Chereads / Terjebak di Dunia Lain Dengan Kekuatan Makhluk Mitologi / Chapter 11 - Chapter 11 : Duel Dan Pencurian

Chapter 11 - Chapter 11 : Duel Dan Pencurian

Chapter 11 : Duel Dan Pencurian

Misi untuk menemani Pahlawan Khatarina Earhart untuk membuat kontrak dengan Naga Perak Kemalasan Ereau Biio telah selesai, aku dan mereka bersiap untuk kembali ke Ibukota kerajaan Classier.

"Semuanya sudah saatnya kita berangkat"

"Baiklah kapten tapi, bisakah kita panggil Ereau Biio untuk mengantarkan kita ke Ibukota?"

"Jangan bodoh Goalia, bagaimana jika terjadi keributan?"

"Begitu, mau gimana lagi"

"Kau sangat malas untuk berjalan kembali Goalia!"

"Bukankah kau juga begitu Rino!"

"Kalian berdua berhenti berdebat!, ayo, kita berangkat!"

Mereka berdua memang tidak suka berjalan kembali seperti ini, aku juga sih.

"Tunggu sebentar!"

"Ada apa Kara-san?"

Aku juga malas untuk berjalan kerena sangat lama oleh kerena itu hanya itu yang menjadi jawaban satu-satunya.

"Bagaimana jika aku bawa kalian dengan sihir yang mirip teleportasi?"

"Sihir?!" (serentak)

'Kara-san, bukankah anda seorang pendekar pedang?"

Sebuah lubang hitam mucul disamping kami, bisa dibilang itu adalah sebuah gerbang teleportasi.

"Gerbangnya telah kusiapkan mari, kita pulang ke Ibukota!"

"Serius?!" (serentak)

Sudah berapa kali mereka bertiga berteriak kerena terkejut akan hal ini?.

Setelah aku berpikir beberapa saat, aku menemukan jawbannya bahwa mereka mengira bahwa aku hanya seorang pendekar pedang saja dan juga mana ada seorang pedekakar pedang bisa melakukan sihir ruang tipe seorang magician.

"Lupakan akal sehat kalian saat bersamaku! ... aku lebih kuat dari kalian semua!"

Aku memberikan sebuah pernyataan yang sangat luar biasa kepada mereka apalagi mereka adalah tim yang diketuai oleh salah satu dari tujuh pahlawan dan orang yang berkontrak dengan sang kaisar petir Byakko, dan naga perak kemalasan Ereau Biio.

" Kenapa kamu terlihat sombong?! ... kamu hanya sedikit lebih kuat dariku!!!"

Khatarina-sama marah tidak, lebih tepatnya dia ingin mengatakan bahwa dia tidak ingin mengakui bahwa aku ini lebih kuat darinya kerena dia telah melakukan kontrak dengan Naga pemalas itu.

"Tidak Khatarina-sama, ada jarak pemisah yang sangat besar di antara kita!"

"Jarak yang besar?! ... bagaimana jika kita bertarung dan buktikan sekarang juga?"

Ini dia yang kuinginkan, sebelum kita berpisah aku harus melakukan ini dan ku yakin nanti dimasa depan pasti akan menjadi menarik.

"Apa keuntungan untuku jika aku memenangkannya?"

"Baiklah jika kau menang kau boleh meminta satu permintaan apapun kepadaku tapi, jika kau kalah kau harus mengakui bahwa aku lebih kuat dariku"

"Kuterima kesepakatan ini"

Berhasil rencanaku berjalan dengan lancar, dengan begini pasti akan menarik.

"Kalau begitu, sebelum kita pulang kita akan berduel"

"Baiklah, mari mulai pertarungannya!"

Kami mengambil jarak dan bersiap-siap.

Khatarina mengacungkan pedang besar yang diselimuti oleh petir kepadaku, dan aku hanya memegang Kusanagi ku.

"Kalian berdua berikan kami aba-aba untuk memulai duel ini!"

"Baik kapten!!"

"Rino akan memberikan aba-aba memakai sihir ... kalau begitu,... satu...dua..."

Pino pun melepaskan bola api ke udara.

"...Tiga, mulai!"

*Sudut pandang Khatarina Earhart.*

Aku tidak mengerti kenapa bisa seperti ini, aku tidak tahu mengapa tiba-tiba sikapnya berubah.

Dan dia bukanlah pendekar pedang biasa dan dia bisa melakukan sihir.

Padahal dia belum lama menjadi petualang apalagi dia masih muda tapi, dia sudah menjadi petualang peringkat adamantium.

"(Kara, siapa kau sebenarnya?)"

Tapi, ada apa denganku, kenapa aku ingin dia tidak meremehkanku, dan juga kenap aku menantangnya berduel.

Aba-aba mulainya pertarungan telah berikan, aku menyerang langsung kearah Kara dengan pedangku yang menggunakan kekuatan Byakko secara beruntun tapi, tidak ada yang mengenainya padahal seranganku secepat petir.

