Chapter 9 : Tim Pahlawan
Di pagi hari yang cerah, dimana aku akan berangkat menemani pahlawan Khatarina Earhart, dan rekan timnya.
"Ini adalah tugas kedua dari guild, walaupun dari guild berbeda"
Aku sedang berpikir di depan gerbang keluar ibukota sambil menunggu Pahlawan dan rekannya kerena tadi ada surat yang datang kerumahku memberitahukan bahwa disini tempat pertemuannya.
-Tidak lama kemudian aku melihat 3 orang wanita.
"Apakah kau petualang adamantium yang baru?"
Gadis yamg mempunyai rambut merah muda yang memiliki gaya seorang putri bangsawan.
"Begitulah, mungkinkah anda pahlawan Khatarina Earhart, dan dua orang dismping anda itu rekan anda?"
"Begitu, dan benar sekali, aku adalah petualang adamantium Byakko sekaligus pahlawan yang dipilih oleh Dewa Petir, namaku Khatarina Earhart, dan kedua orang disampingku ini adalah rekan petualangku, gadis yang memiliki tombak besar, dan memiliki rambut coklat gaya ekor kuda disana namanya adalah Goalia Bruhlia, dan satunya lagi yang memakai jubah, dan rambut hitam serta tidak memiliki ekspresi wajah namanya adalah Rino violi, dia adalah magician kami"
Dia memperkenalkan diri dengan bicara lebar panjang, dan juga apa-apaan dengan wajahnya saat dia memperkenalkan diri, kepercayaan dengan dirinya sangat tinggi sekali atau memang seperti ini cara memperkenalkan diri disini.
"Baiklah, namaku Kara, salam kenal"
"Begitu juga dengan kami, salam kenal, langsung saja ayo kita mulai pergi perjalanan nya"
Tanpa basa-basi kami pun pergi dengan berjalan kaki, kami terus berjalan dan berjalan, dan perjalanan kami sudah cukup jauh, dimana kami sudah berada di luar wilayah kerajaan dan waktu pun sudah menjadi malam.
Kami memutuskan untuk beristirahat, dan akan melanjutkan perjalanan besok pagi.
Dibawah cahaya bulan dimalam hari, kami telah selesai makan malam, dan membagi tugas untuk berjaga, dan kami telah sepakat bahwa aku yang akan berjaga pertama sedangkan mereka akan tidur lebih awal
Hari sudah larut, dan aku suasana sangat sepi disertai angin malam, aku duduk di atas pohon untuk mengamati sekitar.
"Selama hidupku, aku tidak pernah mengalami hal yang sangat merepotkan ini"
Setelah beberapa saat aku tidak sengaja melihat segerembolan serigala datang kearah kami.
Melihat akan serigala yang akan datang kemari, aku mengambil pedang, dan pergi membunuh serigala serigala itu.
"Ya ampun, kenapa kalian datang kemari?"
Aku melawan mereka hanya dengan pedangku.
Setelah aku membunuh serigala serigala itu aku pergi ke atas pohon lagi untuk melanjutkan mengamati sekitar.
Dan beberapa jam setelah itu, giliranku tiba untuk tidur, dan selama aku tidur tidak ada terjadi apapun.
Malam berlalu dan pagi telah tiba, aku bangun dari tidur ku dan pahlawan serta rekannya telah bangun juga.
Sebelum kami melanjutkan perjalanan kami sarapan dari bekal yang kami bawa, setelah itu kami berangkat untuk melanjutkan perjalanan kami.
Kami berjalan berjalan dan berjalan, hari demi hari kami lewati sambil bercakap-cakap untuk meningkatkan hubungan kami kerena dalam hari-hari yang kami lewati dengan damai tanpa adanya musuh yang menghadang.
Dan tiba lah kami di puncak gunung yang disebut dengan Gunung Kemalasan dimana naga perak kemalasan tinggal di puncak gunung itu.
Tapi, sebelum kami bertemu naga perak kemalasan kami harus melewati ujian.
Yaitu, didepan kami ada sebuah pintu besar yang sangat besar, dan di dalam pintu itulah naga perak kemalasan berada.
"Sepertinya, Kita sudah sampai di depan Pintu Ujian Sang Naga Perak Kemalasan"
"Apa itu Pintu ujian sang naga perak kemalasan Khatarina-san?"
"Eh, apa kau tidak tau Kara-kun?!, Rino bisa kau jelaskan!"
"Baik khatarina-sama, Kara-kun Pintu ujian sang naga perak kemalasan adalah pintu yang di dalam nya ada ujian sang naga perak kemalasan jika kita bisa melewati ujian sang naga perak kemalasan maka kita bisa bertemu dengannya, dan jika kita tidak bisa melewatinya maka kita akan mati"
"Jangan menakutinya dengan kata mati Rino!"
