Chereads / Trouble Is A Friend / Chapter 6 - Karina

Chapter 6 - Karina

Karina. Malam minggu itu kata Aryo Karina sakit. Dia tidak datang ke Club. Arsen menanyakan pada Aryo juga dimana tempat tinggal Karina. Dan ternyata sangat privasi, bahkan nama Karina itu bukan nama aslinya, kesepakatakan wanita itu dengan tantenya bahwa dia tidak mau membuka privasinya. Bahkan setiap di club Karina memakai makeup tebal juga masker. Tak ada yang mengenalinya. Yang menampar kapan hari itu ternyata geremo, dia dititipkan tantenya pada geremo itu dan dia selalu membuat ulah dengan kabur dari pelanggan. Dan anehnya para pelanggan sangat menyukai wanita mungil itu.

"Apa gue nyoba pesan dia aja Yo?"

"Kamu benar-benar penasaran dengan dia? Apa kamu mengenali dia?"

"Gue yakin dia seseorang yang gue kenal. Tapi gue gak tahu dia siapa."

"Bagaimana jika Om Reza tahu kamu memesan wanita itu? tarifnya lumayan tinggi dan saya gak bisa melindungi kamu mengenai hal ini."

"Gue gak bakalan ngapa-ngapain dia Yo. Gue cuma pengen tahu aja, apa dia orang yang gue kenal atau bukan."

Aryo menggaruk tengkuknya, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia takut Papanya Arsen marah, Arsen kemana-mana harus ada yang mengawasi supaya tak berbuat aneh-aneh. Perihal Natasha, secara diam-diam Aryo memberitahu Papanya Arsen, namun dalam pantauan jika tidak berlaku aneh-aneh Papanya tidak bertindak, bahkan Papanya Arsen tersenyum ketika mendapat kabar bahwa Arsen banyak tertawa dan komunikatif ketika bersama Natasha.

"Aku tidak bisa pastikan akan baik-baik saja."

"Yo, gue yang tanggung jawab, asal Lo gak bocor kesiapapun. Dan Lo persiapin harinya, jangan bawa penjaga lain karena gue gak bisa percaya kalo mereka gak akan bocor mengenai hal ini."

Arsen keluar dari ruangan. Jika seperti ini artinya Arsen tak mau di bantah. Ia benar-benar gila, setiap malam mengingat siapa wanita itu dan mirip dengan siapa? Meskipun bermakeup tebal, tetap saja dia melihat bayangan-bayangan wajah lain di wajahnya itu.

***

Di hari minggu memang waktu yang pas untuk bermalas-malasan. Rasanya tenang sekali tidak ada yang mengganggu tidurnya. Natasha masih bergulat dibawah selimutnya, dinginnya AC membuatnya enggan keluar dari hangatnya selimut.

Cowok ini menggelengkan kepalanya ketika melihat wanita ini yang masih tertidur, dia menghampiri Natasha. Bekas merah di wajahnya telihat lagi. Arsen mengusap lembut wajah itu.

"Ssssh," ringisan kecil terdengar, sepertinya merasakan sakit ketika disentuh.

"Natasha," panggil Arsen.

"Hm…"

"Udah siang bangun, bikinin gue sarapan."

"Gue bukan isteri Lo! Bikin aja sendiri."

"Heh hari ini hari terakhir Lo jadi asisten gue, cepetan bikin sarapan. Harusnya Lo bayar udah numpang tidur disini, baju dibeliin, makanan disediain."

Natasha bangun menatap Arsen dengan mata belum sepenuhnya terbuka.

"Gak ikhlas?"

"Di dunia ini gak ada yang gratis, cepetan bikinin gue sarapan."

"Iya!"

Arsen menggelengkan kepalanya kembali, kemudian dia keluar dari kamar yang dipakai Natasha tidur. Di Apartemen ini ada dua kamar, kamar yang dipakai Natasha ini kamar tamu, orang-orang yang menginap di Apartemen akan tidur di kamar itu.

***