Chereads / Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu / Chapter 27 - Workholic!

Chapter 27 - Workholic!

Suasana ruang kerja Daniel tampak tak terlalu bagus.

Kedua pasangan anak - ayah saling mendiamkan satu sama lain, hal itu terjadi lantaran Carl yang tak membalas pertanyaan Daniel sebelumnya mengenai alasan kedatangannya ke ruang kerjanya.

Hanya sebuah gendikkan bahu yang Daniel dapat dapati dari Carl sebagai jawaban atas pertanyaannya itu.

Rasa kesal mungkin masih sedikit terasa dalam benak Daniel sebelumnya, mengingat sang ayah yang tak memberitahu nya terlebih dahulu saat sebelumnya menemui kekasihnya.

"Mengapa kau menemui kekasih ku tanpa memberi tahuku sebelumnya?" tanya Daniel dengan tatapan datar pada sang ayah yang berada di hadapannya itu.

Hening

Sejenak Carl seolah enggan berkata apapun pada Daniel.

Ingin rasanya Daniel melepaskan kekesalannya pada sang ayah, hanya saja ia sadar, bahwa hal tersebut tak menyelesaikan masalah.

"Apa yang menjadi pemicumu menemui kekasihku,"

Lagi lagi Daniel bertanya pada Carl untuk mendapatkan sebuah jawaban yang ia ingin kan.

Paling tidak ia sudah mencoba nya!

Terdengar suara helaan nafas dari Carl pelan.

"Mengapa kau tak memberitahu padaku kalau kau memiliki kekasih? Kau tahu sebelum aku menyadarinya sendiri, aku telah menyiapkan beberapa wanita yang akan kujodohkan padamu sebagai pasangan untukmu, dan tentunya aku telah memilih yang terbaik bersanding dengan mu sesuai dengan statusmu,"

Daniel tampak membulatkan maniknya sempurna. Ia tak menyangka kalimat pertama yang justru ia dengar dari sang ayah adalah hal seperti itu.

Untuk apa menyiapkan jodoh untuknya? Bukankah ia tak pernah memintanya sedikitpun?

Hal itu yang tiba tiba saja terbersit di pemikiran Daniel.

Dengan suara dingin dan mendominasi di runagan tersebut, Daniel pun menyuarakan pendapatnya sekaligus membantas hal yang dikatakan oleh Carl.

"Sekalipun kau menyiapkan beberapa wanita untukku, hal itu tak akan merubah pikiran ku, atas kekasihku, hanya dia sejauh ini yang dapat mengubah pandangan ku akan seorang wanita, kufikir dalam hidupku aku tak akan merasakan namanya jatuh cinta seperti teman temanku yang lain, bahkan aku sempat berfikir aku memiliki penyakit atau semacamnya," ujar Daniel tegas pada Carl.

Deg

Seperti tamparan keras untuk Carl yang mendengar setiap perkataan putranya. Ia tak pernah menyangka bahwa putranya akan mengatakan hal diluar dugaannya.

Bukankah selama ini putranya tak pernah mengeluh apapun padanya? Lalu mengapa tiba tiba saja berkata demikian.

"Tolong jangan berlaku konyol pada kekasihku, mungkin papa fikir aku berbohong padamu, hanya saja sayangnya aku mengatakn kejujuran, dan aku tak tahu apa yang terjadi jika papa memisahkan ku dengan Jenni hanya karena status nya yang masih mahasiswa,"

Carl terdiam di tempatnya, berusaha mentralkan deru nafasnya. Jujur ia sangat tercekat mendapati perkataan putranya yang seakan menuduh dirinya tanpa bukti apapun.

Hanya praduga dan emosi yang kini menghantui kewaspadaan Daniel terhadap Carl.

"Kau tak sopan, papa tak pernah melakukan hal yang kau tuduhkan padaku ... kau punya bukti?" tanya Carl pada akhirnya membalikkan pertanyaan pada Daniel.

Sebuah helaan nafas panjang kini terdengar keras dari celah bibir Daniel, dan tak lama hanya sebuah gendikkan bahu yang dapat ia berikan sebagai jawaban pada Carl.

Jujur ia tak tahu mengapa ia seolah tak dapat mengendalikkan dirinya sendiri, dengan tuduhan tuduhan tak terbukti tersebut.

Rasa takut dan kecemasan yang sudah meliputi suasana hati Daniel.

"Maafkan aku, aku terlalu terbawa suasana, karena sikap papa yang terlalu mencurigakan untukku, dan tanpa aku perkenalkan mengenai dirinya, kurasa papa sudah berkenalan dengannya sendiri, dan kuyakin papa dapat menilainya secara rasional," ujar Daniel tegas membela kekasihnya itu tanpa celah.

Tak ada jawaban apapun dari Carl, melainkan hanya sebuah anggukan kepala kecil.

Setelah ia rasa cukup sedikit menghabiskan waktunya di ruangan sang anak, Carl pun beranjak dari tempatnya itu.

"Terimakasih, atas jamuanmu yang mengejutkan untukku ... nak," ujar Carl dingin.

Tunggu ...

'Apa aku merusak keadaan? Apa papa marah padaku?'

Setelah Carl keluar dari ruangannya, wajah Daniel tiba tiba saja tak enak di pandang.

Wajah nya tampak seakan berfikir keras. Ia sungguh tak dapat memahami kata perkata yang diucapkan oleh Carl.

Otak nya seakan buntu tak dapat berfikir jernih sedikit pun, seolah adanya pembatas yang tak dapat ia jangkau.

Beberapa kali Daniel tampak menghela nafasnya, hingga pada akhirnya ia memanggil sekretarisnya yang tak lain Jack untuk menemaninya, agar memberinya pekerjaan kembali guna dapat menghilangkan masalah nya dan perasaan bersalah dengan sang papa.

"Jack, apakah hanya segini lagi pekerjaan ku? Tak adakah pekerjaan lainnya, coba kau periksa kembali!"

Astaga!

Jack sedikit terkejut dibuatnya. Jika sebelumnya ia terkejut dengan sikap Daniel yang menurutnya terlalu lembut, kini ia terkejut akan sikap Daniel yang kembali seperti semula, bahkan lebih parah dari sebelumnya.

Workholic!

'Kurasa hanya nona yang dapat merubahnya kembali,' benak Jack dalam hati.

———

Leave a comment, and vote ...