"Goalia-san benar, jangan menakutinya Rino"
"Baik khatarina-sama, sebenarnya jika kau tidak bisa melewati ujian itu maka kau bisa saja tidak bisa kembali atau kemungkinan bisa juga mati"
"Bukankah itu sama saja!"
"Ehe ehe ehe"
"Jangan tertawa, tidak lucu"
"Sudah cukup, mari kita lewati ujian ini secepatnya!"
"Baik, kapten!!"
"Pelankan sedikit suaramu Goalia-san"
"Baik-baik, Rino-chan!"
"Dan juga jangan sebut namaku dengan akhiran -chan!!"
"Tidak mau!!"
...
Ya ampun mereka berdua memang akrab.
Aku dibelakang sedangkan Khatarina-san di depan dan di tengah adalah mereka berdua.
Kami memasuki pintu ujian, dan setelah memasuki pintu itu aku merasakan aura tapi, sepertinya mereka bertiga tidak sadar.
Benar juga, kemungkinan aura ini adalah ujiannya kerena aura ini membuat kita menjadi malas, dan semakin malas sampai kita akan malas melakukan apapun sampai sampai jantung kita juga akan malas berdetak, dan akhirnya mati.
Ini hanya bisa dilewati oleh orang-orang yang memiliki tekad yang luar biasa, dan berkemauan keras dalam kehidupan ini.
Kami terus berjalan lurus dan tidak menemukan suatu halangan seperti ujian.
Dan sepertinya mereka bertiga kebingungan, pasti mereka bertanya tanya dimana ujiannya.
Terserah tapi, aku ingin menikmati wajah-wajah imut mereka saat kebingungan, Benar-benar sangat imut wajah mereka sekarang.
Waktu berjalan sudah cukup lama dimana mereka sudah di ambang batas, tubuh mereka hanya bisa berdiri, dan mereka mulai mengantuk.
Kerena aura ini mereka menjadi malas dan semakin malas jika terkena aura ini lama-lama.
Tidak seperti aku, kerena aura seperti ini tidak akan memengaruhiku sama sekali.
"Sepertinya aku sudah puas, sudah waktunya untuk menuju masalah selanjutnya!"
Aku berkonsentrasi dan aku mengeluarkan tekanan, dan aura ku untuk menghilangkan aura kemalasan ini.
Setelah aku menghilangkan aura ini mereka menjadi seperti biasa.
"Tadi itu apaan!?"
Khatarina-san kebingungan apa yang telah terjadi serta kedua temannya dan dengan dirinya sendiri.
"Itu adalah ujian dari kita masuk aku sudah merasakan aura sang naga dimana aura itu membuat kita malas dan semakin kita terkena aura itu kita akan semakin malas sampai kita malas hidup"
Maunya sih aku mengucapkan itu, tapi akan merepotkan jika mereka tahu bahwa aku lebih kuat dari siapapun yang ada di dunia ini.
"Siapa yang tahu, itu adalah kekuatan yang mengerikan"
"Benar sekali, tapi kita harus melewati itu apapun yang terjadi!"
Kami melanjutkan jalan kami, dan kerena hanya ada jalan lurus maka kami hanya berjalan lurus mengikuti jalan
Jalan, dan berjalan terus berjalan sampai kami menemukan pintu yang besar lagi.
Dan akhirnya kami berharap bahwa di dalam pintu itu ada naga perak disana.
------------------------------------------------
Note:[bukan sudut pandang Kara]
Sudah lama Aku idak melihat manusia, dan manusia seperti apakah yang berani datang ke tempat ini.
Aku menggunakan sihir penglihatan mata ketiga untuk melihat manusia itu.
Dan aku melihat tiga orang perempuan dan satu anak laki-laki dimana salah satu anak perempuan itu memiliki kekuatan Byakko dan perlindungan Dewa Petir
"Jadi seorang pahlawan kah"
"Kuharap dia orang yang menarik"
Setelah cukup lama berada di ruang ujian mereka telah di ambang batas kecuali anak laki laki itu.
Tiba-tiba anak laki-laki itu berkosentrasi, dan kurasa dia mencoba berpikir melakukan sesuatu.
Dan anak laki-laki itu mengeluarkan tekanan serta auranya yang seakan membuat dunia ini membeku, dan aura yang dikeluarkannya itu menetralkan auraku yang ada disana.
"Kekuatan yang sangat mengerikan!!!"
"Siapa manusia itu sebenarnya?!"
"Dan mengapa dia bisa memiliki kekuatan seperti itu!?"
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terima kasih telah membaca
tolong berikan suara dan komen
setiap suara dan komen kalian mendukung cerita ini