"Om Reza, apa kabar?" tanya Bima.
"Sibuk."
"Sibuk juga buat Lo kali. Tante Tira?"
"Gue gak butuh sibuknya mereka, gue butuh merekanya."
"Cari cewek makanya, biar ada yang perhatiin Lo. Apa-apa gue mulu yang di ajak ketemu."
"Jadi Lo gak mau di ajak ketemu? Yaudah pulang aja sana."
"Jangan dong. Lumayan gue disini gratisan."
"Brengsek."
Di perjalanan menuju ruang VIP itu tiba-tiba Arsen melihat seorang wanita yang berlari seperti ketakutan. Dan sepertinya Arsen tahu siapa wanita itu.
"Kenapa?"
"Ah enggak."
***
Arsen masih penasaran dengan wanita itu. Ia seperti kenal dengan wanita yang berlari tadi. Yang menjadi pernyataan kenapa berlari?
"Bim gue keluar dulu. Lo kalau mau minum tinggal nyuruh aja ke pelayan."
"Gue kebawah aja dah dari pada Lo lama."
"Yaudah terserah aja lah."
Sedari tadi Arsen memang tak fokus ia masih saja memikirkan siapa wanita itu. Dari kejauhan Arsen melihat sosok wanita itu. Rambutnya acak-acakan, sebuah tamparan sangat terlihat di depan matanya. Bajunya sangat tak beraturan seperti telah di rusak. Melihatnya membuat Arsen meringgis.
"Siapa mereka?" Arsen segera memotretnya, ia akan mencari tahu siapa wanita menyedihkan itu. dan kenapa dia seperti itu.
"Gue tunggu besok pagi laporannya," ucap Arsen kepada seseorang disebrang sana. Dari perawakannya Arsen seperti mengenali namun dia menepisnya karena mana mungkin orang itu dia.
***
Arsen masih bergulat di bawah selimut, pagi-pagi ini dia benar-benar mengantuk. Bagaimana tidak, dia semalaman tak bisa tidur memikirkan siapa wanita itu sampai tadi pukul empat pagi dia baru bisa tidur. Suara ketukan dari luar sama sekali tak membuatnya bangun.
"Arseeen…" suara teriakan cewek itu membuat Arsen sedikit membuka matanya. Suara cempreng itu membuat dia sedikit terganggu.
"Lo gak sekolah?" tanya cewek itu. Pagi sekali dia harus ke apartemen Arsen meskipun masih ngantuk.
"Gue ngantuk, jangan ganggu gue."
"Tau gitu gue langsung kesekolah. Mana udah telat lagi," gerutu Natasha.
"Lo dianterin penjaga gue, nanti gue yang bilang supaya gak ngehukum Lo," ucap Arsen dengan suara seraknya.
"Mobil gue?"
"Simpen disini, pulangnya Lo ke Apartemen gue."
"Enak banget yah Lo tinggal nyuruh-nyuruh aja."
"Udah sana pergi!" usir Arsen.
***
"Karina?"
"Iya tuan, namanya Karina. Menurut data yang saya dapat dia selalu kabur ketika ada pelanggan."
"Terus kenapa dia jadi jalang kalau gak mau?" tanya Arsen tanpa memperdulikan bahasa yang digunakannya.
"Saya sempat menanyakan juga hal itu, dia masih sekolah SMU dan dia dipaksa tantenya untuk melakukan itu. Kedua orang tuanya sudah tidak ada dan semua harta milik Karina di ambil alih tantenya. Perusahaannya pun bangkrut karena suami dari tantenya tertipu, dan Karina dijadikan sumber uang dengan cara menjualnya kepada para pengusaha itu. tapi biasanya ada janji terlebih dahulu."
"Apa Lo tahu dia akan ke club lagi kapan?"
"Malam minggu di minggu ini biasanya dia selalu ada."
"Oke, Lo boleh pergi."
Sepenasaran itu Arsen terhadap wanita itu. Ia merasa ia harus mengetahui wanita itu.
***
Semoga suka sama ceritanya.
Author Rima.