Chereads / about is love / Chapter 49 - Bab 49 : diantara dua ‘dia’!

Chapter 49 - Bab 49 : diantara dua ‘dia’!

Dasyi masih terdiam menatap keren yang tengah fokus mengecek keadaan gadis cantik itu yang masih terdiam menatap kaca yang kini terdapat tetesan air yang mengalir di karenakn hujan gerimis.

"Dokter bagimana keadaan lady cantik ini?" Sahut dasyi bersemangat, mendengar kalimat panggilan yang di sematkan oleh dasyi membuat lisa terkejut dan menoleh sketika bahkan bola matanya seakan mengintimidasi dan mencoba mengingat.

Lady?

Itu bukn hanya sekedar panggilan tetapi itu julukan, dan terakhir kali panggilan itu di ucapkan adalah tepat sebelum tragedi pesta itu berlangsung, dan hal itu berasal dari mulut kak gina.

Ngomong ngomong soal gina? Kenapa dia sekrang menjadi skertaris malik, dan bertindak seakan tak terjadi apa pun, apa dia tidak mengingat apapun.

"Lady??" Tanya lisa langsung, sontak gerakan keren terhenti tiba tiba dan terkejut syok, sementara si pelaku dasyi mengedipkan mata binggung.

"Bukankah mereka semua memanggil mu seperti itu?" Sahut dasyi heran.

"Dasyi, hentikan omongkosong mu" sela Keren cepat saat melihat lisa seakan ingin mengajukan pertanyaan lagi.

"Dan nona, keadaan mu sekarang sudah mulai membaik, kami akan menghubungi kerabat dekatmu mengenai kesadaran mu ini" keren berucap lembut dan tersenyum hangat, membereskan peralatan medis beranjak pergi.

Tarikan di jubah dokter miliknya mampu menghentikan langkah keren dan menatap lisa binggung.

"Apa ada hal lain nya nona?" Tanya keren lagi menunggu kalimat lisa.

"Jangan beritahu mereka semua" kalimat yang lisa ucapkan itu sontak membuat keren ataupun dasyi terkejut tiba tiba.

"Kenapa nona? Saya yakin mereka semua pasti senang mendengar kabar ini" sahut keren yang mulai binggung.

"Apa orang yang memanggil ku lady itu" tak berniat menanggapi pertanyaan keren, lisa malah balik bertanya dengan topik yang lain.

"Scarla???" Mata keren terkejut dari mana lisa bisa menggenal scarla setaunya semenjak kejadian itu lisa sama sekali tak ingat siapa pun.

"Non_"

"Berhenti menutupi nya, sepandai pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga" balas lisa dengan pandangan dingin menatap keren mengintimidasi, sejak awal lisa sudah merada ada yang aneh dari dokter satu ini.

Dan benar saja setelah di telusuri ternyata dia mengetahui hal ini tapi siapa yang memberitahunya?? Setelah menyebutkan nama scarla dan ekspresinya dia dapat memahami bahwa scarla lah yang memberitahu dia.

Pandangan dasyi semakin terkejut heran, dirinya semakin tak mengerti seakan masuk kedalam dunia yang berbeda dan ini sungguh membuat dia merasa aneh sekaligus tak faham.

"Dasyi kau siapkan beberapa cairan alkohol untuk mengobati pasien vip nomor 105" perintah keren cepat.

"Saya masih memiliki beberapa hal yang ingin di bicarakan di sini" mau tak mau dasyi pun pergi meninggalkan mereka dan melaksanakan perintah yang disuruh oleh dokter keren itu.

Selepas kepergian dasyi.

Setengah jam berlalu...

"Jadi apa kau masih berniat untuk menyembunyikan ini semua dari mereka" sahut keren kemudian saat mereka bercerita, satu hal yang dia tau lisa ingin menyembunyikan kembali berita mengenai kesadaranya dengan hati hati.

"Iya"

"Tapi kenapa?" Keren tak habis fikir ini adalah berita yang sangat mereka semua tunggu sudah hampir sebulan dan sekarang perempuan cantik ini ingin merahasiakan nya.

"Ada banyak hal di dunia ini yang terlihat oleh matamu tak sesui dengan realita yang ado" ucap lisa tersenyum pelan menatap jendela yang terdapat tetesan air itu kemudian beralih lagi menap kearah keren.

Keren yang melihatnya pun tersenyum lembut.

"Tapi kau juga harus memikirkan perasaan mereka yang perduli padamu selama ini" sahut keren lembut, bola mata lisa pun menatap dengan penuh tuntutan untuk penjelasan.

"Termaksud tunangan mu, aku ingat dia setiap hari datang kesini dan mengganti bunga daisy itu setiap hari" sahut keren lembut menatap satu pot bunga yang memiliki makna khusu itu dengan hangat.

"Tunangan?! Percuma status itu ada tanpa ingatan lalu" desis lisa tersenyum miris.

