Badannya benar benar terasa dingin. Tangannya sudah gemetar sejak tadi. Xing Xing berusaha keras menggunakan topeng kebengisan dan terus bertahan.
Sudah berbulan bulan dia melihat darah di mana mana. Dia harus membunuh dengan tangannya atau dibunuh. Betapa kagetnya ia hampir di tikam dari belakang. Belati itu datang dengan cepatnya.
Segera saja Xing Xing kehilangan kendali atas dirinya.
Xing Xing jatuh pingsan. Semua orang kaget atas tumbangnya sang Paduka Ratu. Semua orang segera merawat Xing Xing. Semua orang kawatir. Peperangan masih berlanjut.
Tak lama prajurit berkuda pergi membawa kabar. Kabar tersebut datang setelah berhari hari sampai kepada Jendral Su di perkemahan. Kecemasan Jendral Su benar benar terjadi. Xing Xing jatuh sakit lagi.
"Jangan ada yang sampai tau berita ini."
Akhhhhhhhh ...
"Bahkan Dewa kematian sekalipun." Sambung Jendral Su di telinga prajurit itu.
Segera saja prajurit berkuda itu terkapar di tanah. Jendral Su langsung mengadakan rapat untuk mempercepat gerakannya. Jendral Su tau semakin dia lama menaklukan benteng lawan maka akan berbahaya bagi orang yang ia cintai.
Berita tentang Xing Xing akan segera terdengar ke telinga lawan.
Alasan sebenarnya adalah Jendral Su ingin segera kembali ke sisi orang yang di cintainya.
Peperangan yang harusnya terjadi berbulan bulan lamanya di selesaikan Jendral Su dalam waktu singkat. Hidup dan matinya benar benar di pertaruhkan. Jendral Su hanya peduli cintanya saja.
Pada akhirnya, Jendral Su membawa kemenangan mutlak. Sang Raja dari kerajaan musuh sudah terbunuh dengan sadis.
Sementara prajurit musuh yang berperang sudah menghentikan serangannya di benteng kerajaan Xing Xing.
Dengan tubuh yang di penuhi percikan darah, Jendral Su langsung saja pergi melihat keadaan Xing Xing. Xing Xing tergolek lemah tak berdaya di atas ranjangnya. Hatinya benar benar hancur bercampur dengan rasa rindu tak tertahankan.
Menciumnya atau tidak ...
Jendral Su benar benar putus asa. Akhirnya bibir Jendral Su yang dingin mencium bibir Xing Xing dengan kasar. Ujung lidahnya berusaha masuk dan ingin mengajaknya bermain sampai Xing Xing hampir kehabisan nafas.
Xing Xing tidak membalas ciuman itu tapi Jendral Su benar benar tergoda.
Hampir saja Jendral Su menelanjangi Xing Xing. Dia hampir kehilangan akal sehatnya. Dia benar benar menahan gejolak api gairah di tubuhnya.
Akhirnya Jendral su pergi dengan nafsu yang belum terselesaikan. Jendral Su berjalan tanpa arah. Akhirnya dia berhenti di taman istana. Wajahnya benar benar muram.
Gadis gadis cantik yang masih perawan sedang di bawa untuk menjadi tawanan. Mereka memakai jubah bangsawan mereka.
Gejolak api gairah Jendral Su benar benar semakin berkobar setelah melihat salah satu dari gadis itu.
Gadis itu memiliki wajah yang polos tapi tubuhnya membuat siapapun yang melihatnya menjadi bergairah.
Tanpa berfikir panjang lagi Jendral Su ingin menuntaskan hasratnya. Pengawal akhirnya membawa gadis itu di bawa ke kamar Jendral Su.
"Telanjangi dirimu atau matilah engkau sekarang!" Segera saja gadis itu menelanjangi tubuhnya dan berlutut di depan Jendral Su.
Jendral Su mendorongnya ke tembok sambil menciumnya dengan sangat bernafsu. Tangannya tak diam saja. Tangannya bergerak dengan aktif di atas gundukan gadis itu.