Setelah mendengarkan dengan baik mengenai penjelasan yang dibilang oleh Rose, kini Jenni sudah berada di kamarnya menatap langit langit kamarnya.
Ia masih terbayang apa yang di katakan ibunya itu. Bagaimana jika ia pada posisi gadis yang di ceritakan oleh Rose yang kehilangan kedua orang tuanya secara bersamaan?
Ia sangat tak dapat membayangkan mengenai hal tersebut!
Jenni sangat menyayangi ibunya, dan ia tak pernah terbesit di fikirannya sedikit pun jika ia harus hidup sebatang kara tanpa kedua orang tuanya.
Dulu saja waktu ia dengan terpaksa kehilangan sang ayah Jenni merasa seolah berada di ujung tombak, dengan berbagai perasaan yang tak terdefinisikan, dan bisa saja ia terpuruk, sebab dulu sang ayah sangat memanjakannya, lebih dari ibunya. Namun beruntung Jenni memiliki ibu seperti Rose yang tegar dan merangkul Jenni, sehingga Jenni menjadi pribadi yang mandiri.
"Aku merindukanmu Dad," lirih Jenni pelan sembari memeluk gulingnya.