Thian Lan terus mengikuti langkah Li Mei yang membuat nya gerah. Ingin sekali Li Mei usir tapi ini belum saatnya dia bertindak. Li Mei hanya bisa mendengus kesal.
Dari arah Kediaman Pangeran Zhu Jian, keluar seseorang dan menghampiri mereka.
"Putri Li Mei dan Adik Thian Lan, sedang apa kalian malam-malam disini?". Tanya Zhu Jian dengan tatapan dingin tertuju pada Li Mei. Seolah dia telah menciduk dua pasangan yang tidak seharusnya bersama.
Li Mei menunduk, "Maafkan aku Pangeran Zhu Jian. Aku tidak tahu kalau adik Pangeran mengikuti di belakangku, sungguh aku tidak bermaksud…".
Belum selesai Li Mei memberi alasan Zhu Jian langsung memeluknya didepan Thian Lan. "Permaisuri ku.. Apa seperti ini caramu membalas ku? Kamu kabur dariku dan sekarang justru berduaan dengan adikku?. Apa kamu sadar.. Kamu baru saja terjebak permaiananmu sendiri". Bisik Zhu Jian.
Thian Lan mendengus kesal dengan tangan mengepal melihat kemesraan yang mereka perlihatkan didepannya. Dia memilih pergi dari pada terus menjadi penonton kemesraan mereka.
Li Mei dan Zhu Jian hanya bisa menahan tawa melihat kemarahan dan kekesalan yang di tunjukkan Thailand Lan.
"Tuanku.. Jangan seperti ini, masih ada adik Tuan yang melihat disana. Tidak seharusnya Tuan bersikap seperti ini ". Kata Lian Mei lembut.
"Berhentilah bersikap lemah lembut seperti itu permaisuri ku. Aku lebih suka dirimu yang liar dan bertenaga". Bisik Zhu Jan.
Zhu Jian yang melihat wajah indah Li Mei karena terpaan sinar rembulan membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak menggoda nya.
Tatapan yang ditunjukkan Zhu Jian membuat Li Mei sadar bahwa apa yang akan di lakukan Zhu Jian selanjutnya bukanlah hal menguntungkan bagi dirinya. Dengan cepat Li Mei mendorong Zhu Jian dan pergi menghindar darinya.
Zhu Jian hanya bisa tersenyum licik dengan sikap calon permaisuri nya itu. "Sayang.. Sampai kapan kamu akan kabur dariku?". Gumam Zhu Jian.
Zhu Jian berjalan mengikuti Li Mei hingga tepat di depan kediaman Li Mei. Disana sudah ada penjaga dan Kakak Hao Cheng. Zhu Jian tidak perduli dengan Hao Cheng yang terus memperhatikannya dan terus mengejar Li Mei sampai kedalam kamarnya.
"Mau sampai kapan menghindar? Apa kamu tahu.. Semakin kamu liar, aku semakin suka". Kata Zhu Jian perlahan mendekati Li Mei.
"Tuanku.. Apa kamu fikir dengan terus mengikutiku kamu akan mendapatkan ku? Ingatlah.. Aku adalah Li Mei, yang bisa melakukan banyak hal untuk bisa mencapai apa yang di inginkan nya". Kata Li Mei, dia sudah terpojok di sudut kamar.
"Tentu saja.. Kalau kamu bukan wanita yang menarik. Aku tidak mungkin tertarik padamu". Balas Zhu Jian.
Ada sepenggal perkataan Zhu Jian yang mengusik fikiran nya. "Tertarik?. Apa maksudmu?".
"Aku adalah putra Mahkota Kerajaan Huanran. Mudah bagiku memiliki banyak wanita, tapi tidak ada diantara mereka yang liar seperti dirimu". Kata Zhu Jian berjalan mendekat dan menangkap Li Mei dalam pelukannya. "Kena kau sekarang".
Zhu Jian memandang Li Mei dalam, seakan angan nya membawa Zhu Jian pada Wanita bercadar yang pernah menolongnya.
'Jelas sekali kalau mata ini adalah mata yang pernah aku lihat. Wanita bercadar dan Li Mei, kalian adalah orang yang sama bukan?'. Kata Zhu Jian dalam hati.
Zhu Jian yang memperhatikan Li Mei menjadikan dirinya tidak waspada dengan apa yang akan di perbuat Li Mei.
"Oh.. Jadi Tuanku tertarik padaku karena aku terlihat liar? Apa perlu aku tunjukkan keliaranku padamu Tuan?". Kata Li Mei.
Dengan sekuat tenaga Li menendang Zhu Jian tepat di bagian bawah perut. Sontak Zhu Jian melepas pelukannya meringis kesakitan.
"Aaargh.. Kamu berani melakukan ini padaku?. Baik.. Baik.. Malam ini aku akan mengalah, tapi jangan lupa, besok adalah hari pernikahan kita. Dan aku pasti tidak akan melepaskanmu. Selamat malam Permaisuri ku"
Zhu Jian keluar dengan menahan sakit yang masih terasa akibat tendangan Li Mei.
Li Mei tertawa setelah Zhu Jian pergi. Dia teringat wajah jelek Zhu Jian saat menahan sakit karena bagian pria nya Li Mei tendang.
"Pffft… Anggap itu sebagai balasan karena terus saja menggoda ku. Arrrgh.. Tapi mengingat aku besok menikah dengannya benar-benar seperti mimpi. Gara-gara Pangeran brengsek itu aku seharian tidak berkultivasi. Lebih baik aku istirahat untuk memulihkan tenagaku. Percaya atau tidak hari esok pasti akan ada hal yang lebih melelahkan dan merepotkan dari hari ini". Li Mei merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Satu jam telah berlalu, namun Li Mei masih belum bisa memejamkan matanya. "Ada apa sebenarnya dengan diriku ini?. Apa sebaiknya aku berkultivasi agar fikiran ku menjadi tenang. Zhu Jian sialan, dia terus saja mengganggu fikiranku".
Li Mei beranjak dari tidurnya, dia duduk bersilang dan mulai berkultivasi. Disaat Li Mei mulai tenang, tiba-tiba saja bayangan Zhu Jian yang sedang menciumnya terlintas di fikiran nya.
"Zhu Jian sialan…! Mengapa kau mengganggu bahkan saat aku berkultivasi?". Gumam Li Mei dengan mendengus kesal.
Ling Ling yang melihat dari ruangan lain hanya bisa tersenyum menahan tawa karena tingkah putrinya itu.