Chereads / Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu / Chapter 17 - What Happened With Rose ?

Chapter 17 - What Happened With Rose ?

Tanpa terasa jam mulai menunjukkan pukul 09.30 PM.

Keduanya tampak asik mengobrol tak memerhatikan waktu, hingga suara deringan telefon tiba tiba memecahkan obrolan keduanya.

Jenni segera mengedarkan pandangannya dan mencari handphone yang menjadi sumber suara.

'Hah ? Sudah jam 09.00 malam ?' benak Jenni yang baru menyadari hal tersebut.

Setelah nya Jenni segera mengangkat telefon tersebut.

Terdengar suara nafas tak beraturan dengan nada bergetar yang dapat Jenni tangkap dari seberang telefon.

Jenni yang mendengar nya langsung mengerutkan dahinya bingung pasalnya ia tak dapat menangkap pembicaraan yang dikatakan oleh Mommy nya itu.

"Mom ... bisakah berbicara lebih lambat ? aku tak memahami nya ? Mommy sudah dimana ? aku menunggumu," ucap Jenni secara perlahan dan memasang telinganya baik baik respon yang di dapatkan dari Mommy nya tersebut.

Rose tampak menegukkan saliva nya dan mengeratkan handphone nya di telinganya.

"Nak ... jaga dirimu baik baik, rekam suara Mom setelah ini,"

'Apa maksud Mommy ? Mengapa Mom berkata seperti itu ? Apa yang terjadi ?'

Jenni yang merasa mulai cemas mendengar perkataan Rose tersebut, tanpa sadar kedua manik cantik Jenni kini sudah menggenang cairan bening yang tertampung dikedua kelopak maniknya.

Jujur ia takut, bahkan tak percaya dengan perkataan Mommy nya yang ia dengar tersebut.

Suara tersebut sangat terdengar bergetar dan tampak seolah sedang mencoba menekan rasa takutnya.

"Lemari besi 2 titik baju Jackflow Company"

Sebuah kalimat acak tiba tiba dilontarkan oleh Rose pada Jenni.

"Mom ? Apa maksudnya ?" tanya Jenni yang semakin bingung dibuat nya.

"Apakah kau tadi sudah merekam suara Mom ?"

"Su...-sudah Mom ? tapi aku tak mengerti ucapanmu"

"Tak apa ... suatu saat jika ada sesuatu pada Mom kau dapat memiliki tersebut ...

BRAK !!"

Terdengar suara bantingan pintu dari seberang telefon.

Dengan terburu buru Rose hanya mengatakan pada Jenni bahwa ia akan menutup telefonnya, dan jaga baik baik pesan tersebut.

Pip

"Mommy !!!"

"Hei ..., ada apa Jen ? Are you alright ?" tanya Daniel yang bingung dengan sikap Jenni yang berubah drastis setelah mendapat panggilan telefon.

Jenni tak menjawab apapun melainkan pandangannya kosong dan cairan bening dari kedua maniknya takpak turun berjatuhan.

Oh ayolah apa yang sebenarnya terjadi ?

Daniel yang tak mengerti apapun mengenai kejadian yang sedang terjadi langsung mengambil handphone Jenni dari tangannya, dan memutar suara yang sebelumnya sempat Jenni simpan.

Deg

'Apa ini ? Mengapa seperti sebuah pesan ? dan bunyi apa tadi ? Apa Nyonya Rose sedang bersembunyi sebelumnya ?' Monolog Daniel berusaha mengikuti alur pemikiran Jenni yang kini seolah sangat tertekan.

Tanpa menunggu lama atau pun menghabiskan waktu yang sia sia, Daniel segera mengambil handphone nya, dan membuat instruksi pada anak buah nya untuk mengirimkan seseorang ke kantor Rose, ibu dari Jenni berada.

Daniel yakin ada hal yang tak beres sedang terjadi pada Rose, terlebih hari sudah semakin malam, dan Rose belom juga kembali.

Setelah benar benar selesai memberikan instruksi barulah Daniel menolehkan kepalanya kembali pada Jenni, dimana posisi Jenni tak berubah sedikit pun.

"Mom ...," lirih Jenni pelan.

Sungguh hati nya terasa sakit, apalagi jika mengingat nada suara ibunya yang tampak gemetar, dan hati hati.

Daniel yang menyadari kekasih nya tersebut semakin tertekan, dengan cepat segera menarik Jenni lembut ke dalam pelukannya.

Usapan halus dan lembut Daniel berikan pada Jenni.

"Bang ... Mommy dalam bahaya ... Bang ... hiks ... bantu aku," ucap Jenni dengan sedikit terisak.

Daniel sedikit menganggukan kepalanya, dan mengeratkan pelukan Jenni padanya.

"Bersabar lah ... Bang Daniel sudah mengirimkan seseorang kesana," lirih Daniel berusaha menenangkan Jenni.

Hanya suara dengungan dan anggukan kepala pelan yang dapat Jenni lakukan pada Daniel sebagai jawaban mengiyakan perkataan Daniel yang masih merupakan logis untuknya.

'Maaf kan aku yang tak sempat berfikir bahwa ibu mu sama tak amannya denganmu,' benak Daniel.

Sebisa mungkin Daniel mengubah pandangan Jenni dan membuat Jenni merasa lebih tenang dari sebelumnya mendengar telefon dari Rose.

Ddrtt

Sebuah pesan singkat kini masuk kedalam handphone Daniel.

Daniel segera membaca pesan tersebut dengan tatapan lurus dan dingin, tanpa merubah ekspresi sedikit pun dari pesan yang ia baca.

Perlahan tanpa Jenni diketahui, Daniel segera membalas pesan yang sebetulnya sangat membuat emosinya kian memuncak.

[Urus semuanya, dan pastikan semua nya dapat dikendalikan dengan baik, jaga baik baik wanita itu, dia orang yang penting]

Setelah membalas pesan tersebut Daniel pun segera membisikkan pada Jenni bahwa ibunya sudah ditemukan dan baik baik saja, tanpa terjadi hal yang di takutkan oleh Jenni sebelumnya.

"Mommy mu tak apa apa , hanya saja sedang akan di tugaskan ke luar kota, untuk itu akan ada lembur dikantor," ucap Daniel dengan penuh pengertian.

"Kau yakin bang ? seperti nya tadi suara Mom aneh ?" tanya Jenni ragu.

Daniel menggelengkan kepalanya pelan, dan menyuruh Jenni segera kekamar nya untuk beristirahat.

Tentu saja awalnya Jenni tak setuju mengenai usulan Daniel, hanya saja setelah lama Daniel membujuk, dan mengatakan bahwa ia tak akan pulang sampai Rose kembali barulah Jenni menuruti perkataannya.

'Maaf ... aku berbohong,'

——

Leave Comment and Vote