"Shifu, dari awal pernikahan kami hanya sebatas kesepakatan. Walau aku menunggu sekalipun dia tidak mungkin menemuiku di malam pernikahan kami". Li Mei berbicara dengan wajah kekecewaan, membuat Shifunya memeluk untuk menenangkannya.
"Li Mei, apakah kamu kecewa karena akhirnya Zhu Jian tidak menemuimu di malam pernikahan kalian?".
"Shifu, mengapa aku jadi begitu cengeng didepanmu?. Andai Shifu ada di dunia ini, mungkin aku sudah jatuh hati padamu". Canda Li Mei. Karena memang Shifu Jiang Wangzhi terlihat begitu muda dan terlihat seumuran dengan pangeran Zhu Jian. Wajahnya yang tampan dan terlihat tenang membuat siapa saja yang melihatnya tidak menyangka kalau umurnya sudah ribuan tahun.
"Apa yang kamu katakan Li Mei, aku hanya sebuah roh tanpa raga. Tapi aku masih memiliki naluri, hati nurani dan perasaan. Jika kamu merasa membutuhkan seseorang untuk menemanimu datanglah kemari".
"Shifu.. ". Li Mei mengangkat wajahnya dan memperhatikan wajah Shifunya yang terlihat pucat.
"Jangan memasang wajah menyedihkan seperti itu. Kamu adalah putri pedang, pantang bagimu untuk merasa sedih karena hal seperti ini. Kembalilah Mei, Sekarang bukanlah waktu yang tepat untukmu menemuiku".
"Baiklah Shifu, aku akan pergi dari sini. Tapi aku tidak akan kembali ke kamarnya sebelum dia memberi penjelasan sejelas-jelasnya. Aku pamit Shifu".
Roh Li Mei kembali ke raganya, dia beranjak dari tempatnya dan mengganti baju pernikahannya lalu pergi dari mansion untuk menyusuri tempat disekitar Mansion Pangeran Zhu Jian. Sifat Li Mei yang penasaran dengan apa yang dilakukan Zhu Jian membawanya pergi untuk mencari dimana Zhu Jian berada.
"Awas saja kalau ketemu nanti, aku cingcang habis kau jadi daging asap. Biar ku makan sekalian dagingmu. Berani sekali dia mempermainkanku!!!". Kata Li Mei geram.
Li Mei melonpat dari satu arah kearah yang lain membawa pedangnya. Tepat tidak jauh dari taman di Mansion Pangeran pertama Li Mei melihat Zhu Jian sedang duduk bersama wanita. Wanita itu tampak cantik dan anggun serta merta membuat Li Mei memandang dirinya sendiri. Dari kejauhan Li Mei terus memperhatikan mereka dengan geram,
"Kenapa aku menjadi pengintip seperti ini?. Melihat suami bermesraan dengan wanita lain bukanlah gayaku, Lebih baik aku pergi. Percuma juga aku mengkhawatirkan nya. Aku benar-benar sudah gila". Gumam Li Mei.
Belum satu langkah Li Mei beranjak dari tempat persembunyiannya, dia melihat ada musuh di balik bayang-bayang menggunakan jarum beracun yang mengarah ke Zhu Jian.
"Celaka.. Aku harus cepat menolongnya". Dengan cepat Li Mei memakai cadar dan melompat menangkis jarum beracum dengan pedangnya.
Srhasssh…
Tapi rupanya Li Mei kalah cepat dan jarum itu sempat mengenai pergelangan lengan Li Mei. "Keluar kalian..! Aku tahu kalian bersembunyi di sekitar sini. Apa perlu aku memaksa kalian untuk keluar!?". Gertak Li Mei.
Zhu Jian dari awal memang mengetahui ada musuh yang mengincarnya, dan mencoba untuk tetap diam sampai mereka membuat pergerakan yang nyata. . Tapi tidak disangka justru ada orang lain yang datang dan membuat rencananya gagal. 'Bagaimanapun juga, dia telah menolongku. Aku tahu dia begitu gegabah dengan muncul secara tiba-tiba. Tapi sekarang bukanlah saat yang tepat untuk membahas itu'. Batin Zhu Jian.
