Chereads / Trouble Is A Friend / Chapter 5 - Malam Minggu

Chapter 5 - Malam Minggu

PLAKK

Sebuah tamparan keras dari seseorang yang biasa menamparnya. Rasa sakit itu tiba-tiba hilang begitu saja, mungkin karena terlalu sering.

"Keluar Lo dari rumah ini, malam ini Lo tidur diluar. Gak tahu diuntung, udah di urus juga."

"Tapi ini rumah aku."

"Heh, selama ini gue ngurus Lo. Rumah ini aja gak cukup buat bayar kebaikan gue, Lo pilih mala mini tidur diluar atau Lo kerja?"

Natasha menghela napasnya, ia memilih untuk tidur diluar ari pada harus kerja malam. Ia segera keluar dari rumahnya.

Natasha mengeluarkan mobil kesayangannya. Ia mungkin akan tidur di mobil untuk malam ini. Ia tak mungkin menghubungi Nindy untuk ikut tidur dirumahnya, ia akan menanyakan kenapa ada apa dengan Natasha.

"Apa gue tidur di Apartemen Arsen aja? Besok hari terakhir perjanjian kita, setidaknya gue ada alasan ke Arsen kenapa nginep di Apartemennya."

Ide bagus, dia segera menghubungi Arsen. Beberapa kali sempat tak di jawab Arsen. ia dengan sabar menunggu jawaban telpon dari Arsen.

"Kenapa?" tanya Arsen tanpa busa-basi.

"Boleh gak gue nginep di Apartemen Lo?" tanya Natasha hati-hati.

"Ngapain? Lo juga punya rumah kan? Apa sekarang Lo tertarik sama gue dan Lo berniat ngejar-ngejar gue?"

"Gak usah GR, kalo gak boleh yaudah gak usah ngomong aneh-aneh," Natasha segera mematikan sambungan telponnya.

Sampai pada tengah malam Natasha benar-benar tak bisa tidur. Ia was-was untuk tidur. Jalanan sepi dan hanya satu mobil yang terparkir dipinggir jalan.

Suara telpon membuyarkan lamunanya.

Arsen Manja.

Ia segera mengangkat telpon itu.

"Apa?"

"Lo lagi dimana?"

"Diluar."

"Ke Apartemen gue sekarang."

"Ngapain? Udah tertarik sama gue?" nada bicaranya sedikit menyindir.

"Lo asisten gue, gue berhak nyuruh-nyuruh Lo."

"Iya…iya tuan. Saya akan segera kesana, iwyuhhh," ucap Natasha sedikit jijik berbicara seperti itu pada Arsen.

Sampai di Apartemen Arsen, Natasha bertemu Aryo di lobi.

"Eh Yo, dari mana?"

"Eh mba, ada kerjaan diluar. Mau ke Tuan Arsen?"

"Kaku banget sih, biasanya juga manggil gue Natasha. Manggil Arsen aja biasanya Arsen deh."

Aryo tersenyum, "saya harus professional mba, ada yang lain juga gak enak."

Natasha mengangguk-angguk mengerti. Kemudian Aryo mempersilahkan Natashna untuk lebih dulu jalan di depan.

Sampai di Apartemen, Arsen melirik kedua orang yang bersamaan muncul dihadapannya saat membuka pintu.

"Yo, lo keruangan gue. Kita ngomong disana."

Natasha melirik Aryo yang benar-benar patuh pada Arsen. Padahal Arsen lebih seru dibangkang di banding di turuti. Selama seminggu ini Natasha berlaku seenaknya pada Arsen, di sekolah Arsen harus menunggu Natasha yang sedang berkumpul untuk Olimpiade dan Arsen di ancam jika tak menunggunya. Jika Arsen lebih dulu pulang tanpa menunggu dirinya dia tidak akan datang ke apartemen dan bilang pada orang tua Arsen, bahwa selama ini Arsen memperbudaknya. Dan saksinya adalah para penjaga itu juga guru-guru yang ada di sekolah. Arsen menurut saja, padahal dia bisa melakukan hal gila, namun Arsen merasa menunggu Natasha bukan hal yang mengganggunya atau membuatnya tak nyaman. Ketika Natasha selesai dan masuk mobilnya, dia akan melihat senyum Natasha dan sampai Apartemen dia akan memakan masakan Natasha juga yang terkadang disuapi Natasha ketika dia tak nafsu makan.

"Lo kenapa diluar? Aryo liat mobil Lo dipinggir jalan."

"Gue…"

"Lo jawab jujur, atau gue macem-macemin Lo."

"Ih nyesel gue kesini."

Arsen menutup mematikan lampu Apartemen dengan sekali ketuk system di ponselnya. Natasha panic seketika.

"Nyalain lampunya Arsen!"

"Ngomong jujur dulu, apa yang terjadi sama Lo."

"Gue…gue diusir sama tante gue."

Arsen menyalakan kembali lampunya, itu membuat Natasha lega seketika.

"Kok Lo bisa diusir sama tante Lo? Lo buat masalah?"

"Gue gak bisa cerita sama Lo sama apa yang terjadi. Boleh yah gue nginep disini, besok hari terakhir gue jadi asisten Lo. Setidaknya gue bisa tidur di apartemen mewah milik majikan gue."

Arsen mengacak rambut Natasha. Membuat Natasha menyingkirkan tangan itu, ia akan selalu ingat masalah terindah dalam hidupnya. Menjadi Asisten Arsen, sangat menyenangkan. Rasanya ia terbebas dari masalah besar dirumahnya. Arsen meskipun otoriter dan selalu menanyakan apa yang terjadi padanya, dia tak menuntut Natasha harus memberi tahu semuanya. Bahkan Arsen tak mempertanyakan lebih lanjut masalah mala mini, entah dia tak peduli atau tak mau membuat Natasha tak nyaman.

***