"Ada apa Khatarina? ... apa kau sudah selesai?"

"Diamlah!, jangan meremehkanku!"

Aku terus menyerang kara, tanpa ada perlawan dari kara, dia hanya menghindarinya.

...

Sudah hampir dua jam kami berduel, dan ini menyebalkan kerena tidak satupun seranganku mengenainya, dia lebih cepat dari petir tapi, yang lebih menyebalkan adalah dia bahkan belum menyerang apalagi dia belum mengeluarkan pedangnya.

"Sungguh menyebalkan, kenapa dia tiba-tiba seperti ini?"

Aku merasa ini sangat menyebalkan.

"Sepertinya kita harus menentukan siapa pemenangnya!"

"Tentu saja tapi, kau jangan menghindar saja!'

"Kalau begitu, ayo, kita selesaikan duel ini"

"Ayo, saatnya kita serius!"

Ada apa dengan suasana ini, perasaanku tidak enak.

Kara, dia memegang pedang, dan sedang hendak mengeluarkannya sedangkan aku sudah bersiap dengan kuda-kuda.

"Kalau begitu, bersiaplah Khatarina!"

Kara mengeluarkan pedangnya tidak, lebih tepatnya sebuah katana, seketika terjadi gempa bumi.

"Apa yang terjadi? ... Kara mengelurkan aura yang menakutkan!"

Apa-apaan ini?!, tanah yang ada disekitarku mengapung ke udara lalu petir menyambar dari luar yang mengakibatkan lubang yang ada dilangit-langit tempat tinggal naga perak kemalasan.

Saat kulihat diluar langit berwarna hitam pekat, badai yang disertai petir yang menyambar, dan angin puting beliung yang sangat banyak yang berputar mengelilingi tempat ini.

"Apa-apaan semua yang terjadi disini?"

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi ketika melihat semua ini.

Lalu aku mendengar sebuah suara yang terdengar seperti suara air, dan aku melihat sesuatu yang mustahil untuk dijelaskan.

Aku melihat sebuah sesuatu air yang menyerupai lautan yaitu ombak tapi, ombak ini setinggi langit, aku pernah mendengar sebuah legenda yang mirip dengan hal ini yaitu, tentang sesuatu yang ada dilaut itu adalah sebuah bencana alam yang disebabkan oleh ouroboros, ouroboros adalah dewa lautan, saat itu dia sedang marah akan sesuatu menyebabkan sesuatu yang seperti ini, dan meluluhkan daratan lalu bencana ini dikenal dengan Tsunami.

"Sungguh kekuatan yang menakut!"

"Mari, kita, lanjutkan Khatarina!"

Masih mau melanjutkan?!

"Kara, apa ini semua kekuatanmu?"

"Tentu saja tidak! ... ini hanya sebagian kecil dari kekuatanku!"

Tidak mungkin...jadi, dia memiliki sesuatu yang lebih dari pada ini.

Seperinya aku tidak punya pilihan lagi.

"Aku menyerah"

"Yea, pemenangnya adalah aku!"

Sifatnya berubah lagi, sekarang dia mirip anak-anak lalu, keadaanya kembali seperti sedia kala.

Dan kami melihat dua rekan kami sedang pingsan.

"Oh iya, aku baru ingat kerena aku menang ... kau ingatkan kesepakatan kita?"

"Tentu saja?!"

Kenapa kau ingat, sialan.

"Jadi-..."

Apa yang terjadi, dia menciumku?!.

Dia menciumku sangat lama, aku mencoba melepaskannya tapi, dia lebih kuat dariku.

Otak miliku tidak bisa berpikir jernih lagi.

Setelah dilepas, aku hampir kehabisan nafas.

"Ap-apa yang kau lakukan? ... aku hampir kehabisan nafas"

"Menciumu sebagai hadiah kemenanganku"

Tidak kupercaya dia mencuri ciuman pertamaku.

"Mungkinkah kau baru pertama kali?"

"Tentu saja, kau pikir aku wanita seperti apa?!"

Entah kenapa aku merasa marah sekaligus senang akan sesuatu.

"Kapten!!"

Kedua rekan kami Rino,dan Goalia telah bangun kembali dari pingsannya.

"Kapten tadi sangat menakutkan ... kupikir aku akan mati!"

"Kau harus minta maaf dengan mereka Kara!"

"Baiklah, Aku minta maaf semuanya sepertinya aku sedikit berlebihan"

Tidak disangka dia menurut tapi, apa maksudnya dengan sedikit.

"Kapten, kenapa wajahmu merah?"

"Ti-tidak ada apa-apa, Goalia"

"Hou~"

"Dan apa yang kau pikirkan Rino?"

Ini sangat melelahkan, dan entah kenapa saat ini jantungku berdetak dengan cepat.

....

__________________________________

Bersambung

Dukung cerita ini dengan memberi vote dalam setiap chapter.

Terima kasih telah membaca.