Dia langsung mengambil pedangnya menghampiri Li mei dengan terus memegang tangan wanita yang sedang bersamanya. "Ini kedua kalinya kamu menyelamatkanku. Apa kamu sungguh-sungguh bukan orang yang ku kenal? ".
Zhu Jian baru menyadari bahwa lengan Li Mei terluka dan wajahnya berubah cemas. "Lenganmu terluka, biar aku lihat". Zhu Jian memegang pergelangan tangan Li Mei, namun dengan cepat Li Mei menghempaskannya.
"Masih ada musuh yang bersembunyi, lebih baik kamu urus saja wanitamu. Aku akan pergi mengejar mereka". Li Mei melompat ke atas pohon besar untuk melihat kearah mana musuh pergi.
Disisi lain Zhu Jian melepas tangan wanita yang sedang bersamanya. "Shu Yan, maafkan aku. Kamu kembalilah, ini sudah malam. Aku harus membantunya karena dia pernah menolongku waktu itu".
Wanita yang bernama Shu Yan menggenggam tangan Zhu Jian dan memperlihatkan wajah kecewanya. "Zhu Jian, baiklah.. Kamu pergilah selamatkan orang yang pernah menolongmu. Aku akan tetap disini sampai kamu kembali. Apapun yang terjadi, aku akan tetap mencintaimu dan menunggumu".
"Jangan keras kepala, kembalilah. Keselamatanmu adalah hal terpenting saat ini".
Zhu Jian adalah seorang Petarung tingkat sembilan, yang berarti sudah melewati tahap terakhir inti bumi. Di dalam dunia persilatan, Zhu Jian adalah salah satu jenius di Negara Huanran. Akhirnya dia mempelajari Ilmu bela diri terlarang, namun karena faktor tertentu dia tidak bisa mengendalikan kekuatan itu dan akhirnya dia menyegel kekuatannya hingga mencapai batasnya. Namun demi menyelamatkan wanita bercadar, Zhu Jian membuka segel kekuatannya. Dan membuat auranya terlihat begitu mematikan.
Zhu Jian pergi menyusul ke dalam hutan untuk membantu wanita bercadar. Zhu Jian yang tahu wanita bercadar (Li Mei) terluka dalam akibat racum merasa cemas. Zhu Jian menyusuri setiap hutan, dan Dari kejauhan Zhu Jian mendengar suara pertarungan. Dengan cepat Zhu Jian menuju tempat pertarungan.
Setibanya di sebuah tanah lapang, Zhu Jian melihat wanita bercadar di kepung oleh para petarung tingkat tinggi. Dia langsung melompat dan mendarat tepat di samping Li Mei yang setengah sadar karena racun yang sudah menyebar.
"Nona bercadar, apakah kamu baik-baik saja?". Tanya Zhu Jian.
Li Mei kaget melihat Zhu Jian yang tiba-tiba datang. Li mei yang melihat tatapan mematikan Zhu Jian merasa bahwa orang yang didepannya bukanlah suaminya. "Apa tampangku terlihat baik-baik saja saat ini? Lebih baik kita menyelesaikan ini secepatnya atau aku tidak bisa bertahan sampai matahari terbit tiba". Li Mei mulai kehilangan keseimbangan. Tubuhnya terasa berat dan kaku.
"Nona kamu pergilah sejauh mungkin, biar aku yang menyelesaikan ini. Racun di dalam tubuhmu sudah menyebar. Jika kamu teruskan bertarung maka racun itu akan cepat menggerogoti tubuhmu. Jujur saja, aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi padaku nantinya jika tidak bisa mengendalikan kekuatan ini, mungkin saja aku akan membunuh siapapun yang ada disampingku. Jadi pergilah sejauh mungkin dari sisiku".
Li Mei berjalan mundur, hatinya terus bertanya ada apa dengan Zhu Jian sebenarnya. 'Apakah selama ini Zhu Jian menekan kekuatannya? Mengapa dia mengatakan itu? '.