"Maksudmu?" Keren yang tak faham akan kalimat yang lisa maksud.

"Tidak, bukan apa-apa, aku mau beristirahat" selanya cepat menarik selimut.

"Mungkin untuk sementara waktu walaupun kamu sudah sadar tapi keadaan mu masih tidak bisa sekuat dulu, kau membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah bulan lagi untuk rehabilitas" jelas keren cepat, mengerti akan keadaan lisa dan ingin memberikan nya waktu untuk sendiri.

"Dan besok aku harap sudah bisa mulai untuk melati kembali kaki mu untuk berjalan" sambung nya lagi, keren pun benar benara pergi.

Mata lisa menatap dalam diam pintu yang tertutup itu, berusaha dia menggerakan kakinya tetapi terlalu lemas.

"Aku harap dia mau menemani ku selama masa rehabilitas ku dan meninggalkan" sahut lisa matanya menatap takam kaca yang masih mengalir air hujan itu.

"Dia" sambungnya lagi.

Helaan nafas beratpun dirinya hembuskan bersusah paya merilekskan kembali tubuhnya dan berbaring dengan tenang.

"Bahkan hari kesadaran ku pun sangat mendukung dengn suasana hatiku yang sedang kacau" kalimat ini lisa ucapkan dengan perasaan sedih yang sulit di lukiskan.

"Ap yang sudah aku lewatkan beberapa tahun ini"

"Kakak aku mau kita berkumpul lagi, dan aku akan berusaha mewujudkan hal itu".

****

Wajah zayn terlihat lelah memandangi beberapa berkas berkas itu dengan enggan, dia masih harus pergi kerumah sakit untuk melihat keadaan lisa.

Dia begitu merindukan sosok kehadiran little girl itu.

Ketukan suara pintu terdengar tak bersahabat membuat zayn sedikit jengkel.

"Ada apa" sahut nya dingin dengan mata yang tajam, sekertaris itu pun merinding melihat hal itu.

"Mr.devinili, ada seorang nona yang mengaku sebagai ny.devinilli dan berniat untu bertemu dengan anda" sahut sekertari itu lagi sedikit takut.

Mata zayn pun menyipit tanda tak suka siapa yang mengaku ngaku sebaga istrinya saat ini, selain lisa setaunya hanya lisa yang dirinya setujui sebagai nyonya devinili tentunya sebagai calon istrinya kelak.

"Apa kau ingin karir mu berakhir sekarang juga" sahut zayn dingin, membuat sekertaris itu terkejut tak percaya.

"Tidak tuan".

"Terus kenapa kau tidak membaca artikel, selama ini aku hanya memiliki satu calon istri dan dia sekarang sedang terbaring lemah di rumah sakit, dan kau bilang ada perempuan yang mengaku sebagai calon istri ku sip__" zayn yang sudah kehabisan batas kesabaran segera mengoce sebelum seorang perempuan dengan suara mendayu datang mendekat.

"Sepertinya kau melupakan hubungan diantara kita zayn, karena terlalu asik akan permain yang kalian bikin sendiri" potongan dari perempuan yang tiba tiba datang dari mana itu membuat zayn tak habis fikir.

"Kau boleh pergi" dia pun menyuruh sekrtaris itu segera pergi meninggalakan ruangan.

"Zayn aku adalah calon istrimu, hanya aku" dengn kesal perempuan itu berucap.

"Hentikan valerie aku sedang tidak ingin bermain" sahut zayn lesu mencoba menengelamkan kembali pada pekerjaan yang ada.

"Aku harap perempuan itu tidak akan pernah kunjung sadar" mata zayn segera melotot dan menoleh menatap valerie dengan terkejut tak percaya.

"Cabut kembali kata kata mu itu" perintah zayn tegas tapi tak di hiraukan.

"Kenapa? Dia adalah menghancur dalam hubungan kita, dialah yang merebut mu dariku" valeri mengepalkan kedua tangan nya dengan geram, melihat kelakuan zayn yang lebih memihak kepada perempuan asing itu.

"Valerie... " bentak zayn sekejap.

Mampu membuat perdebatan itu usai secara paksa dan membungkam paksa mulut valerie..

Bahkan kini matanya sudah berkaca kaca.

"Kau berani membentakku?" Dengan sura bergetar valerie manatal zayn tak percaya.

"Val, aku tak bermaksud"

Dengan menyeka paksa air matanya, valerie segara beranjak keluar.

"Aku harap kau tak pernah melupakan janji diantara kita zayn"

"Aku adalah dia, dan aku sudah kembali, kau memiliki hutang kepadaku" tegsnya lagi menghilang dari balik pintu ruangan.

"Argggg..." teriak zayn kesal membanting segala berkas dokumen yang ada di ruangan nya.

"Apa yang harus akau lakukan" kesal nya lagi menjambak pelan rambutnya itu.