itu, tangannya gemetaran tanpa henti.
Seribu dua ratus, ini tentu saja bukan jumlah yang kecil.
Bahkan Bai Ruo Yan, seorang nona muda yang berkedudukan tinggi, hanya menerima lima puluh perak saja dari uang saku bulanannya.